Mita Dwi Wijayanti (19.310.410.037)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Arundhati Shinta
Robbins (2001) menyatakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yang menekan keadaan psikis seseorang dalam mencapai sesuatu kesempatan di mana untuk mencapai kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang. Stres biasanya terjadi ketika seseorang memiliki beban pikiran yang berlebihan. Tak jarang stres juga terjadi pada karyawan. Karyawan mengalami stres biasanya karena pekerjaan yang berlebihan bahkan karena ada masalah diperusahaan ataupun di organisasi tempat mereka kerja.
Sumber Gambar: pngdownload.com
Secara kesehatan stres yang berlebihan memang tidak baik. Lalu bagaimana jika individu mengalami stres yang berlebihan? Seseorang yang mengalami stres biasanya menunjukan perubahan pada reaksi fisik bahkan reaksi psikisnya. Pada reaksi fisik orang yang mengalami stres biasanya detak jantung orang tersebut meningkat, aliran darahnya bertambah cepat, bahkan keringat pun bertambah banyak. Sedangkan pada reaksi psikisnya biasanya seseorang akan merasa cemas dan takut, bahkan terkadang ada juga yang merasa frustrasi, serta memikirkan situasi dengan penuh tekanan.
Sumber Gambar: pngdownload.com
Jika hal tersebut berbahaya bagi kesehatan bagaimana cara mengatasi karyawan yang mengalami stres kerja? Jika seseorang karyawan mengalami stres kerja maka orang tersebut bisa melakukan individual coping strategies. Pasti banyak yang bertanya apa itu individual coping strategies. Coping sendiri diartikan sebagai transaksi individu untuk mengatasi berbagai tuntutan baik itu tuntutan internal maupun eksternal. Sedangkan strategi coping sendiri bertujuan untuk mengatasi situasi dan tuntutan yang mendesak bahkan menantang. Dalam individual coping strategies ada 5 cara yang bisa dilakukan.
Pertama, program kesehatan. Program kesehatan seperti latihan olahraga dan juga diet tubuh bisa mengurangi stres kerja. Program ini dengan tujuan untuk memperkuat tubuh dalam melawan penyakit yang diakibatkan karena stres. Dengan berlatih olahraga dirasa akan mampu untuk mengurangi rasa cemas.
Sumber Gambar: brilio.net
Kedua, mengikuti khursus. Mengikuti khursus merupakan metode yang tepat untuk menurunkan rasa stres akibat beban kerja yang berlebihan dan cara kerja yang tidak efisien. Sistem kerja yang dilakukan biasanya mengerjakan tugas pada menit terakhir. Ini merupakan sistem kerja yang tidak efisien. Meski metode khursus ini bagus namun, sangat bergantung pada komitmen dan kesadaran individu dalam menerapkan metode ini.
Ketiga, restrukturisasi kognitif. Restrukturisasi kognitif merupakan pendefinisikan ulang objek yang menyebabkan individu stress. Definisi baru tersebut biasanya lebih ringan dan tidak menekan.
Keempat, relaksasi. Relaksasi ini meliputi pelatihan relaksasi, meditasi, dan juga biofedback. Pelatihan relaksasi adalah mengajarkan tentang cara-cara yang membuat otot relaks secara sistematis mulai dari kaki hingga kepala, sedangkan meditasi merupakan tahap relaks yang sangat dalam dan hal itu diperoleh dari konsentrasi yang sangat kuat terhadap satu kata atau ide ataupun objek. Metode ini adalah metode untuk membebaskan individu dari kecemasan, ketegangan, atau distress. Terakhir adalah biofedback yaitu penggunaan gelombang yang ada di otak dan tegangan otot untuk membuat otot menjadi relaks. Ketika individu berada dalam tahap relaks, maka ada instrumen yang memberikan umpan balik atau feedback berupa nada suara (tinggi atau rendah). Individu belajar menjadi relaks.
Sumber Gambar: macrofag.blogspot.com
Kelima, liburan. Liburan merupakan cara individu untuk melarikan diri dari tempat yang stressfull. Metode ini efektif meredakan stres namun, akan muncul lagi setelah liburan.
Sumber Gambar: pngdownload.com
Stres merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap orang, namun stres yang berlebihan juga tidak akan baik bagi kesehatan. Coping strategies merupakan cara untuk mengurangi stres, akan tetapi hal tersebut bisa efektik ketika efikasi diri individu juga meningkat. Artinya individu juga harus berusaha meningkatkan kualitas dirinya.
Referensi:
Robbins, Stephen P. 2001. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid
1, Edisi 8, Prenhallindo, Jakarta. (diakses pada 17 Juni 2020)
Moorhead, G. & Griffin, R.W. (1995). Organizational behavior. Boston: Haughton Mifflin Company. (diakses pada 17 Juni 2020)
Sumber Gambar:
http://pngdownload.com (diakses pada 17 Juni 2020)
http://macrofag.blogspot.com/2014/12/teknik-relaksasi.html?m=1 (diakses pada 17 Juni 2020)
https://m.brilio.net/amp/life/olahraga-15-menit-bisa-bikin-kamu-hidup-3-tahun-lebih-lama-percaya-1506022.html (diakses pada 17 Juni 2020)
Moorhead, G. & Griffin, R.W. (1995). Organizational behavior. Boston: Haughton Mifflin Company. (diakses pada 17 Juni 2020)
Sumber Gambar:
http://pngdownload.com (diakses pada 17 Juni 2020)
http://macrofag.blogspot.com/2014/12/teknik-relaksasi.html?m=1 (diakses pada 17 Juni 2020)
https://m.brilio.net/amp/life/olahraga-15-menit-bisa-bikin-kamu-hidup-3-tahun-lebih-lama-percaya-1506022.html (diakses pada 17 Juni 2020)
0 komentar:
Posting Komentar