7.6.20

Meningkatkan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa


Beatrice. A. J. C. Randan / 19310410040
Fakultas Psikologi 
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.

       Pendidikan kita masih dukuasai oleh pandangan bahwa keberhasilan siswa diukur dari sejauh mana siswa tersebut dapat menghafal pelajaran yang disampaikan oleh gurunya. Guru diibaratkan sebagai pusat memperoleh Ilmu Pengetahuan, sedangkan siswa sebagai pemeroleh. Dengan demikian pembelajaran merupakan proses penyampaian Ilmu Pengetahuan dari guru kepada siswa.

        Guru berperan penting dalam usaha pembelajaran siswa. Maka, guru dituntut untuk mencari jalan keluar untuk mengatasi masalah dengan cara mencari strategi dan model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, sehingga siswa dengan mudah memahami dan menguasai materi yang disampaikan oleh gurunya. Seperti yang diungkapkan oleh Sutama (2000), tentang peningkatan efektifitas belajar melalui gaya mengajar menyimpulkan bahwa dalam penyajian materi pelajaran, seorang guru harus bisa menentukan metode apa yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan sehingga prestasi belajar siswa akan tercapai sesuai tujuan.

        Banyak faktor yang kerap dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu pendidikan. Salah satunya adalah dengan melihat keberhasilan proses perkuliahan dalam mencapai tujuannya. Faktor lain yang sangat berperan saat ini adalah motivasi mahasiswa dalam rangka menyiapkan dirinya untuk memulai sebuah proses belajar mengajar. Munandir (dalam W. S Winkel, 1996:36) mengemukakan belajar adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan disposisi atau kapabilitas terhadap diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu.

      Mahasiswa mempunyai dorongan atau penggerak untuk melakukan kegiatan belajar di perguruan tinggi untuk mencapai tujuan belajar yang diinginkannya. Dorongan atau penggeraak itulah yang disebut dengan motivasi. Sebagaimana diungkapkan oleh Hamzah B. Uno (2007:1) “motivasi adalah dorongan dasar yang membangkitkan seseorang bertingkah laku, dorongan ini berada pada diri seseorang yang membangkitkan untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya”. Selanjutnya Motivasi itu dimulai dari perasaan untuk mau atau tidak melakukan sesuatu perbuatan. Sebagaimana diungkapkan McDonald (dalam Oemar Hamalik, 2002:173) “motivasi itu merupakan suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbunya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.



      Berdasarkan pendapat di atas, motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertindak untuk mencapai tujuan yang diinginkannya. Dalam kaitannya dengan motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar yang terletak pada aspek psikologis mahasiswa, seperti yan diungkapkan oleh Muhibbin Syah (1995:133) “banyak fakor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan hasil belajar siswa atau mahasiswa. Namu yang lebih esensial diantaranya: kecerdasan siswa, sikap, bakat, minat siswa dan motivasi siswa”. Ada strategi dan usaha yang dapat menigkatkan motivasi belajar bagi mahasiswa seperti:

1.      Melalui Pengembangan Bahan Pembelajaran
      Upaya-upaya dan usaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pengembangan bahan belajar sudah dilakukan dengan menggunakan ilustrasi, gambar, dan grafis, bahasa yang sederhana sehingga memudahkan siswa memahaminya, penyajian materi dari yang sederhana ke kompleks.

2.      Melalui Awal Pembelajaran yang Baik
     Pertama melihat kehadiran siswa. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memusatkan perhatian siswa pada situasi pembelajaran yang akan di mulai. Memusatkan perhatian berarti motivasi siswa sudah mulai muncul. Kedua, mengutarakan mata pelajaran, judul, dan nomor modul yang akan didiskusikan, lalu diikuti dengan penjelasan singkat materi. Melalui penjelasan hubungan materi yang lalu dengan materi yang dibahas, berarti guru telah merangsang siswa untuk memunculkan informasi yang telah ada dalam ingatan jangka panjangnya. Ketiga, membentuk kelompok untuk menunjang beberapa upaya tersebut diatas, pada setiap bagian pendahuluan modul, selalu menggunakan bahasa sapaan, kaitkan isi modul dengan modul sebelumnya. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya menigkatkan motivasi belajar siswa waktu belajar mandiri. Dengan melakukan upaya strategi di atas mahasiswa dapat mengetahui yang terbaik bagi mereka dalam memotivasi dirinya sendiri.



Referensi:
Syah Muhibbin. 1995.  Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terbaru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
W. S Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Grafindo.
Uno, Hamzah. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi Gambar:

0 komentar:

Posting Komentar