Oleh Meysella Al Firdha Hanim
NIM 183104101196
Mata Kuliah Psikologi Lingkungan
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Sampah
merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi setiap orang, baik di desa
maupun kota. Penimbunan
sampah dapat menimbulkan
gangguan lingkungan seperti bau busuk, adanya senyawa beracun yang bisa
merusak kesehatan. Bertambahnya pola konsumsi masyarakat menyebabkan
peningkatan jumlah sampah, dan jenis sampah yang semakin beragam.
Apabila
sampah tidak dikelola dengan baik, maka akan menimbulkan dampak negatif yaitu
gangguan kesehatan, menurunkan kualitas lingkungan, dan menurunkan estetika
lingkungan. Begitupun sebaliknya, pengelolaan yang dilakukan dengan baik dan
semaksimal mungkin akan menimbulkan dampak positif. Agar mencapai tujuan yang
diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus sesuai prosedur yang
benar.
Diperlukan
usaha dan kesadaran akan pemanfaatan dan pengelolaan sampah yang tepat untuk
dikembangkan di setiap lingkungan masyarakat. Sehingga kualitas kesehatan
lingkungan dapat ditingkatkan. Sampah dapat menjadi sumberdaya yang dapat dimanfaatkan
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam pemanfaatan dan pengelolaan
sampah harus melibatkan masyarakat, memperhatikan karakteristik sampah dan
karakteristik lingkungan.
Program
yang tepat untuk mengajak masyarakat memilah sampah organik dengan sampah
anorganik dan ditukarkan menggunakan uang adalah bank sampah. Bank sampah sudah
banyak ditemui di berbagai daerah di Indonesia. Bank sampah mengolah sampah
organik menjadi pupuk kompos, sementara sampah anorganik akan didaur ulang agar
bisa bermanfaat secara ekonomis.
Menurut
Novyanti (2013: dalam Sarfiah & Whinarko 2017), cara kerja bank sampah pada
umumnya hampir sama dengan bank lainnya, dimana ada nasabah, pencatatan
pembukuan, dan manajemen pengelolaan. Pengelolaan sampah pada bank sampah
berbasis rumah tangga, dengan memberikan reward kepada yang berhasil memilah
dan menyetorkan sejumlah sampah. Selain bisa sebagai sarana untuk melakukan
gerakan penghijauan, pengelolaan sampah juga bisa menjadi sarana pendidikan
gemar menabung untuk masyarakat dan anak-anak. Metode bank sampah juga
berfungsi untuk memberdayakan masyarakat agar peduli terhadap kebersihan.
Kehadiran
bank sampah telah mendorong adanya capacity building bagi masyarakat dengan
mengupayakan terbentuknya kemandirian dan keswadayaan masyarakat melalui
terbentuknya kesadaran, pengetahuan, dan kemampuan yang mendorong partisipasi
mengelola lingkungan. Khususnya bagi perempuan, pengetahuan dan keterampilan
mengelola sampah menjadi kreativitas dan inovasi kerajinan daur ulang sampah.
Referensi
Sarfiah
& Whinarko (2017). Jurnal Manfaat Bank Sampah Bagi Masyarakat Di
Dusun
Semali Desa Salamkanci Kecamatan
Bandongan Kabupaten
Magelang.
Universitas
Tidar
0 komentar:
Posting Komentar