8.10.19

REVIEW TEORI KEPRIBADIAN MENURUT B.F SKINNER


REVIEW TEORI KEPRIBADIAN MENURUT B.F SKINNER

Marsum
183104101187
Psikologi Kepribadian II
Dosen Pengampu: FX Wahyu Widiantoro,S.Psi.,MA
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta



Teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku (behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan  oleh psikolog Rusia Ivan Pavlav (tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah pengkondisian klasik (classical conditioning) dan kemudian teori belajar tingkah laku ini dikembangkan oleh beberapa ahli psikologi yang lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt. Teori belajar behaviorisme ini berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Pengulangan dan pelatihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau Penilaian didasari atas perilaku yang tampak. Dalam teori belajar ini guru tidak banyak memberikan ceramah,tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Di awal abad 20 sampai sekarang ini teori belajar behaviorisme mulai ditinggalkan dan banyak ahli psikologi yang baru lebih mengembangkan teori belajar kognitif dengan asumsi dasar bahwa kognisi mempengaruhi prilaku.

Struktur Kepribadian
Skinner tidak tertarik dengan variable structural dari kepribadian. Menurutnya, ada ilusi yang menjelaskan dan memprediksi tingkah laku berdasarkan faktor-faktor yang tetap dalam kepribadian, tetapi tingkah laku hanya dapat diubah dan dikendalikan dengan mengubah lingkungan. Adapun unsur kepribadian yang dipandangnya relatif tetap adalah tingkah laku itu sendiri. Menurut Skinner, ada dua klasifikasi tingkah laku yaitu:
1.    Tingkah laku responden (respondent behavior)
Respon yang dihasilkan (elicited) organisme untuk menjawab stimulus yang secara spesifik berhubungan dengan respon itu.
2.    Tingkah laku operan (operant behavior)
Respon yang dimunculkan (emittes) organisme tanpa adanya stimulus spesifik yang langsung memaksa terjadinya respon itu.

Bagi Skinner, faktor motivasional dalam tingkah laku bukan elemen struktural. Dalam situasi yang sama, tingkah laku seseorang bisa berbeda-beda kekuatan dari dalam diri individu atau motivasi. Menurut Skinner variasi kekuatan tingkah laku tersebut disebabkan oleh pengaruh lingkungan.

Dinamika Kepribadian
Kepedulian utama Skinner berkenan dengan kepribadian adalah  mengenai perubahan tingkah laku. Hakikat teori Skinner adalah teori belajar, bagaimana individu memiliki tingkah laku baru, menjadi lebih terampil, menjadi lebih tahu dan mampu, dan seterusnya.
1.    Teori Behaviorisme Dalam Pembelajaran
Definisi adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia  memandang individu sebagai mahkluk relatif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membetuk perilaku mereka. Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya perilaku yang di inginkan. Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai mahluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku mereka prinsip-prinsip teori behaviorsme adalah: 1 obyek psikologi adalah tingkah laku 2. semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek 3. Mementingan pembentukan kebiasaan aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman. menurutJohn Locke (1632-1704), salah satu tokoh emperis, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Warna inni didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan kepemilikan pengetahuan. Idea dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. Secara psikologis , seluruh perilaku manusia, kepribadian dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experince). Pikiran dan perasaan sebabkan oleh perilaku masa lalu. Kesulitan empiresme dalam menjelaskan gelaja psikologi timbul ketika orang membicarakan apa yang mendorong manusia berperilaku tertentu. Hedonisme, memandang manusia sebagai makluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya, mencari kesenangan dan menghindari penderitaan.
 Dalam utilitarianismem perilaku anusia tunduk pada prinsip ganjaran dan hukuman. Bila empirisme digabung dengan hedonisme dan utilitariansisme, maka itulah yang disebut dengan behaviorisme. Asumsi bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dala pembentukan perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apa pun dengan menciptakan lingkungan yang relevan Thorndike dan Watson, kaum behaviorisme berpendirian: organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman dan prilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Aliran behavioristik yang lebih bersifat elementaristik memandang manusia sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya. Pada dasarnya, manusia dapat dimanipulasi, tingkah lakunya dapat dikontrol dengan jalan mengontrol stimulus-stimulus yang ada
Dalam lingkungan (Mukminan, 1997:7). Masalah belajar dalam pandangan behavioerisme, secara umum, memiliki beberapa teori antara lain: teori connectionism, classical conditioning, contiguous conditining serta descriptive behaviorisme atau yang lebih dikenal dengan nama operant conditining.  Tokoh tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik.


Referensi:
Mukminan (1997). Teori Belajar dan pembelajaran. Jakarta. Bumi Aksara.
Alwisol (2005). Psikologi Kepribadian. Malang.UMM.


0 komentar:

Posting Komentar