16.4.20

Pengaruh Penilaian Negatif Supervisor terhadap Motivasi Kerja Karyawan


Pengaruh Penilaian Negatif Supervisor terhadap Motivasi Kerja Karyawan

UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
SEMESTER GENAP 2019/2020

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Trias Sabila Rahmah/ 19310410036



Penilaian kinerja adalah sistem yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan telah melaksanakan pekerjaannya masing-masing secara keseluruhan (Soeprihanto, 1988). Pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan bukan hanya dilihat atau dinilai hasil fisiknya tetapi meliputi berbagai hal,seperti kemampuan kerja, disiplin, hubungan kerja, prakarsa, kepemimpinan dan hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan yang dijabatinya.
Dalam sebuah perusahan, penilaian kinerja ini dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Setiap atasan dalam suatu departemen harus menilai kinerja karyawan yang berada dibawahnya untuk mendapatkan suatu gambaran hasil kerja nyata karyawan. Dari hasil penilaian kinerja, dapat ditentukan pembinaan,tindakan administratif dan keputusan-keputusan yang akan diambil berikutnya. Jika dikerjakan dengan benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan yang dinilai, penilai, dan departemen kepegawaian, serta organisasi. Penilaian yang baik dari atasan juga akan menambah motivasi kerja para karyawan.
Permasalahan yang kerap terjadi dalam penilaian kinerja adalah, penilai seringkali merasa berkuasa dengan posisinya dan cenderung menilai karyawan sangat negatif. Mahmudah dkk (2020) menuliskan bahwa posisi pimpinan adalah superior (lebih tinggi sehingga disebut atasan) dan posisi karyawan adalah subordinat (lebih rendah sehingga disebut bawahan). Karyawan seringkali merasa dinilai secara tidak adil oleh supervisor. Hal ini tentunya berdampak pada banyak hal termasuk motivasi kerja para karyawan. Motivasi kerja merupakan suatu modal dalam menggerakkan dan mengarahkan para karyawan atau pekerja agar dapat melaksanakan tugasnya masing–masing dalam mencapai sasaran dengan penuh kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab (Hasibuan, 2008).
Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2010), karyawan termotivasi untuk bekerja disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik merupakan faktor yang timbul dari dalam diri karyawan. Sementara kaktor ekstrinsik yaitu faktor pendorong yang datang dari luar diri seseorang terutama dari organisasi tempatnya bekerja. Laman UniversitasPsikologi.com menuliskan, menurut Rowland & Rowland (dalam Nursalam, 2002), peningkatan kepuasan karyawan didasarkan pada faktor-faktor motivasi, yang meliputi: keinginan untuk peningkatan, percaya bahwa gaji yang didapat sudah mencukupi, memiliki kemampuan pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai yang diperlukan, dan umpan balik. Nah, umpan balik ini dapat berupa penilaian yang baik dan adil dari supervisor terhadap karyawan.
Kepuasan dan sikap karyawan merupakan hal yang penting dalam menentukan perilaku dan respon terhadap pekerjaannya (Muhajir, 2014). Jika supervisor terus-terusan menilai karyawan secara negatif dan tidak adil maka motivasi dan respon karyawan terhadap pekerjaan akan semakin menurun. Menurunnya motivasi karyawan tentunya akan berdampak buruk pada perusahaan. Dampak buruk yang akan terjadi yakni lingkungan kerja menjadi tidak harmonis, hubungan antara karyawan dan supervisor menjadi renggang, hingga keluarnya karyawan yang berkinerja bagus.
Oleh karena itu, supervisor diharapkan untuk lebih profesional dalam menjalani tugasnya sebagai penilai karyawan. Supervisor harus memberikan penilaian yang tepat kepada karyawan. Penilaian yang adil serta positif terhadap karyawan akan berpengaruh pada motivasi kerja karyawan. Jika supervisor memberikan penilaian yang positif, maka karyawan juga akan memberikan feedback atau umpan balik berupa semangat kerja yang nantinya juga akan berpengaruh baik pada perusahaan.

Daftar Pustaka
Hasibuan, Malayu. 2008. Manajemen Dasar, Pengertian, Dan Masalah. Jakarta: PT Bumi Aksara

Mahmudah, S., Hary, T.A.P., Shinta, A., Suryani, R. & Harahap, D.H. (2020). Pimpinan level menengah yang buruk komunikasinya: Haruskah karyawan keluar?. Jurnal Psikologi. 16(1), 65-74. Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta. https://ejournal.up45.ac.id/index.php/psikologi/article/view/676/525

Muhajir I. (2014). Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) Cabang Semarang). Jurnal Sains dan Pemasaran Indonesia, 13(3), 334-339.

