12.6.20

Matangkan Aset Perusahaan dengan Pelatihan dan Pengembangan SDM


Matangkan Aset Perusahaan dengan Pelatihan dan Pengembangan SDM


Rifdah Nur Aqilah (19310410061)

Ujian Akhir Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020
Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi I
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.

Aset perusahaan yang sangat berpengaruh yaitu karyawan di mana keberhasilan perusahaan itu tergantung pada kinerja karyawan. Artinya, semakin buruk kinerja karyawan maka kemungkinan tercapainya tujuan perusahaan semakin kecil, dan semakin baik kinerja karyawan maka peluang tercapainya tujuan perusahaan akan semakin besar. Sederhananya, jika perusahaan itu ingin berhasil, maka dibutuhkan karyawan-karyawan yang unggul, hebat, dan kompeten. Karena dengan kualitas kinerja yang baik dari karyawan akan memberikan dampak positif bagi perusahaan ataupun karyawan itu sendiri. Untuk membentuk kinerja karyawan yang baik, salah satunya dengan menyelenggarakan program pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dari pihak perusahaan.

Ronald (2006) mengemukakan bahwa perusahaan perlu mengelola program pelatihan lebih efektif untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan karyawan berbakat dan terbukti menjadi sumber keunggulan kompetitif. Menurut Tjahjono (2005) dan Falola, et.al (2014), pelatihan dan pengembangan merupakan alat strategis yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja karyawan dan organisasi. Untuk itu, anggaran untuk pelatihan setiap tahunnya perlu ditingkatkan, karena dipercaya akan mendapatkan keunggulan yang kompetitif.


(Sumber : Binakarir.com)

Pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia memberikan pengaruh penting bagi seluruh karyawan, baik karyawan baru, karyawan lama, maupun karyawan yang akan pensiun. Misalnya, bagi karyawan baru, pelatihan dan pengembangan ini untuk mempersiapkan mental karyawan agar dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan kerja dan memberikan pengetahuan yang relevan mengenai pekerjaannya. Kemudian, bagi karyawan lama, pelatihan dan pengembangan ini sebagai sarana untuk menggali dan memperbaharui keterampilan sehingga produktivitas kerja seimbang dengan perkembangan iptek. Bagi karyawan yang akan pensiun, pelatihan dan pengembangan ini untuk membantu mempersiapkan masa pensiun agar terjamin kesejahteraan hidupnya.

Nah, demi berlangsungnya pelatihan dan pengembangan bagi karyawan, perusahaan dapat menyelenggarakannya dalam berbagai varian program (Dina Amalia, 2019). Pertama, skill training (pelatihan kerja) yaitu dengan menilai kebutuhan atau kekurangan dan kemudian diidentifikasi melalui penelitian. Kedua, retraining (pelatihan ulang) yaitu memberikan keahlian yang dibutuhkan oleh karyawan untuk menghadapi tuntutan kerja yang berubah-ubah. Ketiga, cross functional training (pelatihan lintas fungsional) yaitu melibatkan karyawan untuk melakukan aktivitas kerja dalam bidang lain selain pekerjaan yang ditugaskan. Keempat, team training (pelatihan tim) yaitu dengan bekerjasama yang terdiri dari sekelompok individu untuk menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya tujuan bersama dalam sebuah tim kerja. Kelima, language training (pelatihan bahasa) di mana pelatihan ini menjadi penting karena di masa yang akan datang atau bahkan saat ini beberapa perusahaan lokal sudah terhubung dengan perusahaan asing, jadi dengan pelatihan ini untuk meningkatkan komunikasi bahasa asing dan dapat memberi value tambahan bagi karyawan. Keenam, technology training (pelatihan teknologi) yaitu untuk meningkatkan produktivitas dan keahlian karyawan. Ketujuh, creativity training (pelatihan kreativitas) yaitu dengan memberikan peluang untuk mengeluarkan gagasan sebebas mungkin berdasarkan nilai rasional dan dikembangkan untuk membangun perusahaan yang lebih baik.


(Sumber : ACTConsulting.co)

Jadi, peran pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan itu menjadi sebuah keharusan dalam memaksimalkan manajemen dan produktivitas kerja karyawan agar tercapai semua tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Selain itu, untuk mencapai keberhasilan perusahaan, tentu dibutuhkan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pimpinan dengan karyawan ataupun karyawan dengan karyawan. Menurut Shinta, Widiantoro, & Yosef (2015), karyawan adalah ujung tombak dari organisasi artinya karyawan yang sehat mentalnya akan merujuk pada organisasi yang juga sehat. Karyawan berada dalam posisi subordinat sedangkan posisi pimpinan adalah superior. Orang-orang yang subordinat mempunyai lebih sedikit alternatif solusi bila menemui permasalahan daripada orang-orang superior karena keberadaan sumber-sumber yang terbatas.



