5.10.19

Review Teori Kepribadian Menurut Abraham Maslow


Meysella Al Firdha Hanim
183104101196
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A.

            Teori kepribadian dari Abraham Maslow mempunyai beberapa sebutan seperti teori humanistik, teori transpersonal, dan teori aktualisasi diri. Akan tetapi Maslow menyebutnya sebagai teori holistik dinamis karena teori ini menganggap bahwa keseluruhan orang terus menerus termotivasi oleh satu atau lebih kebutuhan dan mempunyai potensi untuk aktualisasi diri. Untuk meraih aktualisasi diri, orang harus memenuhi kebutuhan di level yang lebih rendah. Setelah merasa cukup puas pada masing-masing kebutuhan, maka mereka bisa mencapai aktualisasi diri.
            Teori kepribadian ini dibuat berdasarkan beberapa asumsi dasar mengenai motivasi. Salah satunya asumsi mengenai motivasi yang mana kebutuhan-kebutuhan dapat dibentuk menjadi sebuah hierarki. Konsep hierarki kebutuhan yang diungkapkan Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi dahulu sebelum kebutuhan di level lebih tinggi. Kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan konatif yang berarti kebutuhan yang memiliki karakter mendorong atau memotivasi.
Berikut hierarki kebutuhan Maslow dari yang terendah :
1.      Kebutuhan Fisiologis, kebutuhan paling mendasar dari setiap manusia yaitu oksigen, air, makanan, mempertahankan suhu tubuh, dan lainnya. Kebutuhan ini mempunyai kekuatan atau pengaruh terbesar dari semua kebutuhan.
2.      Kebutuhan Keamanan, ketika orang telah memenuhi kebutuhan fisiologis mereka akan termotivasi dengan kebutuhan akan keamanan yaitu keamanan fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan, dan kebebasan dari ancaman-ancaman.
3.      Kebutuhan Cinta dan Keberadaan, yang merupakan keinginan untuk berteman, mempunyai pasangan dan anak, kebutuhan untuk menjadi sebuah keluarga, perkumpulan, lingkungan, dan masyarakat. Cinta dan keberadaan juga mencakup beberapa aspek seksualitas dan hubungan dengan manusia lain yang memberi  dan mendapatkan cinta.
4.      Kebutuhan Penghargaan, ada dua tingkatan kebutuhan akan kebutuhan penghargaan yaitu reputasi dan harga diri. Reputasi adalah persepsi akan gengsi, pengakuan, atau ketenaran yang dimiliki seseorang, dilihat dari sudut pandang orang lain. Sementara harga diri adalah perasaan pribadi seseorang bahwa dirinya bernilai atau bermanfaat dan percaya diri.
5.      Aktualisasi Diri, ketika kebutuhan di level rendah terpenuhi, orang secara  otomatis beranjak ke level berikutnya. Akan tetapi, setelah kebutuhan akan penghargaan terpenuhi, orang tidak selalu berusaha mengaktualisasikan dirinya. Aktualisasi diri mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri dan dapat mempertahankan harga diri mereka walaupun dimaki, ditolak, dan diremehkan oleh orang lain. Individu  yang mengaktualisasikan diri tidak bergantung pada pemenuhan cinta maupun penghargaan.
Karakteristik individu yang mengaktualisasi diri antara lain:
·         Menerima dirinya sendiri, orang lain, dan alam.
·         Memiliki spontanitas, kesederhanaan, dan kealamian.
·         Dalam kehidupannya mereka melakukan pendekatan yang berpusat pada masalah.
·         Mempunyai kebutuhan akan privasi.
·         Bersikap demokratis.
·         Melakukan penghargaan dengan cara yang selalu baru.
·         Memiliki rasa humor yang filosofis.
·         Mempunyai kreativitas dan kemandirian.
·         Tidak mengikuti enkulturasi/apa yang diharuskan oleh kultur.
Individu yang mengaktualisasi diri tidak hanya memiliki kebiasaan sosial yang berbeda, tetapi Maslow menyatakan bahwa mereka tidak terlalu mengikuti kebiasaan, tidak terlalu merasa ditekan, dan tidak terlalu terpengaruh. Untuk alasan ini, orang yang sehat ini lebih bersifat individualis dan tidak terlalu homogen atau serupa dengan orang lain.
Bahkan, istilah “aktualisasi diri” berarti menjadi apapun yang seseorang inginkan untuk memenuhi semua potensi yang dimiliki. Ketika seseorang bisa mencapai tujuan ini, mereka akan menjadi lebih unik dan tidak terlalu terpengaruh oleh kultur yang ada. Individu yang mengaktualisasi diri juga mendapatkan lebih banyak kebahagiaan dan kesenangan spiritual seperti, kejujuran, kebaikan, keadilan, dan kesempurnaan.

Daftar Pustaka :
Feist,G.J. (2013). Teori Kepribadian.(edisi tujuh) Jakarta: Salemba Humanika.

0 komentar:

Posting Komentar