Ujian
Tengah Semester Psikologi Industri & Organisasi Semester Genap 2019/2020
Dosen
pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA
Lydia
Aritonang (19310410033)
Proses evaluasi kinerja atau biasa disebut dengan performance
appraisal adalah metode untuk mengetahui kualitas dan kontribusi karyawan
untuk perusahaan. Menurut Grote, Penilaian kinerja merupakan bagian penting dari
proses besar pengelolaan kinerja dalam sistem manajemen sumber daya manusia
(SDM). Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah sistem manajemen formal
yang disediakan untuk evaluasi kualitas kinerja individu pada sebuah organisasi
(Grote, 2002). Dengan begitu evaluasi kinerja sangat penting dilakukan karena
dapat menjadi kunci dalam management sember daya manusia yang dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang berkaitan terhadap
berlangsungnya organisasi atau perusahaan.
Akan
tetapi dalam proses penilaian kinerja seringkali terganggu oleh subjektivitas
yang menyebabkan hasil penilaian tidak optimal. Subjektivitas ini dapat
menimbulkan bias atau penyimpangan dalam penilaian yang memyebabkan kesalahan
dalam evaluasi kinerja. Kesalahan dalam evaluasi kinerja ini dapat membahayakan
keberlangsungan suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Gurbuz dan Dikmenli,
bias dapat membahayakan persepsi sistem keadilan gaji dan mengacaukan hubungan
antara perbedaan kinerja yang sesuai dengan kenyataan (Miceli, Jung, Near and
Greenberger, 1991, dalam Gurbuz dan Dikmenli, 2007)
Ada
beberapa penyebab dari terjadinya bias ini, salah satunya adalah recency
effect atau efek baru-baru ini. Grote (2002) menjelaskan bahwa recency
effect adalah kecenderungan penilaian di mana kejadian kecil yang baru saja
terjadi –satu atau dua bulan terakhir sebelum penilaian– lebih mempunyai
pengaruh daripada kejadian yang terjadi beberapa bulan sebelumnya. Waktu
penilaian yang setahun sekali dengan tingkat pekerjaan yang begitu luas dan
beragam berpotensi terjadinya bias recency effect (efek baru-baru ini). Efek ini
dapat terjadi diakibatkan oleh kecenderungan kita dalam mengingat ingatan
jangka pendek (short memories).
Dengan
begitu recency effect adalah penyebab dari ketidak akuratan penilaian
evaluasi kinerja. Recency effect menyebabkan peristiwa yang belum lama
terjadi menjadi tolok ukur dalam penilaian suatu pekerja. Hal ini tentu saja
dapat merugikan pekerja/karyawan karena prestasi baik yang sebelumnya telah
tercapai pada bulan-bulan yang lalu tidak lagi diperhitungkan oleh penilai.
Dengan
menyadari keberadaan recency effect ini, seharusnya para atasan dapat
menilai dengan lebih objektif dan berhati-hati kepada karyawan. Karena
penilaian yang salah dapat menyebabkan dampak atau kerugian baik bagi karyawan
dan perusahaan.
Sumber referensi:
Grote, Dick. 2002. The
Performance Appraisal Question and Answer Book. Washington D.C: AMACOM.
Gurbuz, Sait and Onur
Dikmenli.2007. Performance Appraisal Biases In A Public Organization: An
Emprical Study. Kocaeli Üniversitesi Sosyal Bilimler Enstitüsü Dergisi (13)
2007 / 1 : 108-138.
Http://pakarkinerja.com/bias-dan-error-dalam-penilaian-kinerja-karyawan/(pada
18 Maret 2020)
Sumber
gambar:
Https://images.app.goo.gl/RtgpQ2SsYDkRNnmK9(pada
18 Maret 2020)
mantap
BalasHapus