18.4.20

MENAKLUKAN DOSEN SENIOR PSIKOLOGI, SEBAGAI MAHASISWA APA YANG BISA KITA LAKUKAN?




RIZAL ARIFFUDIN / 19310410020
UJIAN TENGAH SEMESTER
PSIKOLOGI INDUSTRI & ORGANISASI
DOSEN PENGAMPU: Dr. Arundati Shinta,MA.
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Memilih jurusan kuliah memang susah-susah gampang, kesulitannya adalah memilih yang tidak hanya sesuai dengan passion kita tapi juga yang mampu memberikan kita prospek kerja yang jelas. Seperti saya sendiri, waktu itu saya sangat berkeinginan untuk melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi dan saya bingung mau mengambil jurusan apa. Kemudian saya konsultasikan kepada teman saya yang kebetulan alumni Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta jurusan Psikologi. Setelah Tanya-tanya kemudian saya direkomendasikan untuk masuk ke Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta jurusan Psikologi. Pada awalnya saya bingung Psikologi itu ilmu seperti apa dan bagaimana. Setelah beliau bercerita banyak tentang kampus dan ilmu Psikologi saya agak sedikit tertarik. Kemudian saya putuskan untuk mendaftar dan mengambil jurusan Psikologi.

Pada semester 1, waktu itu sedang ada kuliah Kesehatan Mental yang diampu oleh bapak Fx. Wahyu Widiyantoro,MA. Beliau masuk kelas bersama salah satu dosen Psikologi juga yang kita tahu namanya adalah Ibu Dr. Arundati Shinta,MA. yang lebih kita kenal Ibu Shinta. dan juga termasuk Dosen senior Psikologi UP 45. Ketika Ibu Shinta diberi waktu oleh Bpk Wahyu untuk memberikan motivasi kepada kami yang ada di kelas, ada satu kalimat yaitu “Taklukan Dosen dengan kelemahannya” yang membuat saya semakin penasaran. Seiring berjalannya waktu dan mengikuti perkuliahan saya sedikit menjadi tahu apa yang harus saya lakukan untuk menaklukan dosen terlebih kepada Dosen senior termasuk Ibu Shinta yang memang kelemahannya pada tulisan.

Pada semester 2 ini barulah saya bertemu dengan Ibu Shinta, Beliau mengampu Mata Kuliah Psikologi Sosial 1 dan Psikologi Industri & Organisasi. Benar saja selain kita harus paham dengan materi yang disampaikan beliau pada saat perkuliahan kita juga dituntut untuk bisa menulis. Terkait dengan tugas pun juga begitu, beliau meminta untuk menulis dan hasil tulisan tersebut harus dipublikasikan ke media massa maupun online termasuk dipublikasikan ke Move on Psikologi UP 45. Menulis adalah produk pemikiran, otomatis untuk menulis kita harus membaca dan berpikir. Sungguh mengkhawatirkan ketika mahasiswa sebagai garda ilmu pengetahuan tetepi malas membaca dan berpikir. Padahal hasil utama yang diharapkan dari seorang sarjana adalah ide dan kualitas pemikirannya.

Referensi:


6 komentar:

  1. Benar mas, saat ini saya juga masih belajar buat menulis hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita sebagai mahasiswa harus banyak belajar mas, apalagi dalam hal menulis 😀👍

      Hapus
  2. Balasan
    1. Makasih mb semoga semakin termotivasi untuk menulis 😊

      Hapus
  3. Suara hati mahasiswa hehee. Isi artikel bagus mengajak mahasiswa untuk rajin menulis. Semangat mas rijal

    BalasHapus
  4. Judul yang menarik mas Rizal, lanjutkan. Sukses selalu

    BalasHapus