18.4.20

Fenomena Penilaian kerja Yang Tidak Fair Dari Supervisor dan Solusinya

Nur Asma Maryam | 19310410081
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Ujian Tengah Semester
Psikologi Industri dan Organisasi
FAKULTAS PSIKOLOGI - UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
YOGYAKARTA



Pekerjaan dibidang apapun pasti melalui proses penilaian kerja atau evaluasi yaitu proses mengidentifikasi dan mengukur sifat, perilaku serta pencapaian karyawan secara individual atau kelompok sebagai dasar membuat keputusan atau perencanaan pengembangan oleh supervisor, manajer atau rekan kerja (Wijayanti & Wimbarti 2012). Sayangnya, tujuan tersebut sering tidak tercapai karena tidak sedikit supervisor yang melakukan penilaian kinerja yang kurang baik. Dampaknya adalah selain menurunnya motivasi karyawan, juga berdampak pada merenggangnya hubungan karyawan dengan penilai, khususnya dengan atasan. Untuk jangka panjang ini akan merugikan perusahaan, karena bisa berdampak pada terciptanya lingkungan kerja yang tidak harmonis yang berujung pada keluarnya karyawan potensial.

Kondisi tersebut bisa saja terjadi karena adanya fenomena kesalahan penilai (rater errors) yang menghambat proses penilaian kinerja menjadi lebih objektif, yaitu :
Hallo Effect : Fenomena ini muncul di mana penilai memberikan nilai yang tinggi pada semua aspek kinerja karena impresi positif yang ditampilkan karyawan. 
Horns Effect : Fenomena ini berkebalikan dengan hallo effect, di mana penilaian diberikan nilai yang rendah pada semua aspek kinerja karena impresi negatif yang ditampilkan karyawan.
Central Tendency : Fenomena dimana penilai cenderung memberikan nilai tengah pada seluruh karyawan. Ini terjadi pada penilai yang suka bermain aman atau tidak memahami kinerja bawahan sesungguhnya. 
Strictness & Leniency : Fenomena dimana penilai memiliki kecenderungan untuk selalu menilai rendah atau selalu menilai tinggi pada seluruh karyawan. 
Similar to Me : Fenomena ini terjadi karena memiliki kecenderungan untuk memberikan nilai bagus pada karyawan yang memiliki kesamaan dengan dirinya baik kesamaan SARA, latar belakang, pandangan hidup dan lainnya.
Contrast : Fenomena ini terjadi di mana penilai memberikan penilaian dengan membandingkan terhadap sesuatu yang ekstrim. (swa.co.id. 2020)


Untuk menghindari dampak-dampak negatif tersebut supervisor harus bisa melakukan penilaian kinerja yang efektif. Kriteria penilaian kerja yang efektif, menurut Michael Adryanto, dalam bukunya Tips and Tricks for Driving Productivity: Strategi dan Teknik Mengelola Kinerja untuk Meningkatkan Produktivitas, penilaian kinerja hanya akan efektif bila dilakukan secara fair dan objektif. Fair adalah berdasarkan standar yang telah disepakati, sedangkan objektif adalah nilai-nilai yang diberikan sesuai dengan tingkat pencapaian. Agar penilaian fair, ada elemen - elemen yang harus diperhatikan yaitu sasaran kinerja yang jelas, sasaran disepakati bersama, sasaran berkaitan dengan uraian, pertemuan tatap muka dan diskusi. Sementara itu, untuk melakukan penilaian yang objektif,  harus mempertimbangkan elemen- elemen yaitu data aktual, keberanian atau ketegasan supervisor, sistem penilaian yang terstruktur, formulir yang tidak rumit dan kemampuan menilai supervisor. (duniakaryawan, 2020) 

