Ujian Akhir Semester Psikologi Sosial 1
(Semester Genap 2019/2020)
Herlinda Desi Anggraini/19310410008
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.
Remaja adalah masa dimana fase seseorang sedang mencari
jati dirinya. Masa remaja menjadi ajang mencari identitas diri. Masa remaja
merupakan masa transisi sehingga remaja merasakan keraguan akan peran yang
harus dilakukan. Karekteristik remaja yang sedang dalam tahap pencarian
identitas menjadi rentan terhadap timbulnya permasalahan. Permasalahan pada
remaja yaitu perilaku yang dipandang sebagai masalah segi sosial atau hal yang
tidak sesuai dengan norma dan ketentuan orang dewasa. Salah satu permasalahan
yang sering dialami oleh remaja disebut sebagai tindakan kenakalan.
(Widiantoro, Wahyu., dan Ningrum, Wahyu. ISNN: 2654-8607).
Pada remaja laki-laki, biasanya akan merasa hebat atau
merasa menemukan jati dirinya ketika dianggap sebagai “jagoan”. Pada masa ini,
remaja senang dipuji dan tidak senang ketika diolok-olok. Remaja laki-laki akan
dianggap sebagai “jagoan” oleh teman-temannya ketika bisa mengalahkan musuh
atau bisa mengalahkan orang lain yang sudah mengolok-olok dirinya atau teman
sekelompok yang dianggap sebagai teman dekatnya. Hal ini yang sering
mengakibatkan terjadinya tawuran. Menurut Sarwono (2013) kenakalan remaja
adalah perilaku menyimpang dari kebiasaan atau melanggar hukum. Sedangkan
kenakalan remaja dipahami sebagai perilaku yang mengarah pada tindakan
melanggar norma sosial, melawan status, hingga pelanggaran hukum. (Jurnal Psikologi Integratif, 5(1) : 50).
Kenakalan remaja diartikan sebagai perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum dan agama. Perilaku tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang-orang
disekitarnya. Kenakalan remaja dapat dipicu oleh beberapa faktor berikut.
Faktor tersebut adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
adalah faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja dari dalam diri seorang
remaja. Faktor ini meliputi control diri yang lemah dan krisisnya kepribadian
seorang remaja. Sedangkan faktor internal, adalah faktor yang mempengaruhi
kenakalan remaja dari luar pribadi seseorang. Faktor ini meliputi peran
orangtua, lingkungan pergaulan, dan pengetahuan agama yang kurang. (Kompasiana.com,
2017).
Persoalan perilaku
menyimpang yang sering terjadi pada remaja laki-laki adalah tawuran. Tawuran
ini tidak hanya terjadi antar kelompok kecil remaja saja, tawuran bisa terjadi
ketika remaja laki-laki mengidolakan suatu hal yang sama. Sepakbola adalah hal
yang selalu menjadi identitas laki-laki. Pada setiap daerah akan selalu
memiliki tim sepakbola yang menjadi kebanggaan. Dari kelompok-kelompok kecil
remaja laki-laki akan membentuk suatu kelompok yang lebih besar untuk menjadi
suatu “tim” yang akan menjadi pendukung tim sepakbola yang diidolakan. Tawuran
yang sering terjadi antar pendukung tim sepakbola tidak hanya berdampak buruk pada
personil yang mengikuti tawuran, akan tetapi akan berdampak pada tim sepakbola
yang sedang bertanding. Tawuran antar pendukung tim sepakbola ini biasanya
dipicu karena adanya saling menjelek-jelekan tim lawan. Hal ini tentu akan
memicu remaja laki-laki untuk melakukan pembelaan terhadap tim yang diidolakan.
Pemicu tawuran ini bisa dikatakan karena remaja laki-laki memiliki agresivitas
yang tinggi dan belum bisa dikendalikan.
Agresivitas yang memicu terjadinya tawuran antar remaja
laki-laki yang membela tim sepakbola kebanggaannya. Hal ini biasanya muncul
karena rasa marah akibat dari tim supporter lawan mengejek atau bahkan
meremehkan tim sepakbola kebangaannya itu. Tentu hal ini sangat merugikan bagi
setiap remaja laki-laki yang ikut serta dalam tawuran tersebut. Bahkan, tawuran ini menyebabkan masyarakat
resah. Banyak sekali tawuran antar tim sepakbola yang merusak fasilitas umum,
membuat jalan macet, hingga sampai memakan korban jiwa. Tentu apabila remaja
laki-laki yang mengikuti tawuran tersebut bisa mengendalikan diri tidak akan
terjadi tawuran dan merugikan banyak orang. Agresivitas yang mengarah pada emosi
negatif akan menyebabkan berbagai dampak buruk. Emosi negatif tersebut yang
dapat memunculkan kenakalan remaja seperti tawuran yang telah disebutkan.
Lalu bagaimana cara mahasiswa psikologi dapat ikut serta
mencegah kenakalan remaja ini terjadi? Kita bisa mencegah Agresi yang muncul
karena emosi negatif ini dengan cara melakukan pendekatan terhadap remaja
laki-laki yang sering mengikuti tawuran antar pendukung tim sepakbola. Selain
melakukan pendekatan terhadap remaja yang melakukan kenakalan remaja, tentu
juga harus melakukan pendekatan dan memberikan edukasi kepada orangtua agar
lebih mendampingi dan memperhatikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh
anaknya. Tidak bisa dipungkiri, tindakan-tindakan yang cenderung negatif tentu
juga akan berdampak buruk terhadap orangtua dan keluarga remaja tersebut.
