14.6.20

Metode Pelatihan Training Motivasi Kerja

Ujian Akhir Psikologi Industri & Organisasi (Semester Genap 2019/2020)


Risva Subekti (19310410063)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta

Bekerja merupakan aktivitas yang menggunakan tenaga atau menyerahkan sedikit kerja kerasnya untuk mendapatkan timbal balik berupa uang. Umumnya bekerja dilakukan oleh orang dewasa, orang yang sudah selesai tamat dari pendidikan, tetapi apakah orang yang belum tamat pendidikan boleh bekerja? Dilihat dari kenyataan sekitar, sebagian kecil dari masyarakat ada yang melakukan pekerjaan sebelum tamat sekolah. Contoh sederhana, seorang mahasiswa bekerja sambil kuliah terbukti ketika dia mengambil kelas karyawan di salah satu Universitas Yogyakarta. Makna kerja bukan diperoleh dari pekerjaan itu sendiri, yang dipentingkan adalah bagaimana individu dapat menunjukkan keberaniannya dalam berekspresi, keunikannya dan keistimewaannya dalam bekerja sehingga ia bisa mendapatkan makna dan komitmen pribadi terhadap pekerjaannya dan menjadi lebih bertanggung jawab terhadap kehidupannya (Koeswara, 1992:62).  
Kerja adalah cara untuk menghasilkan uang dan meningkatkan kesejahteraan, jadi orang bekerja bukan hanya sekedar mendapatkan uang tetapi juga bagian dari kehidupan sosial, penerimaan, penghargaan dan sebagainya yanng dapat meningkatkan produktifitas mereka (Jurnal Psikologi & Organisasi, 2013). Melakukan training atau pelatihan sebelum bekerja merupakan motivasi bagi setiap pekerja karena dengan begini calon pekerja akan mempunyai semangat dengan gambaran pekerjaannya.
Persoalan klasik yang berhubungan dengan training motivasi kerja adalah calon pekerja biasanya mengikuti training dengan benar, tapi ketika mereka sudah tidak dalam masa training mereka cenderung akan melupakan tata cara yang di ajarakan ketika awal training. Training akan sulit ditangkap jika tidak langsung terjun ke lapangan. Dengan tidak mempersiapkan diri dengan training karyawan akan cenderung merasa organisasi bertindak sewenang-wenang menempatkan karyawan tidak sesuai keterampilan  (Kupasiana, 2020). Tulisan ini lebih tertuju pada pentingnya motivasi training dan metode-metode training untuk karyawan. Hal ini penting karena erat hubungannya dengan kualitas hasil karyawan dan menempatkan karyawan pada bagian yang sesuai keterampilannya. Idealnya, karyawan harus mempunyai semangat dan kualitas yang tinggi. Semangat ini bisa dari motivasi setiap diri karyawan sendiri-sendiri. Sedangkan kualitas didapatkan dari karyawan yang menangkap pelatihan training.

Sumber : talenta.com
Jadi pertanyaan yang bisa dijawab dalam tulisan ini adalah metode training apa yang bisa dilakukan untuk pelatihan karyawan agar semangat motivasinya tinggi. Hal ini penting untuk karyawan yang terkadang sudah diangkat menjadi karyawan tetap kemudian melupakan tata cara awal training. Metode dari setiap training tentunya berbeda-beda terlebih jika training ini dilakukan oleh perusahan besar. Metode training mencerminkan bagaimana perusahaan berjalan serta kualitas perusahaan seperti apa hingga ingin mendapatkan kualitas karyawan untuk bergerak di perusahaan.

