3.5.20

Reaksi psikologi masyarakat dalam menghadapi pandemi covid-19



Herlinda Desi Anggraini/19310410008
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Psikologi Sosial 1
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.



Virus corona atau Covid-19 sudah tidak asing lagi terdengar oleh masyarakat di Indonesia. Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China pada bulan Desember 2019 lalu, kini sudah masuk ke Indonesia. Berbagai media setiap hari memberitakan informasi terbaru tentang virus corona. Virus yang penyebarannya sangat pesat ini, membuat masyarakat di Indonesia panik dan khawatir apabila dirinya atau anggota keluarganya sampai terinfeksi virus corona.
            Banyak sekali reaksi dari masyarakat dalam menghadapi pandemi virus corona ini, salah satunya masyarakat melakukan lockdown mandiri. Masyarakat melakukan lockdown mandiri dengan cara menutup beberapa akses jalan masuk ke kampung. Lockdown mandiri ini banyak sekali dilakukan masyarakat diberbagai kota, termasuk kota yang saya tinggali yaitu Kota Yogyakarta. Menurut Jack Brehm, pada tahun 1966 dan 1976 individu mempunyai persepsi bahwa ia harus mengerjakan suatu hal tanpa ia mempunyai alternatif pilihan lainnya (kebebasannya dihambat). Lockdown mandiri tersebut bisa menjadi salah satu reaksi psikologi masyarakat dalam menghadapi pandemi virus corona ini. Harapan dari masyarakat setelah melakukan lockdown mandiri masyarakat ingin segera beraktivitas seperti biasanya. Namun, apakah lockdown mandiri yang dilakukan sudah betul dan sesuai dengan prosedur?
            Kenyataan yang ada, lockdown mandiri yang dilakukan masyarakat bukan masuk dalam kategori lockdown. Gubernur DIY Sultan HB X dalam Liputan6.com mengatakan “Sebetulnya bukan lockdown, kalau lockdown totally tidak boleh keluar tidak boleh masuk. Kalau itu terjadi maka yang memberi kebijakan harus member makan dan lain-lain. Dia perlu sesuatu harus difasilitasi. Kalau tidak boleh keluar rumah maka harus ada yang mengantarkan makanan kalau dia butuh”. Sultan mengatakan yang paling penting mengurangi pergi keluar rumah. Sehingga sebutan lockdown yang dilakukan warganya tidaklah pas. (Liputan6.com, 2020).
            Lockdown mandiri yang dilakukan masyarakat lebih tepatnya adalah kegiatan masyarakat untuk mencegah penularan virus corona dengan harapannya masyarakat yang sudah menutup beberapa akses jalan dan hanya akses jalan utama yang di buka agar bisa mengontrol siapa saja yang masuk ke kampungnya. Dengan adanya kegiatan tersebut masyarakat bisa membuat data apabila ada tamu atau pemudik yang memiliki gejala terinfeksi virus corona.

Referensi      :
Liputan6.com. (2020, 31 Maret). Respon Sri Sultan HB X Tentang ‘Lockdown’ Kampung-kampung.
Diakses pada 2 Mei 2020, dari https://m.liputan6.com/regional/read/4215355/respon-sri-sultan-hb-x-tentang-lockdown-kampung-kampung

1 komentar: