MENJADI MANUSIA YANG BAHAGIA
Martin Elias Pete Seligman
NURUL WIDIASTONI
163104101152
Siapa sih
yang tidak ingin bahagia, pastinya semua orang menginginkan kebahagiaan. orang
bekerja siang dan malam tanpa memikirkan waktu, mahasiswa pergi tiap hari ke
kampus mengerjakan tugas hingga larut malam dan seorang laki-laki yang mengejar
perempuan yang dia sukai, tentu tidak lain dan tidak bukan mereka ingin
mencapai kehidupan yang bahagia.
Salah satu
tujuan konseling pendekatan adlerian adalah mengembangkan minat sosial di tiga
masalah kehidupan yaitu cinta, persahabatan dan pekerjaan. Tiga bidang masalah
kehidupan ini rawan sekali dengan rasa bahagia dan tidak bahagia. Oleh karena
itu banyak yang menghalalkan segala cara agar dia bahagia. Memang kebahagiaan
tidak bisa di beli dengan uang, tetapi diri sendirilah yang menciptakan
kebahagiaan. Bahagia itu ada karena di ciptakan, di samping ada faktor-faktor
lain yang mempengaruhinya.
Martin seligman adalah seorang
psikolog klinis dan juga mantan presiden american psychological association
(apa). Dia adalah pencetus psikologi positif yang memandang kekuatan dan
kebajikan yang bisa membuat seseorang atau sekelompok orang menjadi berhasil dalam
hidup atau meraih tujuan hidupnya sehingga ia menjadi bahagia. Di dalam diri
manusia terdapat dua sisi yang berlainan, yakni sisi negatif dan juga sisi
positif. Psikologi positif yang di usung seligman menaruh perhatian besar pada sisi-sisi positif
yang di miliki manusia. Memang selama ini, psikologi lebih memandang pada
sisi-sisi negatif manusia seperti gangguan jiwa, kecenderungan merusak, egois
dan lebih mementingkan diri sendiri dengan mengisolasikan diri dari masyarakat
daripada terlibat aktif di dalamnya.
Seligman memandang bahwa manusia itu
memiliki dua potensi. Yakni potensi baik dan potensi buruk atau negative.
Dimana hal ini ia bermaksud bahwa manusia bisa menjadi baik dan juga bisa
menjadi buruk. Menurutnya, dengan mengembangkan potensi posistif dari manusia,
maka rasa penderitaan akan berkurang hingga membawanya kepada kebahagiaan.
Sehingga kajian kajiannya selama ini ia fokuskan untuk melihat dan mengembangkan
potensi manusia. Selain itu, ia juga beranggapan (Seligman, 2002) bahwa setiap
manusia memiliki potensi untuk bahagia dan menjalani hidup yang baik.
Potensi diri manusia yang positif ini
dipengaruhi oleh dua aspek yakni institusi positif dan positif self. Institusi
positif yang dimaksud oleh Seligman adalah lingkungan yang mendorong individu
menjadi individu yang lebih baik, bertanggung jawab, sopan, toleransi, moderat,
penuh cinta kasih, peduli dan memiliki etos kerja yang tinggi (Seligman dan Csikszentmihalyi
dalam…2012). Sedangkan positif self yang dimaksud adalah factor internal atau factor yang berada di bawah
pengendalian individu yang memiliki dapak positif bagi kehidupan.
Contoh orang yang bahagia dalam
kehidupan sehari-hari sangat banyak sekali dan terlihat sederhana, seperti bisa
menyelesaikan tugas kuliah cepat waktu, mempunyai hubungan baik dengan orang
lain, mempunyai atasan yang baik, dsb. Artinya banyak di sekitar kita hal-hal
yang bisa membuat bahagia. Maka dari itu jangan lupakan potensi-potensi positif
yang kita miliki, serta selalu bersyukur dan melakukan kebajikan. Jika semua
itu kita lakukan kebahagiaam akan menghampiri kita.
Konsep bahagia, menurut Martin, dapat
dilihat dari dua sudut padang, yaitu definisi moral-laden dan morally-neutral.
Definisi moral-laden menghendaki bahwa tolak ukur kehagiaan adalah niai-nilai
moral, yang pada intinya adalah kebahagiaan berpusat pada pelaksanaan kebaikan
(virtue). Di sisi lain, definisi kebahagian secara netral lebih menekankan pada
kesejahtraan subjektif dalam bentuk kepuasan penuh terhadap hidup atau
pencapaian terhadap kenikmatan yang tinggi.
Kebahagiaan adalah hak dasar bagi
manusia atau di sebut sebagai authentic happiness (kebahagiaan sejati).
Authentic happiness adalah kebahagian yang abadi dalam segala aspek. Tidak
bersifat temporal dan sementara, tidak pula bersifat parsial dalam waktu-waktu
tertentu seperti yang dipersepsi sebagaian orang bahwa bersenang-senang dengan
mabuk, sex bebas adalah kesenangan. Pandangan tersebut hanyalah kalaupun
disebut kebahagian—kebahagian semu dan sementara. Masih menurut Seligman bahwa
sejatinya kebahagian yang otentik (sejati) adalah perasaan baik yang
ditimbulkan oleh kebaikan yang diperbuat oleh manusia.
Daftar Pustaka
Jusmiati. 2017. Konsep
Kebahagian Martin Seligman: Sebuah Penelitian Awal. Rausyan Fikr, Vol. 13 No.2
Desember 2017: 359-374
0 komentar:
Posting Komentar