8.4.19

Parkinson

Parkinson 



FADLI AMIN
15 310 410 1100
Mata Kuliah : Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA.


Parkinson disebut juga “paralysis agitans” atau “shaking palsy”. Parkinson bersifat kronis, degeneratif progresif, dan merusak system saraf sentral. Penyakit Parkinson pertama kali diidentifikasi oleh James Parkinson (1817) dimana dia menggambarkan suatu penyakit yang menyerang orang (pria dan wanita) yang berusia antara 50 – 70 tahun. Ia merawat beberapa pasien yang menderita suatu proses degeneratif dengan ciri-cirinya seperti tremor, kaku, dan gangguan-gangguan pada sikap badan (kalau berjalan ada kecenderungan mau roboh kedepan) dan tidak dapat mengontrol gerakan-gerakan tubuh.

Gejala

   Gejala psikiatri pada penyakit Parkinson sering terjadi bahkan pada  tahap  awal  penyakit, dan memiliki  konsekuensi  penting terhadap  kualitas  hidup  dan fungsi sehari-hari. Gejala psikiatri yang paling sering muncul pada penyakit Parkinson  adalah  psikosis,  depresi,  dan kecemasan. Patofisiologi gangguan neuropsikiatri  ini sangat kompleks dan multifaktorial, melibatkan proses neurodegeneratif, mekanisme psikologis dan efek yangberkaitan dengan pengobatan farmakologis. ( Purwa Samatra, 2017 )


Dari beberapa hasil penelitian bahwa penderita Parkinson yang mengalami penurunan fungsi kognitif terbanyak ialah laki-laki, usia 61-70 tahun, tingkat pendidikan terakhir terbanyak SMA/sederajat, dan yang sudah tidak bekerja.
Hasil pemeriksaan MMSE mendapat-kan 12 penderita Parkinson dengan penurunan fungsi kognitif sedangkan hasil MoCA Ina mendapatkan 12 penderita Parkinson dengan gangguan fungsi kognitif ringan dan 15 penderita dengan gangguan fungsi kognitif sedang sehingga dari 31 penderita Parkinson terdapat 27 orang dengan penurunan fungsi kognitif. ( Tarakbua, Tumewah, Maja: 2016 )

    Pengobatan penyakit Parkinson  dengan  gejala  psikiatri disesuaikan dengan gejala yang muncul.  Pada psikosis, jika gejala motor menghalangi  dosis minimalisasi  atau  penghentian beberapa obat, maka penambahan obat anti-psikotikatipikal harus dipertimbangkan dengan clozapin sebagai  pilihan. Untuk depresi pada penyakit Parkinson, SSRI menjadi pilihan dan dapat dibantu dengan diberikan  psikoterapi. Secara  klasik,  benzodiazepin masih menjadi  pilihan  dalam terapi kecemasan pada penyakit Parkinson dengan penambahan obat serotoninergik untuk terapi jangka panjang. 



Daftar Pustaka


Febrilya R. Tarukbua,Rizal Tumewah,Junita Maja P.S. 2016 . Jurnal.Gambaran fungsi kognitif penderita parkinson di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado 

Dpg purwa Samatra, W.Westa dan Putu Agus Grantika . 2017 .Jurnal. Aspek Psikiatri Pada Penyakit Parkinson. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Bali. 

0 komentar:

Posting Komentar