Oleh:
Alia Nanda Rumekti
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi
45 Yogyakarta
Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) adalah sekolah menengah setingkat sekolah menengah umum
(KBBI, 2016-2019). SMK merupakan pendidikan menengah atas yang mengelompokkan
para siswanya ke jurusan yang diminatinya. SMK juga diartikan sebagai sekelompok
siswa yang telah lulus SMP/MTs dan sederajat yang menempuh pendidikan selama
kurang lebih tiga tahun dan setelah lulus bekerja atau berwirausaha (Setiyoono, 2019). SMK memiliki semboyan “SMK,
Bisa!”, bisa kuliah dan bisa bekerja. Namun, pemikiran yang telah terbangun
sejak lama adalah lulusan SMK merupakan lulusan yang siap bekerja. Pada
kenyataanya, terdapat banyak hal yang menjadi kendala bagi SMK dalam memasarkan
lulusannya. Lalu, apa saja yang menjadi kendala bagi SMK dan adakah unit
pelaksana yang dapat membantu memasarkan lulusannya?
Kebutuhan
tenaga kerja lulusan SMK di Industri masih terbilang cukup banyak. Ada banyak
perusahaan atau usaha mandiri yang membutuhkan tenaga tingkat dasar-bukan
profesional untuk mengisi posisi karyawan operasional di perusahaannya. Sangat
disayangkan jika SMK tidak siap kerja sehingga gagal terserap oleh perusahaan. Ada
empat hal yang dihadapi SMK dalam memasarkan lulusannya, yaitu:
1.
Kemampuan kerja lulusan tidak sesuai dengan lowongan yang
dibuka.
2.
Kurangnya informasi tentang lowongan pekerjaan.
3.
Tidak adanya penghubung atau mediator antara sekolah
dengan perusahaan atau industri.
4.
Lulusan yang memiliki kemampuan tinggi atau pandai
cenderung rajin “nampik” dan memilih pekerjaan.
Kendala
yang dihadapi SMK tentunya membutuhkan penyelesaian. Bursa Kerja Khusus (BKK) cocok
untuk mengatasi rendahnya penyerapan tenaga kerja di SMK. BKK merupakan unit
pelaksana dan informasi lowongan kerja dan pemasaran, serta penyaluran dan
penempatan tenaga kerja ((DITPSMK), 2020)BKK
juga berperan dalam proses kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) bagi para
siswanya. Penyaluran kerja bagi lulusan SMK ini tentunya membutuhkan mediator
atau penghubung antara sekolah dengan pihak Industri atau perusahaan. Sementara
kepuasan dalam hal penempatan kerja adalah alasan utama seseorang memilih dan
menyiapkan diri memasuki dunia kerja melalui sekolah kejuruan (London (1973: 224) dalam Sukardi, 2007). Maka
dari itu, keberadaan BKK sangat dibutuhkan untuk pemasaran lulusan SMK.
Permasalahan
bangsa indonesia saat ini tidak sebatas ekonomi yang berjalan sangat lambat,
tetapi angka pengangguran pun juga semakin meningkat. Tantangan terbesarnya
adalah pengaruh globalisasi yang berdampak pada sebagian masyarakat. Namun hal
itu cukup terbantu dengan adanya BKK di SMK. Ada sedikitnya dua masalah yang
diidentifikasi dari penyelenggaraan BKK. Masalah tersebut adalah belum semua
lulusan SMK tertampung sebagai pekerja di industri dan industri mengalami kesulitan
rekrutmen dan penempatan kerja (Sukardi, 2007).
Sehingga BKK diharapkan dapat membantu lulusan SMK mendapatkan pekerjaan dengan
cara mudah, hemat, dan efisien. Selain keuntungan yang dirasakan oleh lulusan
dan Industri, SMK juga memperoleh keuntungan dari adanya BKK. Salah satu
keuntungan itu adalah kepercayaan dan relasi yang terbangun antar sekolah
dengan pihak industri.
Lulusan
Sekolah Menengah Kejuruan yang seharusnya menjadi penekan angka pengangguran,
justru menjadi penyumbang pengangguran terbesar di Indonesia (Anggrairi, 2019). Hal tersebut salah satunya
disebabkan oleh sedikitnya lulusan SMK
yang terserap ke industri dengan berbagai alasan. Peran BKK sebagai unit
pelaksana, informasi kerja, dan pemasaran sangat dibutuhkan. BKK beserta
perannya perlu dimaksimalkan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
baik. Jika BKK berfungsi dengan baik, maka kepercayaan antara sekolah dan
industri akan terbangun. Kesiapan kerja, informasi kerja, dan kepercayaan
industri yang saling bersinergi, akan membantu banyaknya lulusan yang terserap.
Akhirnya, angka pengangguran di Indonesia dapat ditekan.
Daftar Pustaka:
(DITPSMK). (2020, Mei 25). DIREKTORAT PEMBINAAN
SMK DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN
DAN KEBUDAYAAN (DITPSMK). Diambil kembali dari
https://bkk.ditpsmk.net/about
Anggrairi, E. S. (2019). Analisis
Pengaruh Fasilitas Pendidikan Terhadap Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan di
Wilayah Indonesia Tahun 2018. Jurnal Pendikan: Riset dan Konseptual,
114.
London (1973: 224) dalam Sukardi, Th., & Hargiyanto P. (2007). Peran Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya Penempatan Lulusan
SMK dalam Rangka Terwujudnya Link and Macth antara Sekolah dengan Dunia
Industri. JPTK: Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 16(2), 146.
Setiyoono, A. R. (2019). Rahasia Cinta dan Cita-Cita SMK Purwosari.
Jakarta: Rumah Media.
Sukardi, Th., & Hargiyanto P. (2007). Peran Bursa Kerja Khusus Sebagai Upaya
Penempatan Lulusan SMK dalam Rangka Terwujudnya Link and Match antara Sekolah
dengan Dunia Industri. JPTK: Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
16(2), 142.
0 komentar:
Posting Komentar