Media
Sosial dan Gangguan Kepribadian Narsistik
Manik Muthmain
143104101077
Mata Kuliah :
Psikologi Abnormal
Dosen Pengampu :
Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., MA.
Seiring perkembangan zaman, memasuki era
digital tidak lepas dengan adanya media sosial. Istilah media sosial tersusun
dari dua kata, yakni “media” dan “sosial”. “Media” diartikan sebagai alat
komunikasi (Laughey, McQuail dalam Mulawarman dan Nurfitri, Aldila Dyas. 2017).
Sedangkan kata “sosial” diartikan sebagai kenyataan sosial bahwa setiap individu
melakukan aksi yang memberikan kontribusi kepada masyarakat. Pernyataan ini
menegaskan bahwa pada kenyataannya, media dan semua perangkat lunak merupakan
“sosial” atau dalam makna bahwa keduanya merupakan produk dari proses sosial
(Durkheim dalam Mulawarman dan Nurfitri, Aldila Dyas. 2017).
Kepribadian seseorang berperan penting
dalam penggunaan medsos yang bersifat adiktif . Salah satu tipe kepribadian
yang berkaitan dengan aktifitas di medsos adalah narsisme (Hong, Huang, Lin,
& Chiu dalam Mulawarman dan Nurfitri, Aldila Dyas. 2017 ). Hal ini
dikarenakan medsos menyediakan ruang bagi individu untuk mengekspresikan ambisi
dan kesuksesan yang diraih kepada audience
dengan jangkauan yang lebih luas serta adanya kesempatan untuk mendapatkan reward berupa pengakuan atau mendapat
banyak likes serta komentar dari
pengguna medsos yang lain. Konstruksi terbentuknya narsisme pada pengguna
medsos perlu ditelaah dan diteliti lebih jauh lagi.
Gangguan kepribadian narsistik adalah
kondisi patologis dari narsisme. Ciri dari pengidapnya adalah merasa dirinya
sangat penting, merasa sangat sukses, unik dan spesial, rasa kurang empati, sering cemburu dan sombong (American
Psychiatric Association dalam Rachmah. Eva Nur dan Luvy K. 2017). Hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin, status
hubungan serta narsisme, berkontibusi secara signifikan dalam penggunaan medsos
secara berlebihan (CS Andreassen et al., dalam Rachmah. Eva Nur dan Luvy K. 2017).
Adapun faktor yang memengaruhi
kecenderungan narsisistik di media sosial berdasarkan hasil penelitian
(Sedikides, Gregg, Rudich, Kumashiro, & Rusbult dalam Sembiring. Kembaren
Dianelia R. 2017) adalah self-esteem.
Seseorang yang mengalami ketidakstabilan dalam faktor self-esteem akan sangat bergantung pada interaksi sosial. Faktor lain
yang mempengaruhi kecenderungan narsisistik adalah depresi di mana orang dengan
kondisi depresi berpikiran negatif akan diri sendiri, lingkungan dan masa
depan, juga mengalami rasa bersalah dan menarik diri dalam manjalani
kehidupannya. Di samping itu, subjective
well-being juga merupakan faktor yang mempengaruhi kecenderungan
narsisistik yaitu seseorang
merasakan kebahagiaan hanya sebatas pada suatu hal.
Terkadang seseorang memandang narsisme
merupakan hal yang biasa dan tidak perlu mendapatkan penanganan. Hal ini
mungkin ada benarnya bila penderita narsis tersebut belum tergolong ke dalam
tingkat yang parah atau belum mengganggu kenyamanan orang lain. Ketika seorang
penderita narsis sudah terjebak dalam pemikiran bahwa segalanya harus sempurna
(perfect) dan semuanya tidak boleh ada yang salah, maka hal tersebut bisa
menimbulkan masalah bagi kehidupan dan lingkungan sekitarnya. Dampaknya
hubungan di sekolah, tempat kerja, atau hubungan interaksi yang lain menjadi
sangat terganggu. Jika dibiarkan berlarut-larut, hal ini tentu akan membuat
penderita menjadi tidak bahagia dan semakin bingung dengan segala bentuk emosi
yang berkecamuk dalam dirinya. Akibat terburuknya bila penderita dijauhi, maka
penderita akan merasa kebutuhan interaksinya dengan manusia lain tidak
terpenuhi. Pada saat seperti inilah penderita narsis perlu mendapatkan
pengobatan melalui penanganan secara psikologis.Peran orang tua, guru,
lingkungan sekitar dan self control sangatlah
berpengaruh untuk mencegah narsistik yang berlebihan pada pengunaan medsos.
Daftar
Pustaka
Mulawarman dan Nurfitri, Aldila Dyas.
2017. Jurnal. Perilaku Pengguna Media
Sosial
beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan.
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
beserta Implikasinya Ditinjau dari Perspektif Psikologi Sosial Terapan.
Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Rachmah. Eva Nur dan Luvy K. 2017. Jurnal.Relasi Narsisme dan Konsep Diri
pada
Pengguna Instagram. Fakultas Psikologi Universitas 45 Surabaya.
Pengguna Instagram. Fakultas Psikologi Universitas 45 Surabaya.
Sembiring. Kembaren Dianelia R. 2017. Jurnal. Hubungan anatara Kesepian dan
Kecenderungan
Narsistik pada Pengguna Jejaring Sosial Media Instagram. Fakultas
Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
0 komentar:
Posting Komentar