Munandar, M. 2010. Budgeting Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja. Pengawasan Kerja. Yogyakarta : BPFE.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan. Profesional. Jakarta: Salemba Medika.


Pengertian Motivasi Kerja, Faktor-faktor, dan Cara Meningkatkan Motivasi (Motivation) Kerja. https://www.universitaspsikologi.com/2018/10/pengertian-motivasi-kerja-dan-meningkatkan-motivasi-kerja.html (Diakses 15 April 2020)

Soeprihanto, John. (1988). Penelitian Kinerja dan Pengembangan Karyawan,. Yogyakarta : BPFE Yogyakarta.


44 komentar:

  1. Fenomena yang sering terjadi dalam peusahaan kebanyakan seperti itu, supervisor yang semena-mena memberikan penilaian kepada karyawan. Seharusnya sih lebih adil. Sip, semangat terus untuk mengedukasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul kak, sebagai atasan memang supervisor harus adil dan bisa menjadi panutan. terima kasih kak:)

      Hapus
  2. Artikelnya bagus, semoga bisa membuka pikiran para supervisor yang suka menilai negatif para karyawan. Semangat!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. tujuannya memang itu kak, membuka pikiran supervisor yang suka menilai negatif karyawannya. terima kasih kak:)

      Hapus
  3. ya seharusnya supervisor memang harus adil, karena supervisor kan pimpinan

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul sekali kak, kalau atasannya saja tidak adil bagaimana bawahannya.

      Hapus
  4. Semoga supervisor mendapat pelajaran stlh membaca artikel ini

    BalasHapus
  5. Dari artikel yg anda buat, bagaimana sih penilain yg seharusnya di lakukan oleh supervisor dan adakah teknik penilain yg ideal untuk cara menialainya?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebagai penilai, supervisor harus bisa menilai karyawan dengan profesional. penilaian baik tidaknya kinerja karyawan tidak dinilai dari hasilnya saja, namun supervisor juga harus menilai berdasarkan proses yang telah dilalui oleh karyawan tsb

      Hapus
  6. Dari artikel yg anda buat, bagaimana sih penilain yg seharusnya di lakukan oleh supervisor dan adakah teknik penilain yg ideal untuk cara menialainya?
    Terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebagai penilai, supervisor harus bisa menilai karyawan dengan profesional. penilaian baik tidaknya kinerja karyawan tidak dinilai dari hasilnya saja, namun supervisor juga harus menilai berdasarkan proses yang telah dilalui oleh karyawan tsb

      Hapus
  7. Semoga artikel ini bisa memberi gambaran lebih luas lagi bagaimana seorang supervisor seharusnya melakukan penilaian kerja yang efektif dan berkualitas

    BalasHapus
  8. Sama seperti supervisor saya yg semena-mena, saya jd males kerja

    BalasHapus
    Balasan
    1. waduh,harus diperingatkan itu kak. tetap semangat ya kak:)

      Hapus
  9. Isi dalam artikelnya bagus dan sangat bermanfaat

    BalasHapus
  10. Artikelnya dapat dipahami dengan jelas, tetap semangat.

    BalasHapus
  11. Artikel nya bagus, supervisor harus adil :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul banget. terima kasih atas tanggapannya ya:)

      Hapus
  12. artikel nya bagus,bisa menambah wawasan jugaa,semangat semoga lebih sering bikin artikel artikel yg bermanfaat

    BalasHapus
  13. Artikelnya bagusbagus,oke.
    Semoga bermanfaat bagi semuanya😊

    BalasHapus
  14. Artikelnya bagus dan dapat dipahami lanjutkan semangat menulisnya ias

    BalasHapus
  15. artikel yang bagus bisa jadi referensi , semangat terus untuk membuat artikel yang berguna

    BalasHapus
  16. Wah iya bener banget, penilaian pimpinan yg buruk ke karyawan jg bisa membuat karyawan down dan gak semangat kerja

    BalasHapus
    Balasan
    1. oleh karena itu kak, supervisor tidak boleh asal menilai buruk tanpa melihat proses:)

      Hapus
  17. Bekerja dengan tekun kuncinya 👍

    BalasHapus
  18. Bagus artikelnya, terima kasih.
    Pertanyaan saya, bagaimana jika bawahan memang benar-benar melakukan kesalahan?

    BalasHapus
  19. Wah bahaya banget buat karyawan

    BalasHapus