30.3.20


 SOCIAL DISTANCING: BAGAIMANA AGAR ANAK TIDAK BOSAN DI RUMAH?

Andi Purnawan/19310410002
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Eni Rohyati, S.Psi., M.Psi



Selama masa pandemi Covid-19 ini, sejumlah negara termasuk Indonesia mengimbau seluruh warganya agar mengarantina diri  dan keluarga dengan tetap tinggal di rumah. Menjaga jarak sosial atau membatasi pergerakan serta aktivitas di luar rumah yang saat ini akrab dengan istilah social distancing merupakan langkah tepat untuk mengurangi penyebaran Covid-19 yang sering kita sebut dengan virus corona. Orang yang sudah terbiasa melakukan kesibukan di luar rumah seperti bekerja, sekolah, kuliah, bermain, dan berkumpul dengan orang lain tentu menjadi hal yang aneh dan sangat membosankan. Tidak terkecuali dengan anak-anak.
Anak-anak yang kesehariannya belajar di kelas dengan tatap muka langsung, bertemu dengan teman-teman serta gurunya, saat ini diliburkan atau diganti dengan belajar online di rumah atas kebijakan pemerintah terkait dengan social distancing (Liputan6, 15 Maret 2020). Meski begitu, bagi anak, belajar dan bermain hanya di dalam rumah tentu menjadi sesuatu yang membosankan. Bagi anak, hal tersebut seperti membatasi gerak yang lazimnya mereka aktif dan suka akan lingkungan luar. Alhasil, ia pun jadi mudah merengek atau bahkan stress. Saat itu pula peran orang tua sangat diperlukan, dalam hal ini tentunya ide dan kreativitas yang harus diasah. Lalu sebagai orang tua, apa yang dapat kita lakukan untuk meminimalisir kebosanan pada anak?
Anak di rumah tidak harus selalu dituntut belajar dan beraktivitas sendiri begitu saja. Kondisi seperti ini langkah kita sebagai orang tua yang pertama yaitu, berikan qualiti time kepada mereka tentang pendidikan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Mengajarinya bagaimana cuci tangan dengan sabun yang baik dan benar, mengenalkan makanan bergizi empat sehat lima sempurna serta memasak dan menyajikannya dengan unik yang tentunya menyenangkan, bahkan membersihkan peralatan mainnya. Langkah tersebut tentu juga harus ada penjelasan dari orang tua mengapa kita perlu menjaga gaya hidup yang sehat. Kita bisa menjelaskan dengan Bahasa yang sederhana seperti, “dengan menjalani gaya hidup sehat sejak dini, maka daya tahan tubuhnya terhadap penyakit juga tinggi. Anak tidak mudah terkena virus maupun penyakit diare” (Wolipop, 15 Juni 2016).
Langkah yang kedua, membuat origami dan prakarya. Seni melipat-lipat kertas dan menjadikannya mainan seperti burung, sarang telur, orang-orangan sawah, perahu, dan yang lain-lain tentu membuat anak tidak jenuh di rumah. Orang tua juga bisa mengajak anak untuk membuat suatu karya dari benda-benda di rumah yang sudah tidak terpakai. Misalnya, membuat kreasi bingkai foto dari kardus bekas, membuat dan menghias pot bunga dan mobil-mobilan dari botol bekas, dan masih banyak lainnya. Selain menyenangkan, membuat prakarya dapat mengasah kreativitas anak, mengembangkan motorik kasar, motorik halus, dan juga kemampuan kognitifnya.
Langkah berikutnya, luangkan waktu dan ajaklah anak bermain peran, menonton kartun, dan membaca dongeng. Ketika anak sudah mulai bosan dengan permainannya, orang tua khususnya bunda bisa mencoba permainan peran. Permainan ini cukup disukai oleh anak-anak karena mereka bisa memilih tokoh yang mereka sukai untuk mereka perankan. Bisa menjadi tuan putri, tentara, pahlawan, atau tokoh yang mereka sukai saat menonton kartun. Saat mulai lelah, si kecil juga bisa memilih untuk membaca atau dibacakan dongeng dalam buku cerita. Berikan kesempatan untuk  anak menceritakan kembali cerita yang sudah mereka baca. Tidak hanya seru, kegiatan seperti ini bisa meningkatkan kepercayaan dirinya dan berpengaruh juga terhadap emosinya.
Jadi, sebagai orang tua tidak perlu khawatir lagi jika si anak murung karena bosan tidak ada kegiatan apa-apa. Kita tidak perlu menakut-nakuti akan situasi saat ini yang mengharuskan untuk tetap di rumah tetapi kita bisa menjelaskan dengan bahasa yang sederhana dan santai penyebab kita tidak dibolehkan  sering keluar rumah. Mengajak dan memberikan kegiatan yang menyenangkan merupakan langkah yang tepat agar anak tidak merengek meminta keluar dan tentu melatih kreativitasnya sekaligus.

Referensi:




1 komentar: