Tirsa
Venta Han / 19310410058
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Manusia adalah makhluk
sosial. Setiap makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan orang lain yang
ada di lingkungan sosialnya, karena pada dasarnya manusia membutuhkan orang
lain sehingga tidak dapat menjalani kehidupan sendirian. Dari
interaksi-interaksi yang terjadi di lingkungan tersebut, kemudian manusia
membangun sebuah relasi pertemanan antara satu dengan yang lain. Kant (dalam
Grunebaum, 2003) berpendapat bahwa pertemanan adalah keintiman, persekutuan,
berbagi perasaan, membagi informasi, dan saling percaya. Namun dalam menjalin
pertemanan di lingkungan, banyak sekali persoalan-persoalan yang yang ditemui.
Persoalan-persoalan dalam
relasi pertemanan yang paling sering kita jumpai salah satunya yaitu kualitas
pertemanan yang tidak sehat. Kualitas pertemanan tidak sehat ini ditandai
dengan beberapa hal antara lain yang pertama, anda selalu merasa buruk mengenai
diri sendiri karena teman anda selalu memberikan kritikan pedas yang
menjatuhkan. Kedua, anda sering merasa dihakimi oleh teman anda. Ketiga, anda
merasa tertekan karena tidak bebas mengungkapkan pendapat untuk menentang hal yang
tidak ingin anda lakukan. Dan yang terakhir, teman anda tidak pernah dengan
yakin posisi anda karena cemburu akan keberhasilan yang anda raih.
Tulisan ini terutama
ditujukan untuk semua makhluk sosial yang membangun relasi pertemanan. Di zaman
sekarang ini banyak sekali relasi pertemanan yang tidak sehat bahkan
menjerumuskan kita ke hal-hal yang negatif. Lingkungan pertemanan yang tidak
sehat seperti ini sangat mampu memberikan dampak negatif yang mempengaruhi
individu untuk melakukan penyimpangan. Untuk itu, setiap individu diharapkan
mampu mengenal tanda-tanda kualitas pertemanan yang buruk sehingga nantinya
dapat menghindarinya.
Apa saja ciri-ciri kualitas pertemanan
yang sehat? Mari simak lima ciri menurut Berndt (2002).
-
Pembukaan diri. Dalam hubungan pertemanan harus ada keterbukaan dalam berbagai hal baik itu tentang pikiran dan perasaan yang paling pribadi serta saling menceritakan segalanya.
- Keakraban. Dalam hubungan pertemanan individu sering memberitahu kepada temannya tentang dirinya sendiri.
- Dukungan harga diri. Dalam hubungan pertemanan harus bisa memuji satu sama yang lain serta mendorong teman untuk keberhasilan setelah mengalami kegagalan.
- Kesetiaan. Dalam sebuah kualitas pertemanan teman akan membela satu sama lain serta melawan jika terdapat masalah dengan orang lain.
- Perilaku sosial. Dalam sebuah pertemanan individu belajar dari teman untuk penyesuaian sosial pada individu tersebut.
Kualitas pertemanan yang
sehat ditandai dengan lima ciri diatas. Ciri-ciri tersebut dapat dijadikan
patokan setiap individu dalam membangun relasi pertemanan antara satu dengan
yang lain. Bangunlah pertemanan dengan kualitas yang baik dan sehat, karena
anda akan merasakan dampak positif yang luar biasa dari pertemanan seperti itu.
Sudah sehatkah lingkungan pertemanan anda? Jika sudah, yuk terus dukung dengan
hal-hal positif. Jika belum, yuk sama-sama belajar dari artikel ini!
DAFTAR
PUSTAKA
Grunebaum, J. O. (2003). Friendship:
Liberty, Equality, and Utility. Albany: State
University of New York Press.
Berndt, T. J. (2002).
Friendship Quality And Social Development. Journal American
Psychological Societ. Vol 11, No 1, 7-10. Indiana:
Blackwell Publishing Inc.
Rahman, S, F. (2019). Merasa
Dihakimi, Waspada Pertemanan Tak Sehat. Liputan6.
https://www.liputan6.com/health/read/4144536/merasa-dihakimi-waspada-pertemanan-tak-sehat
(Diakses pada tanggal 8 Juni 2020)
SUMBER
GAMBAR
tak-sehat (Diakses pada tanggal 8 Juni 2020)
0 komentar:
Posting Komentar