Proses Penilaian Kinerja yang harus dilakukan untuk menilai kinerja pegawai meliputi pertama, mempersiapan data-data yang dibutuhkan yang berkaitan dengan perilaku dan kinerja bawahan. Kedua, Buat penilaian, gunakan data-data yang telah dipersiapkan tersebut sebagai landasan menilai dan memberikan umpan balik. Penilaian dan umpan balik ini umumnya termasuk sebagai draf penilaian (sementara). ketiga, diskusikan dengan atasan langsung. Tujuannya untuk memutuskan penilaian akhir yang fair dan objektif. Keempat, adakan pertemuan dengan bawahan. Pertemuan ini seyogianya dilangsungkan di tempat dan waktu yang nyaman sehingga tidak terganggu aktivitas lain. Kelima, serahkan hasil penilaian kepada bawahan, beri waktu yang memadai agar karyawan yang bersangkutan membaca hasil tersebut. Keenam, bahas hasil penilaian tersebut, kemukakan dengan bahasa yang positif dan membangun. Lalu, berikan kesempatan bawahan untuk menyampaikan pendapat atau tanggapan dan terima argumen sebagai pertimbangan selanjutnya. Dan terakhir, informasikan rencana pengembangan, rencana ini dapat berupa pelatihan, promosi jabatan, penugasan, atau permagangan. (duniakaryawan, 2020)


Referensi :
Wijayanti, A. & wimbarti, S. (2012). Evaluasi dan pengembangan sistem penilaian kinerja pada PT HKS. Jurnal psikologi Undip. 11(2) : 1
https://www.duniakaryawan.com/cara-melakukan-penilaian-kinerja-yang-efektif/ (diakses pada tanggal 17 April 2020)
https://swa.co.id/swa/my-article/column/fenomena-kesalahan-penilaian-kinerja (diakses pada tanggal 17 April 2020)

Gambar :
https://www.duniakaryawan.com/cara-melakukan-penilaian-kinerja-yang-efektif/

20 komentar:

  1. Judul yang menarik, memang sangat baik apabila supervisor menilai karyawan secara fair. Semoga supervisor di setiap organisasi perusahaan bisa berlaku adil pada setiap karyawannya. Sukses selalu mbak Asma

    BalasHapus
  2. Aku setuju mbak dengan artikelnya, semangat ya mbak Nur Asma Maryam 😊

    BalasHapus
  3. Tulisan yang menjelaskan dengan lengkap dan menarik. Banyak sekali fenomena Supervisor cenderung menilai karyawannya yang hanya melihat dari satu sisi saja, dan juga karyawan tidak diberikan evaluasi yang jelas dari hasil penilaiannya. Alhasi, terjadilah ketidakharmonisan suatu organisasi. Semangat menulis. Salam. Andi P.

    BalasHapus
  4. Setuju, penilaian memang sangat penting

    BalasHapus
  5. Yups,,, artikel good kak asma,mudah di pahami juga,, penilaian sanagat penting baik bagi organisasi ataupun pekerja ...


    Semangat menilsi mbak ❤️

    BalasHapus
  6. Apa contoh tindakan negatif dan positif supervisor kepada karyawan jika dikaitkan dengan teori psikoanalisis menurut sigmund freud yang terdiri atas Id, Ego,dan Superego?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut saya tindakan positif supervisor berupa bekerja sesuai prosedur yang berlaku dan tindakan negatifnya berupa penilaian yang tidak objektif dan tidak kritis menilai kinerja karyawan. Mungkin bisa ditambahi kak

      Hapus
  7. Penilaian yang tepat kepada karyawan akan membuat karyawan menjadi lebih dihargai, dan tentunya menambah motivasi karyawan dalam memajukan sebuah perusahaan. Artikel yang keren, semangat menulis mbak😁👍🏾

    BalasHapus
  8. Penilaian memang sangat penting dan dapat memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik. Semangat mbak!

    BalasHapus
  9. Good joob mbk asma��
    Penilaian yang baik dari supervisor pasti akan sangat mempengaruhi kinerja dari karyawan juga, supervisor tidak boleh menilai karyawan hanya dari satu sisi saja.

    BalasHapus