Parkinson
FADLI AMIN
15 310 410 1100
Mata Kuliah : Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA.
15 310 410 1100
Mata Kuliah : Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA.
Parkinson disebut juga “paralysis agitans” atau “shaking
palsy”. Parkinson bersifat kronis, degeneratif progresif, dan
merusak system saraf sentral. Penyakit Parkinson pertama kali diidentifikasi oleh
James Parkinson (1817) dimana dia menggambarkan suatu penyakit yang menyerang
orang (pria dan wanita) yang berusia antara 50 – 70 tahun. Ia merawat beberapa
pasien yang menderita suatu proses degeneratif dengan ciri-cirinya seperti
tremor, kaku, dan gangguan-gangguan pada sikap badan (kalau berjalan ada
kecenderungan mau roboh kedepan) dan tidak dapat mengontrol gerakan-gerakan
tubuh.
Gejala
Gejala psikiatri pada
penyakit Parkinson sering terjadi bahkan pada
tahap awal penyakit, dan memiliki konsekuensi
penting terhadap kualitas hidup
dan fungsi sehari-hari. Gejala psikiatri yang paling sering muncul pada
penyakit Parkinson adalah psikosis,
depresi, dan kecemasan.
Patofisiologi gangguan neuropsikiatri
ini sangat kompleks dan multifaktorial, melibatkan proses
neurodegeneratif, mekanisme psikologis dan efek yangberkaitan dengan pengobatan
farmakologis. ( Purwa Samatra, 2017 )
Dari beberapa hasil penelitian bahwa
penderita Parkinson yang mengalami penurunan fungsi kognitif terbanyak ialah
laki-laki, usia 61-70 tahun, tingkat pendidikan terakhir terbanyak
SMA/sederajat, dan yang sudah tidak bekerja.
Hasil pemeriksaan MMSE mendapat-kan 12 penderita Parkinson dengan penurunan fungsi kognitif sedangkan hasil MoCA Ina mendapatkan 12 penderita Parkinson dengan gangguan fungsi kognitif ringan dan 15 penderita dengan gangguan fungsi kognitif sedang sehingga dari 31 penderita Parkinson terdapat 27 orang dengan penurunan fungsi kognitif. ( Tarakbua, Tumewah, Maja: 2016 )
Hasil pemeriksaan MMSE mendapat-kan 12 penderita Parkinson dengan penurunan fungsi kognitif sedangkan hasil MoCA Ina mendapatkan 12 penderita Parkinson dengan gangguan fungsi kognitif ringan dan 15 penderita dengan gangguan fungsi kognitif sedang sehingga dari 31 penderita Parkinson terdapat 27 orang dengan penurunan fungsi kognitif. ( Tarakbua, Tumewah, Maja: 2016 )
Pengobatan
penyakit Parkinson dengan gejala
psikiatri disesuaikan dengan gejala yang muncul. Pada psikosis, jika gejala motor
menghalangi dosis minimalisasi atau penghentian beberapa obat, maka penambahan obat anti-psikotikatipikal
harus dipertimbangkan dengan clozapin sebagai
pilihan. Untuk depresi pada penyakit Parkinson, SSRI menjadi pilihan dan
dapat dibantu dengan diberikan
psikoterapi. Secara klasik, benzodiazepin masih menjadi pilihan
dalam terapi kecemasan pada penyakit Parkinson dengan penambahan obat
serotoninergik untuk terapi jangka panjang.
Daftar Pustaka
Febrilya R. Tarukbua,Rizal Tumewah,Junita
Maja P.S. 2016 . Jurnal.Gambaran
fungsi kognitif penderita parkinson di Poliklinik Saraf RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado
Dpg purwa Samatra, W.Westa
dan Putu Agus Grantika . 2017 .Jurnal. Aspek
Psikiatri Pada Penyakit Parkinson. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Bali.
0 komentar:
Posting Komentar