PERANAN
ISTRI SEBAGAI IBU RUMAH TANGGA, BEKERJA DAN KULIAH
Heny
Suprapti
183104101183
Mata kuliah Psikolog Umum II
Bisa
kita lihat dalam kehidupan di manapun
kita berada sekarang peranan seorang istri bukan lagi sekedar Ibu rumah tangga
(IRT) menikah, hamil, punya anak, menjaga anak dan mengurus rumah tangga yang
berpakain daster alakadarnya. Di jaman yang semakin berkembang ini menuntut
seorang istri untuk bisa dan mampu menyetarakan diri dengan suami yaitu berkarier.
Keputusan menjadi ibu rumah tangga yang bekerja seringkali mendapatkan kritikan, dianggap
menelatarkan anak, mengabaikan suami
hingga lalai pada tugas-tugas di rumah.
Ibu
yang bekerja adalah panutan yang baik bagi anak-anak, bahwa perempuan tidak
selalu berada di posisi inferior. Kita sering menyepelekan perempuan peranan
sebagai “pengurus rumah” yang tidak lebih hebat dari ayah. Kadang hal itu
menjadikn anak memilih lebih patuh pada ayah dari pada ibu, dengan ibu bekerja,
anak-anak akan terdidik untuk lebih mandiri dan kesibukan pekerjaan dapat
membuat ibu terhindar dari emosi
negative yang mengarah pada depresi. Tapi, keputusan untuk bekerja bukan
berarti mengabaikan peraanan seorang orangtua
sering dianggap
mengabaikan alih-alih menemani anak dirumah, ibu justru sibuk dengan
rutinitas di kantor.
Namun,
peranan ibu tak bisa diukur dengan
seberapa sering seorang ibu ada disamping anak-anaknya. Memimbing dan
mengarahkan anak tetap bisa dilakukan selama mampu membagi Waktu dan menjaga komunikasi.
Menurut (Pingkan Rumondor, 2017), pada level
masyarakat, masih stigma negatif mengenai perempuan yang bekerja hingga malam.
Masyarakat masih menganggap bahwa peran utama perempuan adalah Ibu Rumah
Tangga. Disis lain temuan temuan komisi Perempuan memperlihatkan bahwa
ketergantungan ekonomi pada suami turut mempengaruhi kerentanan ekonomi pada
kesehatan perempuan cenderung berdampak
pada struktur keluarga yang rapuh
Seorang
ibu harus mempunyai kesadaran diri jika
sebagai ibu pendidikan punya pengaruh besar dalam menentukan kwalitas pola
asuh terhadap anak dan keluarga. Ibu
yang berilmu tentu punya peluang yang sangat besar untuk menghasilkan anak-anak yang cerdas.seperti pepatah lama
kuno menyatakan “karna ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya”.
Seorang
ibu untuk kuliah atau menuntut ilmu bukan
sebuah keinginan yang jangka pendek,tetapi sebuah pemikiran dan gagasan
yag benar-benar sudah terfikirkan secara baik. Banyak yang bilang “kenapa
kuliah toh juga sudah jadi ibu bahkan sibuk dengan pekerjaan kantor?” jadi,
kalau memang masih punya keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi tidak usah ragu untuk mewujudkannya. Sebenarnya ada caa supaya
mimpi itu bisa terwujud tanpa pelu berbenturan dengan kepentingan keluarga.
Referensi:
Romondor Pingkan, 2017. Perspektif Perempuan dalam
karir, Jakarta; C.V. Rajawali.
0 komentar:
Posting Komentar