13.6.20

OFF-SITE TRAINING METHODS : APAKAH EFEKTIF METODE SEMINAR DALAM SUATU PELATIHAN ?

Ujian Akhir Semester Psikologi Industri & Organisasi
Semester Genap 2019/2020
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.



Poppy Intan Permatasari
19310410013
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Di dalam dunia kerja kita selalu mendengar istilah pelatihan kerja (training). Pelatihan kerja banyak digunakan perusahaan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. Memiliki karyawan yang berpotensi tidak menjamin bahwa karyawan tersebut dapat berhasil melakukan pekerjaannya (Simamora,2004). Karyawan harus mengetahui dan memahami serta menguasai tugasnya dengan baik sesuai dengan keinginan perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Guna meningkatkan potensi kerja karyawan maka perusahaan memerlukan suatu pelatihan kerja bagi karyawannya.
 Menurut Mathis dan Jackson (2010:250) pelatihan merupakan proses dimana seorang karyawan memperoleh kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Pelatihan akan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang spesifik dan sesuai pada karyawan yang nantinya dapat diidentifikasi untuk digunakan dalam pekerjaan mereka disaat itu juga. Sikula dalam Mangkunegara (2013:44) juga menyatakan bahwa kegiatan pelatihan merupakan suatu proses pendidikan dalam jangka waktu yang pendek dengan mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir dimana karyawan non-manajerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis dalam tujuan terbatas.

(Sumber gambar : Karyaone.com)
Dalam implementasinya pada sebuah perusahaan, pelatihan merupakan hal yang penting karena membantu karyawan dalam memperbaiki kemampuan dan pengetahuan yang dimilikinya serta berpengaruh terhadap keberhasilan pekerjaannya. Oleh karena itu, bermacam-macam metode pelatihan yang dapat digunakan oleh perusahaan. Salah satu metodenya adalah Off-Site Methods. Off-Site Methods adalah metode pelatihan dengan menggunakan situasi di luar lokasi pekerjaan. Umumnya digunakan apabila target yang perlu dicapai banyak. Metode ini salah satunya yang sering digunakan atau sudah tidak lazim lagi adalah seminar.
Seminar merupakan sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik tertentu dengan memecahkan suatu permasalahan. Seminar ini biasanya diselenggarakan oleh perguruan tinggi maupun suatu organisasi dan terdapat sesi tanya jawab serta diskusi. Tujuan dari seminar bagi karyawan sendiri yaitu :
1. Untuk memberikan inspirasi kepada peserta seminar dalam meraih karir yang lebih baik    di perusahaan.
2.  Untuk memotivasi peserta seminar agar mampu menjalankan pekerjaan dengan efektif dan profesional.
3. Untuk membuka gembok pemikiran karyawan agar masih ada waktu untuk memperbaiki diri menjadi karyawan yang berkualitas.
4. Untuk mendorong peserta agar menjadi karyawan yang efektif dan senantiasa bekerja dengan benar dan amanah.

