15.6.20

“PENGARUH CUACA DAN IKLIM SAAT PANDEMI PENYAKIT”

LOMBA ESSAY TINGKAT NASIONAL

JUDUL ESSAY
“PENGARUH CUACA DAN IKLIM SAAT PANDEMI PENYAKIT”

Di susun Oleh : 
M. Riand Purwadianata
NIM : 15.310.420.1118

 

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA


PENGARUH CUACA DAN IKLIM SAAT PANDEMI PENYAKIT
Cuaca merupakan keadaan udara pada suatu tempat dan pada waktu tertentu. Keadaan cuaca selalu berubah-ubah disetiap daerah. Ada yang kemarau, ada yang dingin, ada yang mendung, hujan dan sebagainya. Keadaan cuaca dipengaruhi oleh tiga unsur yaitu matahari, angin dan air. Matahari dapat menghasilkan energi yang dapat mengendalikan air. Angin membawa awan dan bergerak menuju tempat yang lebih tinggi sambil membawa uap air sehingga terjadi hujan.
Pengaruh Cuaca Terhadap Kehidupan Manusia itu sangat berpengaruh. Seperti halnya, pada saat musim penghujan, udara banyak mengandung uap air dan cahaya matahari tidak akan terasa karena adanya air hujan.
Iklim merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bagaimanapun juga iklim dan juga cuaca sangat begitu dekat dengan manusia, meskipun ada perbedaan cuaca dan iklim sendiri.
Iklim dan cuaca juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Banyak penyakit yang muncul di cuaca tertentu. Sebagai contoh adalah penyakit yang disebarkan oleh nyamuk seperti demam berdarah dan malaria. Seperti yang kita tahu bahwa nyamuk berkembang biak pada genangan air yang banyak ditemukan ketika musim hujan. Dengan demikian penyakit yang sejenis ini akan banyak berkembang ketika musim hujan. Lalu ada pula penyakit yang datangnya ketika musim kemarau atau panas, seperti gangguan tenggorokan, panas dalam dan lain sebagainya.
Pada saat ini terdapat permasalahan adanya penyebaran virus corona atau covid-19 yang berpotensi dapat menyebar, menular, dan mewabah di setiap tempat. Berdasarkan hal tersebut, semua pihak termasuk setiap lembaga usaha harus mengantisipasi kemungkinan terjadinya pandemi covid-19 secara serius dan tepat serta meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit tersebut.
Pandemi covid-19 merupakan ancaman yang nyata dan perlu diantisipasi. Covid-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan dengan gejala demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, sesak napas, letih, dan lesu. Pada kasus berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, hingga kematian.
Penelitian Chen et. al. (2020) dan Sajadi et. al. (2020) menyatakan bahwa kondisi udara ideal untuk virus corona adalah temperatur sekitar 8-10° C dan kelembapan 60-90%. Artinya dalam lingkungan terbuka yang memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi merupakan kondisi llingkungan yang kurang ideal untuk penyebaran kasus COVID-19. Para peneliti itu menyimpulkan bahwa kombinasi dari temperatur, kelembapan relatif cukup memiliki pengaruh dalam penyebaran transmisi COVID-19.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi Covid-19. Oleh sebab itu, upaya pengendalian yang dapat dilakukan dalam waktu singkat adalah melakukan kesiapsiagaan. Langkah kesiapsiagaan yang dilakukan tidak lepas dari prinsip penanggulangan wabah, yaitu pada fase pencegahan, fase deteksi, dan fase respons. Pertama, fase pencegahan, untuk mengoptimalkan fase pencegahan, perlu dilakukan upaya lainnya seperti : mendirikan posko pencegahan Covid-19, meningkatkan Komunikasi, Edukasi dan Informasi (KIE) terkait virus tersebut agar tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat akibat terpapar informasi yang tidak benar, membangun paradigma positif antarpemangku kepentingan, dan proaktif dalam membangun kesadaran publik sehingga ikut bergerak dalam upaya antisipasi penyebaran Covid-19.
Kedua, fase deteksi yang dapat dilakukan dengan sistem surveilans epidemiologi secara rutin dan berkala.Kesiapsiagaan yang sudah dilakukan Indonesia pada fase deteksi antara lain memasang termoscanner di 135 pintu keluar masuk negara seperti pelabuhan, bandar udara, maupun pos lintas batas darat negara, melakukan observasi kepada WNI setelah melakukan perjalanan dari China dengan cara melakukan karantina selama 14 hari masa inkubasi virus, memberikan kartu kewaspadaan kesehatan, dan melakukan uji laboratorium terhadap orang yang diduga suspect.
Ketiga, fase respons. Fase ini dilakukan apabila suatu negara sudah terdampak wabah. Oleh karena itu, hingga saat ini kesiapsiagaan Indonesia masih berada pada fase pecegahan dan deteksi (Tirto.id, 14 Januari 2020).






KESIMPULAN

Iklim dan cuaca juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia. Banyak penyakit yang muncul di cuaca tertentu. penyakit yang sejenis ini akan banyak berkembang ketika musim hujan. Lalu ada pula penyakit yang datangnya ketika musim kemarau atau panas, seperti gangguan tenggorokan, panas dalam dan lain sebagainya.
Terjadinya wabah Covid-19 di China dan kemudian menjadi pandemi memberikan pelajaran terhadap kesigapan berbagai negara. perlu adanya peningkatan kesiapsiagaan apabila kasus serupa muncul di Indonesia. Kesiapsiagaan yang dilakukan sejauh ini belum sepenuhnya optimal. Agar lebih optimal perlu peningkatan KIE dan kerja sama lintas sektor. DPR perlu mengawasi langkah-langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi wabah Covid-19.


SARAN
1. Ketidakpastian cuaca masa depan sangat tinggi, sehingga disarankan mengimplementasikan strategi adaptasi perubahan cuaca.
2. Disarankan jika tidak ada kepentingan, jangan keluar rumah ,ikuti anjuran dari pemerintah akan memutus rantai virus.




DAFTAR PUSTAKA

“Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report-15”, 4 Februari 2020, https://www.who.int/docs/ default-source/coronaviruse/ situation-report/20200204-sitrep-15-ncov.pdf?sfvrsn=88fe8ad6_2, diakses 14 Arpil 2020.
“Membaca Penyebaraan Agresif Virus Corona”, 14 januari 2020, https:// tirto.id/membaca-penyebaranagresif-virus-corona-evBY, diakses 14 April 2020.

“Kementerian Kesehatan Tegaskan Belum Ada Kasus di Indonesia”, Suara Pembaruan, 27 Januari 2020, hal. 12.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 14 April 2020.
https://www.persi.or.id/images/2020/data/pedoman_kesiapsiagaan_covid19.pdf,diakses 14 Februari 2020.

Putratama, R. (2020). Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Pandemi COVID-19. https://www.bmkg.go.id/press-release/?p=pengaruh-cuaca-dan-iklim-terhadap-pandemi-covid-19&tag=press-release&lang=ID.





0 komentar:

Posting Komentar