Beatrice. A. J. C. Randan / 19310410040
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.
Pendidikan
kita masih dukuasai oleh pandangan bahwa keberhasilan siswa diukur dari sejauh
mana siswa tersebut dapat menghafal pelajaran yang disampaikan oleh gurunya.
Guru diibaratkan sebagai pusat memperoleh Ilmu Pengetahuan, sedangkan siswa
sebagai pemeroleh. Dengan demikian pembelajaran merupakan proses penyampaian
Ilmu Pengetahuan dari guru kepada siswa.
Guru
berperan penting dalam usaha pembelajaran siswa. Maka, guru dituntut untuk mencari
jalan keluar untuk mengatasi masalah dengan cara mencari strategi dan model
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, sehingga siswa dengan mudah
memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh gurunya. Seperti yang
diungkapkan oleh Sutama (2000), tentang peningkatan efektifitas belajar melalui
gaya mengajar menyimpulkan bahwa dalam penyajian materi pelajaran, seorang guru
harus bisa menentukan metode apa yang sesuai dengan materi yang akan
disampaikan sehingga prestasi belajar siswa akan tercapai sesuai tujuan.
Banyak
faktor yang kerap dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan. Salah satunya
adalah dengan melihat keberhasilan proses perkuliahan dalam mencapai tujuannya.
Faktor lain yang sangat berperan saat ini adalah motivasi mahasiswa dalam
rangka menyiapkan dirinya untuk memulai sebuah proses belajar mengajar. Munandir
(dalam W. S Winkel, 1996:36) mengemukakan belajar adalah sebuah proses yang
ditandai dengan adanya perubahan disposisi atau kapabilitas terhadap diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditampilkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang
ada pada individu.
Mahasiswa
mempunyai dorongan atau penggerak untuk melakukan kegiatan belajar di perguruan
tinggi untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya. Dorongan atau
penggeraak itulah yang disebut dengan motivasi. Sebagaimana diungkapkan oleh
Hamzah B. Uno (2007:1) “motivasi adalah dorongan dasar yang membangkitkan
seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang membangkitkan
untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya”. Selanjutnya
Motivasi itu dimulai dari perasaan untuk mau atau tidak melakukan sesuatu
perbuatan. Sebagaimana diungkapkan McDonald (dalam Oemar Hamalik, 2002:173) “motivasi
itu merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai
dengan timbunya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan
pendapat di atas, motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang
untuk bertindak untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam kaitannya dengan
motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil
belajar yang terletak pada aspek psikologis mahasiswa, seperti yan diungkapkan
oleh Muhibbin Syah (1995:133) “banyak fakor yang mempengaruhi kuantitas dan
kualitas perolehan hasil belajar siswa atau mahasiswa. Namu yang lebih esensial
diantaranya: kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat siswa dan motivasi siswa”. Ada
strategi dan usaha yang dapat menigkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa
seperti:
1.
Melalui
Pengembangan Bahan Pembelajaran
Upaya-upaya
dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengembangan bahan
belajar sudah dilakukan dengan menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis,
bahasa yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya, penyajian materi dari
yang sederhana ke kompleks.
2.
Melalui
Awal Pembelajaran yang Baik
Pertama
melihat kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian
siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai. Memusatkan perhatian
berarti motivasi siswa sudah mulai muncul. Kedua, mengutarakan mata pelajaran,
judul, dan nomor modul yang akan didiskusikan, lalu diikuti dengan penjelasan
singkat materi. Melalui penjelasan hubungan materi yang lalu dengan materi yang
dibahas, berarti guru telah merangsang siswa untuk memunculkan informasi yang
telah ada dalam ingatan jangka panjangnya. Ketiga, membentuk kelompok untuk
menunjang beberapa upaya tersebut diatas, pada setiap bagian pendahuluan modul,
selalu menggunakan bahasa sapaan, kaitkan isi modul dengan modul sebelumnya. Hal
ini dimaksudkan sebagai upaya menigkatkan motivasi belajar siswa waktu belajar
mandiri. Dengan melakukan upaya strategi di atas mahasiswa dapat mengetahui
yang terbaik bagi mereka dalam memotivasi dirinya sendiri.
Referensi:
Syah
Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terbaru.
Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Hamalik,
Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan
Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
W. S
Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta:
Grafindo.
Uno,
Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Referensi
Gambar:
0 komentar:
Posting Komentar