14.6.20

KETERLAMBATAN STUDI MAHASISWA DITINJAU DARI TEORI ATRIBUSI WINNER


Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial I
Semester Genap 2019/2020
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Poppy Intan Permatasari
19310410013
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Mahasiswa merupakan bagian terpenting dalam menentukan kualitas suatu perguruan tinggi. Kualitas perguruan tinggi dapat dinilai dari mutu dosen dan tenaga kependidikan, mutu prasarana (ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, dll) yang diberikan kepada mahasiswa dalam menempuh pendidikan, dan mutu mahasiswa yang berhasil dibentuk dari awal masuk hingga lulus. Indikasi mutu mahasiswa dilihat dari tingkat keketatan masuk, etika, keaktifan dalam proses belajar mengajar, serta prestasi akademik (Petri, 1981). Dengan demikian penting sekali bagi seorang mahasiswa untuk selalu menggali dan meningkatkan potensi diri, salah satunya yakni dengan cara berdisiplin diri dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Mahasiswa juga sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi tidak akan pernah terlepas dari aktivitas belajar dan keharusan mengerjakan tugas-tugas studi.
(sumber : Kompas.com)

Problem yang terjadi di perguruan tinggi adalah mahasiswa sering mengalami keterlamabatn studi, sehingga banyak mahasiswa yang studi melebihi dari 8 semester. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Seperti dikemukakan oleh Djamarah (2002) bahwa banyak mahasiswa yang mengeluh karena tidak dapat membagi waktunya dengan tepat, kapan harus memulai dan mengerjakan sesuatu sehingga waktu yang seharusnya dapat bermanfaat terbuang dengan percuma. Adanya hubungan personal yang kurang harmonis antara mahasiswa dan dosen (Shinta, 2019). Serta kurangnya referensi dalam sebuah pembelajaran.  Serta faktor yang paling sering dipikirkan apakah kesuksesan atau kegagalan yang akan terjadi.
(sumber: detik.com)
Hal  yang bisa dilakukan agar masalah keterlambatan studi bisa dikurangi di dalam perguruan tinggi, diantaranya :
1.      Untuk dosen lebih memperhatikan mahasiswa yang mengalami keterlambatan studi, memotivasi mereka untuk segera lulus.
2.      Untuk mahasiswa berkaitan tugas berbeda dengan sekolah, tugas kuliah merupakan hal yang cukup signifikan berpengaruh pada nilai akhir suatu mata kuliah. Oleh karena itu, cobalah untuk selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, tentunya dengan usaha kita sendiri. Tugas yang diberikan dosen walaupun terkadang melebihi batas kemampuan kita, namun sangat baik untuk melatih mental kita dalam menghadapi tantangan serta lebih mengerti lagi secara mendalam mata kuliah yang ambil. Dengan begitu semakin andal menghadapi berbagai tantangan, terutama tantangan untuk lulus kuliah tepat waktu.
3.      Untuk pihak kampus atau dosen harus melakukan penelitian/assesment terkait atribusi mahasiswa yang mengalami keterlambatan studi sebagai bahan untuk mencari solusi yang tepat dalam mengatasi keter lambatan mahasiswa dalam studi.
Ketika kita melihat permasalahan diatas, tak jarang kita akan mencoba untuk mengetahui atau memahami alasan mengapa mereka melakukan perbuatan tertentu. Begitu juga dengan perilaku yang kita tampilkan di hadapan orang lain. Dalam psikologi sosial, hal ini dinamakan dengan atribusi. Yang dimaksud dengan atribusi adalah proses dimana individu menjelaskan penyebab dari berbagai kejadian dan perilaku orang lain. Sementara itu, menurut (Baron,2005)  yang dimaksud dengan atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Rakhmat, 2001 : 93).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterlambatan studi mahasiswa berkaitan erat dengan atribusi mereka tentang sukses dan gagal selama proses belajar. Sebagaimana dikemukakan oleh Weiner, dalam situasi meraih prestasi, individu seringkali membuat atribusi terkait dengan kesuksesan dan kegagalan. Terkait dengan atribusi kesuksesan dan kegagalan ini, Weiner menemukakan ada nya tiga dimensi atribusi. Pertama, lokus atau tempat pernyebab. Artinya apakah kesuksesan dan kegagalan itu disebabkan oleh faktor eksternal atau faktor internal. Kedua, stability. Artinya apakah penyebab itu bersifat stabil dan stabil. Ketiga, controllability. Arti nya apakah penyebab itu dapat dikendalikan atau tidak dapat dikendalikan.
Dalam kasus ini, ada beberapa kemungkinan atribusi mahasiswa terkait dengan kesuksesan dan ke gagalannya.
1.  Pertama, mahasiswa mengatribusikan kesuk sesan dan kegagalannya pada faktor internal yang 
2. stabil dan tidak dapat dikendalikan.
2. Kedua, mahasiswa mengatribusikan kesuksesan dan kegagalan pada faktor internal, tidak stabil dan dapat dikendalikan.
3.   Ketiga, Mahasiswa mengatribusikan kesuksesan dan ke ga galan pada faktor eksternal, tidak stabil dan dapat dikendalikan.
4.  Keempat, ma ha siswa mengatribusikan kesuksesan dan kegagalan pada faktor eksternal, stabil dan tidak dapat dikendalikan. Keterlambatan studi terjadi jika kemungkinan pertama dan keempat terjadi.
Lebih lanjut Weiner mengemukakan bahwa kecenderungan atribusi memiliki pengaruh terhadap motivasi. Menurut Weiner, lokus, stability dan controllabily berkaitan erat dengan harga diri. Jika kesuksesan dan kegagalan diatri busikan sebagai hal yang disebabkan faktor internal yang stabil, akan meningkatkan harga diri dan apabila gagal, akan mengurangi harga diri (Supratiknya,2005). Sebaliknya bila ia mengatribusikan kegagalannya pada faktor eksternal yang tidak stabil dan dapat dikendalikan. Apabila fakta pertama yang terjadi pada mahasiswa, maka sangat mungkin mahasiswa tersebut untuk tidak mau berusaha lagi karena ia malu dan yakin tidak bisa mengubah performance-nya di masa yang akan datang.
Kecenderungan atribusi juga berkaitan erat dengan emosi seperti; marah, iba, dan malu, serta harapannya di masa mendatang. Jika seseorang mengalami kesuksesan dan ia mengatribusikannya sebagai disebabkan oleh faktor internal yang stabil, akan menimbulkan rasa bangga, dan ia memiliki harapan untuk menunjukkan performance-nya itu di masa yang akan datang. Jika gagal, ia akan malu dan ia yakin bahwa ia akan gagal lagi di masa mendatang. Lebih dari itu( Abramson dkk sebagaimana dikutip Tri Daya Kisni) orang yang mengalami kegagalan berulangkali akan mengalami ketidakberdayaan yang dipelajari (learn helplessness). Ketidakberdayaan inilah yang menyebabkan mahasiswa semakin terpuruk, dan terjebak pada keputusasaan. Mahasiswa tersebut tidak hanya akan terlambat studi, lebih dari itu ia tidak akan mampu menyelesaikan studinya.



