KEMBALI KE RUMAH,
TEMPAT TERNYAMAN
Oleh Ika Fatmawati
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Pekan ini kita masih melaksanakan
anjuran pemerintah untuk menjaga jarak sosial dan tetap berada di rumah. Kita kembali
melakukan segala aktifitas di rumah bersama keluarga tercinta. Sekolah, kampus
diliburkan, dan anak- anak mengikuti pelajaran dengan cara online. Banyak
instansi memberlakukan Work From Home (kerja
dari rumah) pada karyawannya.
Rumah merupakan salah
satu bagian dari lingkungan yang akrab dan dikenal oleh individu. Meskipun penataan
lingkungannya tidak asri, tetapi merupakan tempat berlindung. Kecenderungan kita
ketika berada di rumah yakni tidak menimbulkan stress, menimbulkan rasa aman,
dan tidak menimbulkan konstipasi. Bahkan ada pepatah
yang mengatakan rumahku adalah syurgaku, sebagai gambaran bahwa rumah adalah
tempat terindah dan ternyaman.
Memulai kuliah
online, sekolah online, bekerja secara online tentu saja membutuhkan penyesuaian.
Penyesuaian karena dilakukan di rumah, ada anggota keluarga yang lain yang
harus diperhatikan juga. Perilaku penyesuaian diri atau coping behaviour ini
ada dua cara yakni adaptasi dan adjusment. Adaptasi yaitu mengubah tingkah laku agar sesuai dengan lingkungan, sedangkan
adjustment adalah mengubah lingkungan agar sesuai dengan diri pribadi.
Sebagai seorang
mahasiswa yang sudah berkeluarga sekaligus bekerja, tentu saja penyesuaian ini
membutuhkan proses yang panjang. Pengaturan waktu antara mengerjakan tugas
kuliah, menyelesaikan pekerjaan kantor, dan mendampingi anak- anak belajar di
rumah akan kacau jika tidak cerdas dalam memanagemen waktu. Akhirnya anak- anak
yang akan terkena dampaknya. Mereka akan merasa bosan dan jenuh karena belajar
dengan orang tua tidak mengasyikkan.
Anak- anak merasa
belajar di rumah tidak menyenangkan karena orang tua sibuk sendiri. Orang tua
cenderung menjadi orang tua yang galak dan tidak bersahabat dengan anak.
Padahal anak sendiri juga membutuhkan pendampingan yang lebih saat belajar
online. Mereka bukan miniatur orang dewasa cepat paham dengan kondisi yang sedang
terjadi.
Ada beberapa cara
mengisi waktu bersama anak- anak ketika sudah jenuh dengan rutinitas. Pandemi
covid- 19 ini harus kita sikapi dengan bijak. Kita menyampaikan kepada anak apa
itu covid- 19, apa bahayanya, dan bagaimana kita harus bersikap. Salah satunya
kita bisa mengajarkan anak membuat hand sanitizer alami dari daun sirih dan
jeruk nipis.
Caranya, 10-12 lembar
daun sirih dicuci bersih, ditiriskan, dan dipotong-potong kasar. Setelah itu,
rebus segelas air bersih (200 ml) dengan panci stainless steel. Setelah
mendidih, masukkan potongan daun sirih ke dalam panci dan kecilkan api sekitar
15 menit. Kemudian, matikan api dan biarkan sampai dingin. Setelah dingin, air
disaring dan dimasukkan ke dalam botol spray, siap untuk digunakan. Ini bisa
bertahan dipakai dalam 2-3 hari (Jawa Pos.com).
Kegiatan ini akan
memberikan kesan dan pengalaman yang tak ternilai harganya. Membantu membangun
kelekatan antara anak dengan orang tua. Disisi lain, membuat hand sanitizer
yang alami aman digunakan oleh anak- anak sehingga memotivasi mereka untuk
senantiasa menjaga kebersihan diri. Menjadikan rumah sebagai sebaik- baik
tempat untuk bereksplorasi dan berkarya.
Referensi :
- Sarwono, S. W. (1995). Psikologi lingkungan. Jakarta: Grasindo
& Program Pascasarjana Prodi Psikologi UI.
- Chapter. 8 Penyesuaian antara tingkah laku manusia dan lingkungannya,
pp/ 107-118
-https://radarkediri.jawapos.com/read/2020/03/21/184932/antisipasi-korona-cara-buat-hand-sanitizer-dari-daun-sirih
(diakses pada tanggal 30 Maret 2020)
0 komentar:
Posting Komentar