Metode pelaksanaan program training yang sukses : Off-site methods
1. Seminar
Metode pelatihan ini lazim digunakan dengan cara seorang pakar memberikan informasi tentang suatu tugas dalam situasi kelas. Kelebihan metode seminar yaitu; bisa dilakukan pada karyawan secara klasikal biasanya untuk employee rainee dan pelaksaannya tidak mahal. Kekurangannya biasanya dilaksanakan dengan komunikasi searah (metode ceramah) sehingga karyawan merasa kurang terlibat. Ia tidak tertantang untuk belajar.
2. Audiovisual Instruction
Metode ini adalah training yang mirip dengan metode seminar, namun presenternya menggunakan film, presentasi melalui dunia maya, closed-circuit television, video, atau skype. Kelebihan metode ini salah satunya adalah ketika teknologi semakin maju, maka organisasi kecil pun bisa melaksanakan training semacam ini. Salah satu kelemahannya adalah sangat bergantung pada kecanggihan teknologi. Misalnya presentasi dengan website tidak mungkin bila jaringan internetya lemah.
3. Behavior Modeling Training
Peserta tarining diperlihatkan model yang berperilaku secara tepat atau tidak tepat dalam melaksanakan tugas. Bila perilaku model tidak tepat maka hasilnya adalah kegagalan. Bila perilaku model tepat maka hasilnya adalah kesuksesan. Cara memperllihatkan bisa dilakukan langsug atau melalui video. Selanjutnya, peserta diijinkan untuk meniru perilaku yang positif dari model tersebut.
4. Simulation Technique
Metode pelatihan ini adalah sama dengan vestibule training. Peserta melakukan pelatihan pada ruangan di luar organisasi. Ruangan itu ditata persis seperti posisi yang menjadi target pelatihan, termasuk peralatannya. Pada situasi itu, peserta belajar berbagai ketrampilan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas organisasi. Contoh pilot, astronot, operator peralatan nuklir.
5. Programmed Instruction
Peserta pelatihan biasanya menggunakan buku pedoman sebagai peralatan utama dari metode pelatihan ini. Pelatihan ini biasanya personal yaitu kecepatan penguasaan materi pelatihan tidak sama. Ada peserta yang bisa cepat menguasai, namun ada juga yang lambat. Setelah mengikuti pelatihan, maka peserta diuji. Bila hasil jiannya banyak yang keliru, maka ia harus mengulang membaca buku pedoman. Bila hasil ujiannya bagus, maka ia diijinkan untuk berpindah ke materi pelatihan berikutnya.
6. Special Management Training
Biasanya manajer harus berhubungan dengan hal-hal abstrak seperti motivasi kerja, kepemimpinan, dsb. Oleh karena itu manajer memang harus dilatih dengan kemampuan abstrak tsb.
7. Conference / Grup Discussion
Metode ini merupakan training yang tidak trstruktur. Peserta urun ide-ide & info untuk memecahkan masalah yang dihadapi organisasi.
8. Action Learning
Sekelompok orang bekerjasama (menjadi satu tim kerja). Mereka mengerjakan satu tugas dari organisasi tempat mereka berkarya. Lokasi training dilakukan di organisasi lain yang mempunyai masalah serupa. Ini adalah bukan simulasi, namun benar-benar mengerjakan suatu proyek bersama-sama. Ini adalah metode learning by doing, namun dikerjakan dalam satu tim kerja.
9. 360 Degree Feedback
Metode training yang melibatkan semua sumber, semua pengukuran kinerja. Ini adalah metode yang paling lengkap, karena peserta akan mendapatkan masukan dari banyak orang yang mewakili semua devisi dalam suatu organisasi.
10. Mentoring
Metode ini adalah training yang sifatnya campuran yaitu antara on-the-job training, informal apprenticeship. Ini adalah suatu proses belajar yang mana karyawan baru mengembangkan hubungan sosial yangg harmonis dengan karyawan lama yang lebiih berpengalaman.
Dari pemaparan metode-metode off-side metods diatas salah satunya dapat dipakai untuk melatih karyawan, sudah dijelaskan bahwa setiap perusahaan pasti menggunakan metode training yang berbeda-beda sesuai kebutuhannya.

Daftar Pustaka
Koeswara, E. (1992). logoterapi: Psikoterapi Victor Frankl. Bandung : Kanisius.
Nuraini, S.A., & Ino, Y. (2013). Makna kerja (Meaning of Work). Jurnal Psikologi dan Organisasi, 2(3), 159-162.
Riggio, R. E. (2003). Industrial / organizational psychology. New Jersey: Upper Saddle River. Chapter 6. Employee training & development.
Shinta, A. (2012). ENGGAN UNTUK BERUBAH. Kupasiana.

2 komentar:

  1. Artikelnya menarik dan dapat menambah wawasan☺️
    Sukses selalu ya kak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah berkunjung kak semoga bermanfaat 😊

      Hapus