Daftar Pustaka :
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Rineka Cipta: Jakarta.
Petri, H.L. 1981. Motivation: Theory and Research,California: Wadswort, Inc.
Rakhmat, Jalaludin. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosda Karya.
Baron,Robert A..,Donn Byrne. (2005). Psikologi Sosial jilid 2 Edisi Kesepuluh (alih Bahasa:Ratna Djuwita,dkk). Jakarta:Erlangga. 
Supratiknya. 2005. Menjelaskan Keberhasilan dan kesuksesan. Jurnal Psikologi Fakultas Psikologi UGM. Vol 32.No 1, 1-12 .
Shinta, A. 2019. Menyelesaikan Skripsi dengan Mudah dan Cepat, Mau? : Usaha-Usaha Untuk Mempercepat Kelulusan pada Fakultas Psikologi UP45. Kupasiana.
http://kupasiana.psikologiup45.com/2019/12/menyelesaikan-skripsi-dengan-mudah-dan..html?m=1
Tri Dayakisni dan Hudaniah. 2009. Psikologi Sosial.Malang: UMM Press.

Sumber Gambar :

22 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Artikelnya menarik dan sangat bermanfaat untuk kedepannya kak☺️🙏🏼

    BalasHapus
  3. Lalu biar cepet lulus gimana caranya?

    BalasHapus
    Balasan

    1. Baik kak terimaksih, salah satunya Ketahui Kewajiban sebagai Mahasiswa
      belajar

      Belajar Merupakan Kewajiban Mahasiswa

      Kewajiban semua mahasiswa di seluruh dunia itu sama saja yaitu belajar berbagai macam ilmu sesuai denga jurusan yang diambil. Jika selama proses belajar dijalankan dengan sungguh-sungguh tentu akan mendapatkan nilai yang bagus. Dengan begitu, perjalanan selama kuliah akan berjalan dengan lancar tanpa adanya hambatan seperti bersusah payah harus mengulang mata pelajaran yang sama di tahun berikutnya. Sehingga waktu yang dimiliki bisa dimanfaatkan untuk memikirkan hal lain yang berhubungan dengan kuliah. Contohnya saja judul skripsi atau mencari-cari jurnal yang sesuai dengan tema skripsi yang diambil.

      Hapus
  4. artikel yang menarik. sukses terus kaka. ditunggu artikel lainnya. 🙏

    BalasHapus
  5. Infomasinya lengkap, tapi saya tidak peduli.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih kak, lebih dikurangi lagi sikap tidak peduli nya biar cepat wisuda kak

      Hapus
  6. Terimakasih, artikelnya bisa jadi reverensi bagi mahasiswa semester tua dan motivasi bagi mahasiswa semester muda. Ditunggu artikel2 lainnya

    BalasHapus
  7. Artikel nya sangat bermanfaat kak

    BalasHapus
  8. Wahh sangat menarik banget kak, semoga juga bermanfaat buat semua yang baca

    BalasHapus