Ika Fatmawati
183104101185
Mata Kuliah : Psikologi Umum II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi.,
M.A
Akhir
pekan biasanya di gunakan untuk berlibur atau beristirahat sejenak dari
rutinitas. Remaja Putri yang tergabung di Kamina Sedayu punya cara lain untuk
mengisi akhir pekan mereka dengan hal yang bermanfaat. Kamina adalah kelompok
kajian remaja muslimah di Sedayu, Bantul.
Kegiatan
tersebut di laksanakan di hari Ahad sebulan sekali. Kebetulan saya di ajak
panitia untuk mengisi acara pagi itu. Para peserta mempunyai latar belakang pendidikan
yang berbeda, ada yang masih duduk di bangku SMA, ada yang sudah bekerja, ada
juga yang mahasiswa.
Tujuan
kegiatan tersebut adalah sebagai ajang silaturahim, menyalurkan hobi, dan ada
materi tentang pengembangan diri atau motivasi. Hadir dalam acara tersebut
adalah “orang- orang pilihan”, karena sebagian
orang beranggapan kegiatan remaja seperti itu adalah kegiatan yang tidak
bermutu dan hanya untuk orang- orang yang alim saja.
Tema
kajian yang di sodorkan oleh panitia kepada saya sangat sentimentil, namun sebenarnya sangat dekat dengan mereka dan jiwa
muda mereka. “Fatimah Azzahra dan Ali”, kisah cinta dua sejoli yang sangat
terjaga dan sangat romantis. Sebuah kisah yang inspiratif untuk remaja, mereka
mulai penasaran dengan apa itu cinta yang bermula dari ketertarikan terhadap lawan
jenis.
Menurut
para ahli psikologi (Tim MQ Publishing, 2004) terdapat
dua periode usia yang harus diperhatikan orang tua dalam hal perkembangan anak-
anaknya teruatama saat menginjak usia remaja. Periode pertama yaitu periode
masa puber usia 12-18 tahun. Periode ini anak sudah mulai tidak ingin
diperlakukan seperti anak kecil lagi, dan kekritisan anak sudah mulai tumbuh.
Terkadang pada masa peralihan ini ada anak- anak yang mengalami kecemasan
karena terjadinya perubahan fisik pada dirinya.
Periode
selanjutnya yaitu periode remaja atau adocelent
19-21 tahun. Pada masa ini
biasanya mulai terlihat bentuk kedewasaan mereka, mulai realistis, menerima dan
menghadapi hidup apa adanya, mampu mengambil sikap dan menetapkan pilihan dan
bakat serta minatnya pun mulai terlihat. Demikian pula dalam perkembangan pemahaman agamanya.
Berkaitan
dengan cinta, tidak sedikit remaja yang putus sekolah dan terpaksa dengan
ketidaksiapannya menjalani hidup berumah tangga. Tidak sedikit pula yang lari
dari tanggung jawab cintanya. Akhirnya ada pihak yang dirugikan termasuk
remaja itu sendiri.
Salah
satu kemampuan yang cukup penting di kembangkan remaja untuk mengatasi masalah
dan hambatan yang dihadapi adalah kemampuan resiliensi. Ada yang menyebutnya
sebagai kemampuan bangkit dari kekalahan, daya lenting, dan pribadi yang tangguh
tahan banting. Kata kuncinya adalah kemampuan seorang remaja untuk bangkit dari
kesalahan atau kegagalan dan memulai lagi untuk kembali berjuang (Fajar, 2012).
Setiap
remaja mempunyai keadaan yang berbeda dengan orang lain dan berjuang menghadapi
tantangan atau kesulitan yang berbeda- beda. Setiap remaja, apapun kondisinya
dia adalah pejuang bagi masa depannya. Orang- orang hebat lahir bukan karena
sebuah kebetulan.
Langkah
yang bisa diambil remaja untuk mempersiapkan diri menjadi orang hebat antara
lain yaitu setiap remaja perlu bersungguh- sungguh menjalani hidup ini, dan
mempunyai keyakinan mampu mencapai kesuksesan. Kedua setiap remaja perlu
mempunyai target yang akan menjadi arah perjuangannya dan merancang perjalanan
mencapai kesuksesan dalam bentuk langkah- langkah yang konkrit. Ketiga setiap
remaja perlu belajar dan mengembangkan strategi yang tepat untuk mencapai
kesuksesan serta melaksanakan rencana tersebut dengan sebaik- baiknya. Keempat
setiap remaja perlu mengembangkan kemampuan bangkit dari kegagalan atau
kesalahan dan mempunyai keberanian untuk tetap berjuang demi masa depannya.
Daftar Pustaka :
Fajar,Y. 2012. Rahasia Masa Remaja Cinta dan Masa Depan.
Yogyakarta : Graha Cendikia
Tim MQS Publishing. 2004. Jendela Keluarga. Bandung : MQS
Publishing
0 komentar:
Posting Komentar