Semua Manusia Adalah Baik
Abraham Maslow
Psikologi Humanistik
Nurul Widiastoni
Di dalam
buku Psikologi Kepribadian 2 yang berjudul Teori-Teori Holistik di sebutkan
bahwa Maslow telah mengemukakan sejumlah asumsi
yang menakjubkan tentang kodrat manusia. Manusia memiliki kodrat bawaan
yang pada hakikatnya adalah baik atau sekurang-kurangnya netral. Kodrat manusia
menurut pembawaanya tidak jahat. Jadi insting manusia itu adalah baik tanpa
harus di jinakkan dengan latihan dan sosialisasi.
Kepribadian berkembang melalui pematangan dalam lingkungan,
daya-daya kreatif manusia akan muncul untuk merealisasikan kodratnya. Jika ada
manusia mengalami neurotik itu di sebabkan karena lingkungannya melalui
ketidaktahuan dan patologi sosial atau karena terjadi distorsi dalam pikiran
mereka.
Maslow juga berpendapat bahwa banyak
orang takut akan dan mengundurkan diri
dari menjadi manusia sepenuhnya (diri yang teraktualisasikan). Sifat
destruktif dan kekerasan bukan merupakan sifat asli manusia. Manusia menjadi
destruktif apabila kodrat batinya di belokkan, di sangkal atau di kecewakan.
Ada perbedaan antara Kekerasan patologis dan agresi sehat dalam melawan ketidak
adilan, prasangka, dan penyakit sosial lainnya.
Maslow juga pernah mengatakan orang yang
hidup sebagai orang primitif adalah sebutan bagi orang yang memiliki tuntutan
hidup yang tinggi menjadikan masyarakat modern melakukan pengabaian terhadap
potensi-potensi yang ia miliki. Ia
menjadi kurang berani menyuarakan kebenaran demi mengisi perut yang kosong.
Teori ini mengatakan bahwa manusia
sebagai makhluk yang tidak akan puas hanya dengan terpenuhi satu kebutuhan,
tetapi ia akan puas jika semua kebutuhan terpenuhi. Sobur (2003 dalam Mawaddah
2010: 25 ) mengatakan bahwa Maslow berpendapat bahwa kebutuhan manusia sebagai
pendorong (motivator) membentuk suatu hierarki atau jenjang peringkat. Ia
membahas lima tingkat kebutuhan yaitu, (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan
rasa aman, tidak hanya fisik, tetapi juga mental, psiokologikal dan
intelektual, (3) kebutuhan akan kasih sayang, (4) kebutuhan akan harga diri,
(5)aktualisasi diri, memiliki arti tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk
mengembangkan potensi yang terdapat didalam dirinya sehingga berubah menjadi
kemampuan nyata.
Orang menjadi jahat bisa di katakan sebagai
bentuk pemenuhan kebutuhan. Apalagi kebutuhan dasar yang sangat penting di
dahulukan. Mereka tidak memaksimalkan potensi dan daya kreatif yang dimilikinya
sehingga berusaha memenuhi kebutuhan dengan jalan yang tidak baik. Misalnya mencuri barang milik orang lain ataupun melakukan korupsi (yang dilakukan para
pejabat).
Dalam Ilmu Kriminologi di jelaskan
bahwa setiap orang mempunyai potensi
untuk berbuat jahat. Potensi itu akan muncul ketika ada pemicunya. Demikian juga
dengan anak-anak atau remaja. Seperti berita yang sedang ramai di bicarakan
saat ini tentang pengeroyokan terhadap
siswi SMP di Pontianak. Kasus ini mendapat perhatian luas di media sosial sehingga
muncul tagar #JusticeForAudrey. Memang begitulah manusia ketika kebutuhan untuk
memuaskan nafsu jahatnya mengalahkan akal sehatnya. Apalagi ketika kejahatan dilakukan
dengan bersama-sama (kelompok) yang awalnya ketika dilakukan sendirian merasa
takut, maka akan menjadi berani ketika di lakukan bersama-sama.
Referensi
Ludiana, fika, dkk.
2017. Motivasi Warga Negara Asing Mengajar di English Fokus Banda Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2:108-132.
Hall, Calvin S., &
Lindzey, Gardner (2000), Teori-Teori Holistik (Organismik-Fenomenologis), Dr.
A. Supratiknya (ed.), Jogjakarta :Kanisius .
0 komentar:
Posting Komentar