Referensi :
Amalia, Dina. (2019, Desember 30). Jurnal Entrepreneur : 7 Jenis Pelatihan dan Pengembangan SDM Bagi Perusahaan. Diakses dari : https://www.jurnal.id/blog/jenis-pelatihan-dan-pengembangan-sdm-bagi-perusahaan/
Falola, H.O., Osibanjo, A.O., & Ojo, S.I. (2014). Effectiviness of Training and Development on Employees Performance and Organization Competitiveness in The Nigerian Banking Industry. Bulletin of The Transilvania University of Brasov.
Ronald, S.R. (2006). Human Resource Development : Today and Tomorrow. USA : Information Age Publishing Inc.
Shinta, A., Widiantoro, W., & Yosef, L.G. (2015). Belajar Menjadi Pemimpin Baik dalam Organisasi dengan Kepemimpinan Buruk. Prosiding Seminar Nasional Psikologi dan Kemanusiaan : Perkembangan Manusia dan Kesejahteraan Psikologi. Program Studi Magister Psikologi DPPS Universitas Muhammadiyah Malang. 13-14 Januari 2015. http://mpsi.umm.ac.id/files/file/37-45%20Arundati.pdf
Tjahjono, H.K. (2005). Praktik-Praktik Manajemen SDM Strategi : Pengujian Universakistik dan Kontijensi dalam Kinerja Organisasional. Jurnal Bisnis dan Ekonomi Kerja, 9(2).


Referensi gambar :
Admin ACT Consulting. (2017, Desember 10). ACTConsulting : Manfaat Program Pelatihan dan Pengembangan SDM. Diakses dari : https://actconsulting.co/manfaat-profram-pelatihan-dan-pengembangan-sdm/
Binar, Rika. (2016). Binakarir : Pelatihan dan Pengembangan SDM. Diakses dari : http://birakarir.com/pelatihan-dan-pengembangan-sdm/

18 komentar:

  1. Keep moving and growing, girl!

    BalasHapus
  2. Good job! Kewrween. But, paragraf 3 dan 4, kenapa tidak dijadikan satu saja? Masih memuat satu topik yg sama, kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehe, iya biar ada jeda sedikit. Tapi, terima kasih Ana atas masukannya :)

      Hapus
  3. Maaf kak izin bertanya. Apakah attitude itu juga mempengaruhi produktivitas kinerja karyawan?
    Terima kasih kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baik, Kak. Terima kasih atas pertanyaannya :)
      Tentu kak, selain kemampuan dan keterampilan, attitude sangat mempengaruhi produktivitas kinerja karyawan. Misalkan begini, ada karyawan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan yang sangat baik tapi sayangnya karyawan ini tidak memiliki sopan santun, dalam menjalin relasi pertemanan dengan rekan kerjanya pun buruk. Lalu, apakah karyawan ini mampu diandalkan untuk mencapai tujuan perusahaan? Jawabannya, tentu tidak. Karena dalam sebuah organisasi atau perusahaan itu bukan hanya ada "aku" tapi sekumpulan orang yang disebut "kita", mau tidak mau kita menjalin interaksi dan komunikasi satu sama lain. Kualitas diri itu bukan hanya dari pengetahuan dan kemampuan yang kita miliki, tapi juga dari sikap dan perilaku diri. Jadi, pengetahuan dan kemampuan saja tidak cukup dalam dunia kerja, diperlukan keterampilan dalam berkomunikasi dan berelasi dengan orang lain sehingga kita perlu menjaga sikap kita dengan baik.
      Mungkin demikian, Kak :)

      Hapus
  4. Artikelnya menarik dan sangat bermanfaat☺️
    Sukses selalu kak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih :)
      Sukses selalu juga, untukmu :)

      Hapus
  5. Memurutmu jenis training sprti apanyg sangat berpengaruh bagi produktifitas karyawan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya, team training. Karena dalam dunia kerja atau organisasi lebih membutuhkan kerja tim. Dengan adanya team training, kita bisa lebih mengenal satu sama lain dalam satu tim, kita bisa menjalin komunikasi yang baik dengan semua orang dalam satu lingkup dunia kerja sehingga memudahkan tercapainya tujuan organisasi, kita juga bisa bekerjasama dalam tim dan menyatukan perbedaan pendapat. Selain itu, adanya team training bisa membangkitkan motivasi dan semangat karyawan serta meningkatkan produktivitas kerja dan kreativitas para karyawan.

      Hapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Artikelnya sangat bermanfaat. Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari artikel ini, salah satunya adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan sebuah perusahaan adalah kinerja para karyawannya.

    BalasHapus
  8. Pengembangan SDM memang sangat dibutuhkan bagi perusahaan... Artikelnya bagus...

    BalasHapus