Karena yang paling memahami remaja
laki-laki yang sering mengikuti tawuran akan dianggap melanggar norma sosial,
dan orangtua dianggap masyarakat sekitar “gagal” dalam mendidik anaknya.
Dalam menghadapi situasi seperti ini banyak orangtua
merasa kebingungan untuk menasehati anaknya yang telah melakukan kenakalan
remaja. Maka dari itu, orangtua harus memulai strategi-strategi untuk mencegah
terjadinya hal tersebut, dengan cara :
1.
Memberi edukasi kepada anak tentang
norma-norma sosial
ð Dengan
diberikan edukasi tentang norma-norma sosial pada saat peralihan masa anak ke
masa remaja, anak akan bisa membedakan mana hal yang melanggar norma-norma
sosial dan dapat menghindarinya.
2.
Menanamkan sejak dini untuk menjadi anak yang
mencintai NKRI dan tidak melanggar aturan UU 1945
ð Dengan ditanamkankan jiwa mencintai NKRI dan
tidak melanggar aturan-aturan yang sudah tertulis di UU 1945, otomatis anak
akan paham mana tindakan yang mencerminkan cinta tanah air dan tindakan yang
melanggar aturan UU 1945.
3.
Menanamkan rasa disiplin mulai dari hal-hal
kecil
ð Ditanamkannya rasa disiplin dari hal-hal kecil
yang ada di rumah, seperti harus mencuci piring yang telah digunakan, dan
meminta maaf ketika melakukan kesalahan.
4.
Memberi edukasi ketika muncul rasa marah
tidak melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar
ð Ketika
masa peralihan dari fase anak ke fase remaja memang saat yang tepat untuk
memberi edukasi tentang pentingnya mengelola rasa marah agar ketika anak memasuki
fase remaja mampu mengendalikan rasa agresinya dan tidak melakukan tindakan
yang merugikan dirinya, keluarga, orang lain, maupun lingkungan sekitar.
5.
Memberi edukasi tentang pentingnya memilih
lingkungan yang baik untuk berteman
ð
Pentingnya orangtua memberikan edukasi kepada
anak agar memilih lingkungan yang membawa pengaruh baik terhadapnya. Karena
selain faktor dari diri sendiri dan orangtua, lingkungan juga sangat
berpengaruh terhadap terjadinya tindakan-tindakan kenakalan remaja.
Tawuran sangat berdampak buruk terhadap diri yang ikut
serta dalam tawuran, berdampak buruk terhadap orangtua, dan merugikan
lingkungan sekitar. Hal ini dapat
dicegah dengan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal. Dengan
memperhatikan dua faktor tersebut tentu dapat mencegah agar saat anak memasuki
fase remaja dapat mengendalikan emosinya sehingga tidak menimbulan emosi kearah
negatif. Peran orangtua sangatlah penting untuk mencegah terjadinya tawuran
tersebut. Selain memberi edukasi, orangtua juga harus memantau lingkungan
anaknya berkembang. Karena biasanya kenakalan-kenakalan remaja muncul ketika
salah memilih lingkungan yang menjerumuskan untuk melakukan tindakan-tindakan
yang melanggar norma sosial, bahkan melanggar ketentuan hukum.
Daftar
Pustaka
Kompasiana.com. (2017, 28 April).
Kenakalan remaja cara menyimpang menemukan jati diri.
Diakses pada 11 Juni 2020 dari https://www.kompasiana.com/suryad22/kenakalan-remaja-cara-menyimpang-menemukan-jati-diri_59030ca8c8afbd8e3b5b2d06
Syifaunnufush, Amelia., dan Diana, R.
(2017). Kecenderungan kenakalan remaja ditinjau dari kekuatan karakter dan
persepsi komunikasi empatik orangtua. Jurnal
Psikologi Integratif. 5(1): 50.
Widiantoro,
Wahyu., dan Ningrum, Wahyu. 2019. Parenting di Era Milenial sebagai
Implementasi Pendidikan Karakter. Prosiding
Konferensi Pendidikan Nasional. Universitas Mercu Buana Yogyakarta. ISSN :
2654-8607.
Tulisan yang bermanfaat. Lanjutkan
BalasHapusTerima kasih mas Andi
HapusSangat bermanfaat kak
BalasHapusTerimakasih kak sangat bermanfaat
BalasHapusTerima kasih kak :)
HapusTerimakasih kakak... Bermanfaat ilmunya dehhh
BalasHapusTerima kasih kak :)
HapusTerimakasih kakak... Bermanfaat ilmunya dehhh
BalasHapusTerimakasih kakak... Bermanfaat ilmunya dehhh
BalasHapusmanfaat banget artikelnya...nice
BalasHapusTerima kasih kak :)
HapusSangat bermanfaat ilmunya👍👍👍
BalasHapusyg jagoan wajib baca artikel ini☝
Terima kasih kak :)
HapusSangat bermanfaat ilmunya👍👍👍
BalasHapusyg jagoan wajib baca artikel ini☝