17.3.20


COVID-19: APAKAH DENGAN PANIK DAPAT MENCEGAHNYA?

Andi Purnawan/19310410002
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Dosen Pembimbing: Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi., M.A



Dewasa ini dunia kesehatan digemparkan dengan tersebarnya Covid-19 atau yang kita kenal dengan Corona Virus Desease. Diduga negara awal yang terinfeksi virus tersebut yaitu Wuhan, Cina. Pemberitaan soal Corona menghiasi berbagai laman di media massa baik elektronik, cetak, maupun online sepanjang hari. Di Indonesia juga tidak ketinggalan dengan informasi ini. Selain gejala awal infeksi virus Corona, daftar wilayah di Indonesia yang melaporkan kasus positif virus Corona menjadi magnet bagi pembaca untuk mengakses informasi Covid-19.
Sejumlah daerah di Indonesia mulai menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) terkait dengan virus Corona. Penetapan KLB tersebut merupakan kewenangan kepala daerah seiring instruksi Presiden kepada kepala daerah untuk menetapkan status gawat darurat terkait Covid-19 untuk daerahnya masing-masing (Kompas, 17 Maret 2020). Bahkan sejumlah sekolah dan kampus-kampus di Yogyakarta meniadakan kegiatan pembelajaran tatap muka di kelas dan menggantinya dengan sistem pembelajaran online atau yang sering disebut dengan e-learning.
Beredarnya berita-berita tentang Covid-19, meningkat pula kecemasan yang dialami masyarakat. Setiap kali membuka berita yang isinya tentang pasien yang dinyatakan positif terkena Corona, seketika berhasil membuat khalayak panik. Kepanikan masyarakat ditunjukkan lewat berbagai tindakan yang mereka lakukan seperti berburu masker di apotek, serta banyak yang memborong sembako di swalayan untuk persediaan makan agar tidak perlu keluar rumah. Ada pula seseorang yang over panic, sampai dirundung ketakutan dan enggan beraktivitas.
Perlu diketahui oleh masyarakat, bahwa panik merupakan respon negatif yang justru dapat melemahkan sistem imun (kekebalan tubuh). Sistem imun adalah semua mekanisme tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya baik yang berasal dari dalam tubuh maupun luar tubuh. Bila daya tahan tubuh lemah, maka benda asing akan mudah masuk, sehingga menyebabkan mudah terkena infeksi dan muncul beberapa gejala misalnya bersin, demam dan lainnya (Investor Daily, 23 Februari 2020).
Pencegahan Covid-19 berasal dari diri sendiri. Apa yang bisa kita lakukan? Tentu dari hal-hal kecil seperti menerapkan pola hidup sehat misalnya rajin mencuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan benda-benda disekitar, menjaga pola makan, rutin berolah raga, sserta mengurangi aktivitas padat di luar rumah. Tidak kalah penting yaitu mengendalikan jenis dan jumlah berita yang disimak, misalnya dengan menonton atau membaca berita paling banyak satu atau dua kali sehari. Banyak laporan di media sosial yang menyesatkan atau tidak berdasar, untuk itu jaga pikiran agar tidak membayangkan situasi yang terburuk.
Jadi, masyarakat sebaiknya selektif dalam menerima berita. Di era sekarang banyak beredar berita hoax, yang masih dipertanyakan akan sumber dan kebenarannya. Pandai menyikapi sesuatu dan kontrol diri serta melakukan hal-hal wajar yang tentunya positif merupakan langkah tepat dalam mencegah sesuatu yang tidak diinginkan, seperti halnya Covid-19.  

Referensi:



6 komentar:

  1. Iya memang betul, covid 19 yg lagi trending topik saat ini seperti momok yg benar benar mengerikan dikalangan masyarakat region maupun dunia. Apalagi pokok utamanya sumber penyakit itu adalah kota wuhan, cina. Dan saat ini pun kota tersebut menjadi kota mati. Saya rasa point utama dr covid 19 itu karena kurang bersihnya lingkungan di kota tersebut. Perlu digaris bawahi untuk covid 19 ini bukan satu satunya yg lebih menggemparkan dari virus virus sebelumnya spt aids, hiv, dan penyakit lainnya yg hingga saat inj blm ada penangkalnya. Untuk itu sangat baik dijaga sistem imun tubuh manusia. Karenaa memang sangat rentang untuk kurun waktu saat ini.

    BalasHapus
  2. Terapkan Pola Hidup Bersih & Sehat (PHBS), galakkan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dan yang terpentinf serta utama yakni jaga wudhu untuk tetap memohon perlindungan kepada Allah SWT. Semoga kita beserta keluarga senantiasa di beri perlindunganNya, aamiin. Barakallahu fiikum.

    BalasHapus
  3. Sebenarnya saya sedikit kecewa dengan berbagai berita yang muncul diberbagai sosial media. Karna baru terduga saja sudah diberitakan membuat masyarakat awam mudah percaya. Menjaga kesehatan memang penting, tapi lebih penting lagi adalah berusaha membuat diri sendiri bahagia. Melakukan segala hal yang buat diri bahagia. Panik hal yang wajar. Tapi secukupnya saja. Semua kembali ke masing-masing pribadi. Jika kita selalu bahagia, insyaaAllah semua penyakit bisa sembuh. Bukankah semua penyakit ada penawarnya? Mungkin belum waktunya saja. Save indonesiaku

    BalasHapus