Beatrice. A. J. C. Randan / 19310410040
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.
Dalam kamus Webster (2012) kebencian didefinisikan
sebagai “permusuhan yang intens dan penolakan yang biasanya berasal dari rasa
takut, marah, atau rasa terluka. Ini adalah ketidaksukaan yang ekstrem”. seringkali rasa benci itu berlanjut dengan
munculnya hal-hal buruk kepada orang yang dibenci. Kebencian merupakan sesuatu
yang normal dan manusiawi walaupun sebenarnya hal tersebut merupakan sikap
negatif. Benci adalah katalisator untuk kerusakan manusia dan kerusakan pribadi.
Dasar dari kebencian dimulai pada masa remaja, mereka mulai berkembang di awal
kehidupan seorang anak dan merupakan dasar pada ketidakpedulian di antara orang-orang. Ketika insiden menakutkan dan
kekerasan terjadi, anak-anak dan orang dewasa dapat mengalami berbagai emosi
termasuk ketakutan, kebingungan, kesedihan dan kemarahan. Untuk mengatasi rasa
takut dan memberikan kepastian, anggota keluarga dewasa, guru, dan penyedia
penitipan anak dapat memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan
perasaan mereka dan menyalurkan perasaan mereka ke dalam tindakan positif.
Menurut Joseph E. Mc. Grath (1965) menyatakan bahwa
: “Psikologi sosial adalah ilmu yang menyelidiki tingkah laku manusia
sebagaimana dipengaruhi oleh kehadiran, keyakinan, tindakan, dan
lambang-lambang dari orang lain”. Jika sempat terbangun rasa kebencian di dalam
diri individu dan kelompok masyarakatnya, maka mereka sudah merusak hubungan
kemanusiaannya.
Sudah tidak asing lagi di telinga kita, orangtua
menurunkan warisan permusuhan kepada anak-anak mereka yang masih kecil entah
itu secara sadar ataupun tidak. Melarang anak-anak
mereka bergaul dengan individu yang selama ini
dianggap musuh. Dengan menanamkan bibit permusuhan dan
kebencian pada anak-anak, jiwa
mereka sudah dibebani . Mereka tidak lagi bebas dalam menikmati masa kanak
kanak dan remaja dengan ceria dan tawa, karena sudah dirancuni dengan warisan permusuhan dan
kebencian oleh orang tua,yang seharusnya melindungi dan membimbing anak anak
mereka kejalan yang benar. Anak-anak yang diajar untuk membenci, baik secara tersirat maupun melalui
tindakan proyeksi, dipaksa untuk hidup dalam pertentangan yang konstan. Dan memiliki peluang lebih besar untuk
mengubah sudut pandang ideologis mereka, daripada seseorang yang telah mencapai
usia dewasa. Mengatasi emosi atau pola pikir negatif membutuhkan usaha yang
disengaja. Melalui upaya yang disengaja dan disadari dari individu, kebencian
dapat dihilangkan dari pikiran dan sangat disadari dari individu tersebut.
Benci
menghambat kemampuan mereka untuk menjalani kehidupan yang diliputi cinta dan
keamanan. Dan juga tidak hanya secara permanen
merusak persepsi kognitif mereka tentang dunia, tetapi juga menyebabkan tekanan
pribadi yang kemudian meninggalkan noda pada sudut
pandang ideologis seseorang.
Kebencian
tumbuh dari moral dan kepercayaan rumah seorang anak. Sangat penting untuk
diingat bahwa anak-anak adalah spons informasi yang kecil dan orangtua yang menanam
benih untuk pandangan mereka tentang dunia di sekitar mereka.
Referensi:
Referensi Gambar:
0 komentar:
Posting Komentar