KEBIASAAN
BURUK PELANGGAN RESTORAN
Andi Purnawan/19310410002
Fakultas Psikologi Universitas
Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Dr. Arundati Shinta,
MA.
Restoran atau warung makan merupakan
salah satu bisnis yang menjanjikan keuntungannya jika dikelola dengan baik.
Selain pelayan yang piawai, aset terbesar suatu restoran adalah pelanggan yang
setia makan di restoran tersebut. Berbagai cara akan dilakukan oleh pihak
manajemen guna meramaikan dan mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Seperti
pengadaan menu yang lezat, promo paket makanan, penataan layout restoran, serta membangun suasana yang berbeda dengan
restoran-restoran lainnya. Pelayanan baik yang ditunjukan kepada pelanggan yang
makan adalah salah satu cara meningkatkan penjualan makanan di restoran. Mulai
dari menyambut pelanggan saat datang, mencarikan tempat duduk, mempersilakan
memesan menu makanan, hingga menyajikan makanan ke pelanggan.
Pelayan restoran tentu bertemu dengan
berbagai karakter dan perilaku pelanggan atau konsumen. Perilaku konsumen adalah
semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis konsumen yang mendorong
tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa, serta setelah melakukan hal-hal di atas atau
kegiatan mengevaluasi (Sumarwan, 2014). Pelayan di restoran memperhatikan
perilaku pelanggan atau konsumen yang datang ke restoran mulai dari awal datang
hingga selesai makan dan meninggalkan restoran. Memberikan pelayanan yang baik
kepada pelanggan sudah mejadi tugas seorang pelayan, dalam hal ini adalah bagian
server atau waiters serta resepsionis yang menyambut dan mengarahkan tamu
pelanggan.
Pelanggan yang menunjukan perilaku
ramah, friendly, dan memudahkan
pelayan untuk melayaninya adalah pelanggan yang patut diberi pelayanan yang
memuaskan. Namun kembali lagi, bahwa pelanggan yang datang tidak hanya satu
tentunya banyak dan membawa perilaku konsumen masing-masing. Bagaimana dengan
pelanggan yang memiliki kebiasaan buruk saat makan di restoran? Berikut adalah terdapat
6 kebiasaan buruk pelanggan restoran dilansir dari berbagai sumber dan diamati
langsung, karena penulis merupakan karyawan pada perusahaan yang bergerak di
bidang kuliner:
¢ Terlalu lama berpikir
menu yang akan dipesan ketika sudah di depan kasir. Hal ini bisa menghambat
antrean.
¢ Meminta bumbu
tambahan, seperti saus sambal, tapi pada akhirnya tidak dihabiskan juga. Meminta
dengan jumlah yang sewajarnya saja adalah tindakan yang baik.
¢ Meminta hal yang aneh dan spesifik terhadap
pesanan adalah sikap yang kurang baik. Sebab, menu dibuat sesuai takaran yang
sudah ada.
¢ Mengomel kepada
pelayan karena makanan yang dipesan belum siap. Hal ini bisa terjadi karena
restoran sedang ramai.
¢ Menggunakan bayak
bangku untuk meletakkan barang-barang pribadi. Itu kuran sopan dan cenderung
egois karena jika kondisi ramai, pelanggan yang baru datang kebingungan mencari
tempat.
¢ Ramai dan nongkrong
berjam-jam. Hal tersebut bisa mengganggu ketenangan dan kenyamanan pelanggan
lain yang baru makan dan membuat pelayan bingung untuk melakukan clean up.
Pelanggan sering menuntut restoran
agar memberikan pelayanan yang baik. Akan tetapi perilaku-perilaku buruk yang
biasa dilakukan pelanggan saat makan justru memberikan dampak yang buruk bagai
pelayanan. Pelayan yang tergolong baru atau pelayang dengan kondisi lelah saat
restoran ramai membuat pelayanan menjadi buruk disebabkan perilaku buruk dari
pelanggan itu sendiri. Kesadaran dari dalam diri pelanggan sangat diperlukan
untuk menunjang kepuasan pelayanan. Mengerti situasi dan kondisi serta
menghargai pelanggan lain adalah sikap yang terpuji. Sedangkan untuk petugas
pelayan, memperhatikan dan mengedukasikan dengan ramah tamah kepada pelanggan
khususnya yang mempunyai kebiasaan buruk merupakan langkah yang tepat.
Terbangunnya sikap saling menghargai antara pelanggan dengan pelayan dan pelangga
dengan pelanggan lain dapat menciptakan kepuasan pelayanan dalam suatu
restoran.
Referensi:
Sumarwan,
U. (2014). Modul l Model Keputusan
Konsumen. Universitas Terbuka.
Bagus Mas Andi, semangat slalu
BalasHapusTerima kasih mbak Asma
Hapus