Rubah
pola penilaian pemimpin meningkatkan kualitas kinerja karyawan
Ujian
Tengah Semester Psikologi Industri & Organisasi 2019/2020
Fakultas
Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Oleh
Hosianna
Ronauli Simbolon (19.310.410.032)
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Kualitas sumber daya manusia
merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan produktivitas kinerja
suatu instansi. Maka dari itu sumber daya manusia yang berkompetensi tinggi
dapat mendukung tingkat kinerja, dengan penilaian kinerja maka akan diketahui
prestasi yang dicapai setiap karyawan Kinerja merupakan implementasi
dari rencana yang
telah disusun dari awal
sebelum melakukan kegiatan. Implementasi
kinerja dilakukan oleh
sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan
kepentingan. Kinerja perusahaan merupakan
akumulasi kinerja semua
unit-unit organisasi yang
sama dengan penjumlahan kinerja semua orang atau individu yang bekerja
di perusahaan tersebut.
Penilaian kinerja harus bebas dari
diskriminasi.
Apapun bentuk
atau metode penilaian yang dilakukan oleh pihak manajemen harus adil,
realistis, valid, dan relevan dengan jenis pekerjaan yang akan dinilai karena
penilaian kinerja ini tidak hanya berkaitan dengan masalah prestasi semata,
namun juga menyangkut masalah gaji, hubungan kerja, promosi/demosi, dan
penempatan pegawai
disamping itu tidak jarang pemimpin dengan mudahnya mengambil kesimpulan dan
menilai karyawannya sesuai dengan apa yang baru saja dilihatnya, tanpa mengingat
perbuatan lain yang telah dilakukan oleh karyawan selama bekerja (recency
effect). Pada keberjalan suatu Manajemen dalam
organisasi maupun perusahaan nirlaba tentunya tidak terlepas dari proses
evaluasi.
Berbagai metode juga digunakan perusahaan agar penilaian
kinerja efektif dilakukan dan tidak terkesan judging. Pihak
manajemen juga harus jeli dalam melihat manfaat penilaian kinerja karyawan demi
mewujudkan efektifitas tersebut. Oleh karena itu perlu ada pembahasan
tersendiri mengenai kegiatan penilaian kinerja karyawan. Terdapat dua aspek yang harus
menjadi pembahasan dalam Penilaian Kinerja Karyawan yaitu kinerja
karyawan itu sendiri dan feedback yang
ditujukan untuk pengembangan karyawan. Proses penilaian kinerja karyawan
dimulai dari penentuan tujuan/target dari kinerja yang diiringi dengan
pengamatan. Kemudian saat dan setelah pekerjaan dilaksanakan dilakukanlah
evaluasi yang disusul dengan promosi berdasarkan hasil evaluasi berupa insentif
maupun peningkatan posisi.
Selain
aspek dan proses umum tersebut terdapat unsur-unsur yang melekat di dalam
penilaian kinerja karyawan yang perlu diketahui sebagai berikut:
1. Penilaian kinerja karyawan harus
diukur dan dikomparasikan sesuai dengan target dan standar yang telah
ditetapkan.
2. Pemberian Reward bagi
karyawan yang memberikan kontribusi lebih.
3. Menganalisa dan Mengidentifikasi
kebutuhan karyawan akan training pengembangan baik di waktu
sekarang maupun di masa datang.
4.
Penentuan
target dan standar untuk waktu yang akan datang.
Melakukan penilaian terhadap kinerja
karyawan juga memberi manfaat, bagi kedua belah pihak untuk perusahaan dan
karyawan. Yakni: memberikan informasi mengenai hasil-hasil yang diinginkan dari
suatu pekerjaan, Mencegah adanya miskomunikasi terkait kualitas kerja yang
diharapkan, menciptakan peningkatan produktivitas karyawan dikarenakan adanya
feedback/reward bagi karyawan yang berprestasi dan Menghargai setiap
kontribusi. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa strategi kepemimpinan
dalam meningkatkan kinerja pegawai di suatu perusahaan atau lembaga mempunyai
peranan sangat penting artinya bagi pegawai atau para pemimpin, karena dengan
motivasi yang tinggi maka pekerjaan dilakukan dengan bersemangat dan bergairah,
sehingga akan dicapai hasil yang optimal (kinerja tinggi) yang tentunya akan
mendukung tercapainya tujuan yang diinginkan dengan efisien dan efektif.
Dalam menghindari adanya fenomena penilaian
yang dilakukan oleh pimpinan terhadap karyawan recency effect, diperlukan
beberapa solusi yakni pertama dengan memberikan pelatihan kepada penilai dimana
seorang penilai harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menilai
dengan tepat, kedua berikan kesempatan kepada penilai untuk mengevaluasi
diri(self assessment) ketiga , perlu juga memberikan penjelasan kepada penilai
bahwa peran penilaian kinerja sangat penting dan menentukan masa depn karyawan.
Karena berdampak terhadap pada perilaku dan motivasi karyawan. Jika karyawan
kerjanya bagus, namun dinilai buruk dia akan demotivasi sebaliknya jika
karyawan kinerja buruk namun dinilai baik maka dia tidak akan termotivasi.
Begitupula dengan karyawan yang langsung dinilai oleh pemimpin oleh karena
perbuatan yang baru saja dilakukan baik perilaku baik atau buruk itu dapat
merusak semangat kerja karyawan tersebut.
Referensi:
http://pakarkinerja.com/bias-dan-error-dalam-penilaian-kinerja-karyawan/
(diakses pada 16 april 2020)
https://swa.co.id.swa/my-article/column/.fenomena-kesalahan-penilaian-kinerja (diakses pada 17 april2020)
Artikelnya bagus dan juga sangat bermanfaat
BalasHapusSemoga artikel nya bisa bermanfaat bagi banyak orang
BalasHapus👍👍
BalasHapusmantap
BalasHapusArtikelnya bagus kak
BalasHapus