18.5.19

DARI “START UP” MENUJU “UNICORN”


FAKULTAS PSIKOLOGGI UNIVERSITAS PROKLAMASI 45
RESESNSI ARTIKEL PSIKOLOGI SOSIAL
DARI “START UP” MENUJU “UNICORN
Rr.Sekarlangit Ayuningtyas Rahawarin



Pastinya banyak yang tergiur mendengar kisah sukses para pengusaha yang sekarang memimpin dan memiliki perusahaan-perusahaan yang di juluki unicorn,perusahaan yang bernilai pasar lebih dari 1 miliar dollar AS. Apalagi semua perusahaaan tersebut di mulai dari nol,bahkan tampa mempunyai kantor maupun modal besar
Yang jelas perusahaan perusahaan start-ups ini yang sukses ini sering terllihat sederhana ,walaupun semuanya memang berbasis teknologi.benarkah itu?dari beberapa perusahaan yang ada di luar negri,kita bisa
 mempelajari beberapa hal
1.    Fast intensive purpose => dengan misi perusahaan yang kuat, para anggota tim dalam perusahaan tau;apa,bagaimana dan terutama adalah buat apa mereka berinovasi
2.    Mentalitas operate it’s one day =>adalah sikap menganggap setiap hari adalah one day dari usaha kita sehingga semangat kita tidak menurun
3.    Obsesi komplusi terhadap kebutuhan pelanggan=>pentingnya melakukan perbaikan bahkan sebelum adanya keluhan
4.    Berpikir jangka panjang=>daripada perusahaan kenis lain yang delau berpikir bagaimana mencetak laba,mereka justru lebih focus pada pengembangan perusahaan
5.    Working long hours,hard and smart =>orang-orang di dalm tim haruslah orang yang dapat berpikir sistematis,bisa melihat big picture perusahaan sekaligus juga berdisiplin untuk bertahan pada prinsip yang sudah di tegakkan
Kelebihan artikel ini
1)    Memberikan cara-cara untuk membangun perusahaan  dari start-up menuju unicorn yang mempunyai nilai pasar yang lebih dari 1 miliar dolar AS
2)    Memberi contoh perusahan sukses warunk upnormal&amazon yang mempunyai nilai pasar yang lebih dari 1 miliar dolar AS
3)    Di tulis oleh ellern ranchman &emilia yakub seorang expert character building assessment &training
4)    Menyadarkan masyarakat untuk lebih berinovasi menjadi perusahaan unicorn
Kekurangan artikel ini
1)    Tidak memuat ilustrasi gambar di dalam berita sehingga tidak dapat menarik minat pembaca
2)    Banyak istilah dalam Bahasa inggris sehingga masyarakat yang tidak lancer Bahasa inggris enggan untuk membacanya

Referensi
Kompas,18 mei 2019,hal 7

0 komentar:

Posting Komentar