(Sumber gambar : cvdior.com)
Ada beberapa persoalan yang sering terjadi di dalam sebuah seminar yang dilakukan oleh sebuah organisasi. Pertama, penjadwalan acara yang tidak sesuai dan jalannya acara juga diluar schedule yang sudah dibuat. Hal ini bisa saja terjadi karena ada beberapa hal yang mepet dan juga terjadi di luar rencana waktu yang sudah ditetapkan. Kesalahan yang paling dikhawatirkan oleh ialah ada beberapa peserta yang tidak mendapatkan tempat duduk. Jangan sampai hal ini terjadi sebagai kesalahan yang sering terjadi ketika mengadakan seminar. Kesalahan yang tidak kalah penting untuk diperhatikan ialah ketersediaan peralatan yang mendukung acara seperti mic yang bagus, loudspeaker, dekorasi panggung dan lainya. Serta kesalahan terahir yaitu peserta seminar yang merasa bosan ataupun mengantuk dengan pemaparan seminar yang monoton hanya kepada tulisan saja.
(sumber gambar : blogspot.com)
Solusi ataupun hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi permasalahan yang sering terjadi di dalam seminar yaitu pastikan penjadwalan atau waktu seminar ditentukan semaksimal mungkin sebelum acara dilaksanakan. Misalnya, 2-3 jam sebelum seminar dimulai para panitia harus memperiapkan semuanya semaksimal mungkin. Cara mengatasi peserta yang tidak kebagian tempat duduk yaitu panitia seharusnya lebih selektif atau antisipasi dengan menyediakan tempat duduk yang lebih dari kuota yang diduga. Kita tidak tau semuanya akan terjadi secara dadakan. Jadi lebih baik antisapsi terlebih dahalu.
Solusi untuk ketersediaan alat pendukung seperti speaker,mic,dll, seharusnya panitia menyiapkan peralatan cadangan sewaktu-waktu takut terjadi kendala yang tidak diinginkan. Seperti halnya dengan tempat duduk tersebut, tidak ada salahnya antisipasi harus selalu dilakuan. Dan yang terahir peserta bosan dalam seminar itu hal yang sering terjadi dan hal yang wajar karena dalam memperesentasikan seminar seharusnya tidak hanya dengan tulisan saja perlu dimodifikasi dengan video maupun visual lain yang menarik peserta seminar.
                                           (Sumber gambar: apriliantas.com)
Tetapi dengan hal ini karyawan harus memanfaatkan kegiatan seminar yang diselenggarakan oleh sebuah perusahaan ataupun organisasi. Bukan hanya sekedar menambah pengetahuan saja, banyak hal yang bisa karyawan atau peserta seminar ambil dari sebuah seminar. Seminar sendiri bisa dijadikan untuk meningkatkan kemampuan dalam hal menganalisis suatu permasalahan. Serta menambah wawasan guna meningkatkan potensi kerjanya dengan kemajuan di masa yang akan datang.
Metode pelatihan dengan cara seminar ini sangat efektif bahkan hampir seluruh perusahaan mengimplementasian metode ini. Hal ini untuk menambah pengalaman karyawan tentang pengetahuan yang belum diketahui demi meningkatkan keterampilan ataupun potensi kerjanya. Dengan begitu karyawan mudah untuk menjadi orang yang lebih kreatif dalam sebuah organisasi tanpa melanggar peraturan (Shinta, 2017). Serta dengan biaya yang tidak terlalu mahal dan bisa dilakukan kepada karyawan secara klasikal. Problem permasalahan pun akan dibahas secara tuntas ataupun menyeluruh, sehingga karyawan akan diajak untuk berpikir kritis dengan waktu yang cukup untuk membahas sebuah persoalan.



Daftar Pustaka :
Gintings, Abdorrakhman. (2011). Esensi Praktis Manajemen Pendidikan dan    Pelatihan. Bandung : Humaniora.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Mathis, Robert L. dan Jackson John H. 2010. Human Resource Management. Edisi Tigabelas, USA: South-Western, Cengage Learning.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.  Yogyakarta:  Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN
            Shinta, A. 2017. Memimpin Pimpinan yang Kolot : Peluang Bagi Karyawan Kreatif Untuk Maju : Usaha Menterjemahkan Visi Prodi Serta Kegiatan Publikasi Dosen pada Tingkat Nasional. Kupasiana.

Sumber Gambar :
https://www.karyaone.co.id/blog/jenis-pelatihan-karyawan/ (diakses pada tanggal 13 Juni 2020).






27 komentar:

  1. Alhamdulillah bermanfaat, semangat terus kak 🤗

    BalasHapus
  2. Terimakasih, sangat bermanfaat buat saya dan semoga juga bermanfaat buat orang lain

    BalasHapus
  3. Bermanfaat sekali artikelnya kak, sukses selalu!

    BalasHapus
  4. Artikel yang sangat bermanfaat, terima kasih. Sukses yaa😊

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Sangat bermanfaat kak artikelnya ☺️
    Sukses selalu ya kak..

    BalasHapus
  7. perfect and very useful☺️

    BalasHapus
  8. Artikelnya sangat bermanfaat, semangat mengedukasi ya😊

    BalasHapus
  9. artikelnya bagus, menambah pengetahuan. sukses selalu.🙏

    BalasHapus
  10. Owh, saya jadi tau hal baru, yaitu pengalaman kerja berdasarkan training mode. Makasih banyak

    BalasHapus