22.4.19

Kepedulian Sosial



Menumbuhkan Rasa Cinta Kepada Sesama
Ika Fatmawati
183104101185
Mata Kuliah : Psikologi Umum II
Dosen Pengampu : Fx. Wahyu Widiantoro S.Psi., M.A

Bulan lalu saya berkesempatan mengantarkan bingkisan bakti sosial (baksos) dalam rangka Nu Amoorea berbagi. Bukan sebuah acara besar atau agenda khusus. Saat donasi terkumpul langsung di belanjakan dan di salurkan kepada mereka yang membutuhkan. Warga sekitar tempat tinggal kami adalah target utama. Tujuan  kegiatan ini adalah memberikan manfaat tidak hanya kepada pengguna produk Nu Amoorea saja, tetapi orang di sekitar kita dari keluarga tidak mampu. Nu Amoorea adalah produk perawatan dan kecantikan kulit wajah.

 Salah satu keluarga yang saya kunjungi adalah keluarga Mbah Tum. Saya di persilahkan masuk melalui pintu belakang, melewati dapur dan langsung menuju tempat Mbah Tum terbaring. Saya tidak mengenal beliau sebelumnya dan beliau juga tidak mengenal saya. Suami Mbah Tum menceritakan sejak kapan istrinya sakit dan ternyata beliau sendiri juga ispa akut karena terkena abu letusan Gunung Kelud beberapa tahun silam.


Keduanya sudah lanjut usia, juga sakit., Mereka tinggal di rumah bersama anak angkat mereka. Saya sempat berpikir, bersyukur beliau sudah lanjut usia ada yang merawat. Seorang perempuan tidak lama kemudian duduk di samping saya, bercerita bahwa dirinya juga harus operasi. Ada penyakit dalam rahimnya yang harus segera di tangani.

Menurut Menko PMK sebetulnya sudah ada bantuan dari pemerintah dalam upaya memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui berbagai program dan partisipasi masyarakat. Penyaluran bantuan sosial untuk keluarga miskin, antara lain dilakukan melalui Bansos PKH, Bansos Pangan (BPNT), KIS dan KIP.  “Bantuan sosial tersebut diharapkan dapat menurunkan beban masyarakat yang berpendapatan rendah dan meningkatkan daya beli masyarakat,” tandas Puan Maharani  (Kedaulatan Rakyat: 2019)

Seseorang yang memberitahukan cinta, hadiah, ucapan terima kasih, memuji, menyanjung dengan doa atau selain doa, dan mensuport, itu meningkatkan rasa cinta kepada orang lain( Asyim : 2002). Bukhari meriwayatkan dalam sebuah hadist, “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian saling mencintai.”

Kita memberi hadiah tidak harus menunggu momen tertentu, misalnya ulang tahun, pernikahan atau perayaan hari besar agama. Apalagi memberikan bantuan kepada saudara di sekitar kita yang membutuhkan bantuan, tidak perlu diminta karena keadaan ekonomi bisa dilihat dari kondisi mereka sehari- hari. Mereka merasa nyaman dan jarang berkeluh kesah karena mereka menjaga harga diri, menjaga martabat keluarga.

Pantang bagi mereka untuk meminta- minta. Lebih baik berusaha sekuat tenaga untuk tidak menengadahkan tangan dengan segala keterbatasan. Terkadang membuat hati saya gerimis saat mereka masih bisa dan mengupayakan berbagi kepada tetangga kanan kiri dengan apa yang mereka miliki, meskipun hanya sepotong singkong.

Bentuk hadiah sederhana seperti buku, pakaian, atau makanan dapat diberikan, yang penting bermanfaat untuk penerimanya. Barang yang diberikan tidak harus mahal dan mewah, bahkan dengan senyuman dan nasehat yang melegakan juga dapat bernilai hadiah bagi orang yang membutuhkannya. Saling memberi hadiah akan mempererat hubungan persaudaraan.

Seseorang, saat memberikan hadiah hendaknya tidak pernah berharap memperoleh balasan dari orang yang dia beri hadiah. Sebab, Allah telah menyiapkan balasan yang lebih baik apabila kita memberikannya dengan ikhlas. Adapun dalam menerima hadiah, hendaknya orang yang menerima hadiah menerima dengan baik pemberian saudaranya, bersyukur atas pemberian tersebut karena itu adalah rezeki dari Allah. 

"Rasulullah Saw memberiku sebuah bingkisan, lalu aku berkata, ‘Berikan hadiah itu kepada orang yang lebih fakir dariku’, lalu beliau menjawab, ‘Ambillah, jika datang kepadamu sesuatu dari harta ini, sedangkan engkau tidak tamak dan tidak pula memintanya, maka ambilah dan simpan untuk dirimu, jika engkau menghendakinya, maka makanlah. Dan bila engkau tidak menginginkannya maka bersedekahlah dengannya." (Hadist Riwayat Bukhari-Muslim).
 
Jangan menunggu kaya baru kita akan memberi hadiah, karna banyak orang miskin yang bisa memuliakan tamunya dengan hal yang istimewa. Mereka yang hidupnya sederhana bisa membiasakan diri untuk berbagi kepada sesamanya. Kita yang sehat dan masih mampu untuk berusaha seharusnya bisa melakukan hal yang lebih baik.

Kita akan merasakan untaian doa- doa yang tulus dari mereka jika orang yang kita beri hadiah itu tidak kita kenal sebelumnya. Merasakan ketenangan batin, rendah hati dan meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah. Ada kebahagiaan yang mengalir ketika mereka tersenyum dan menyambut kita dengan tangan terbuka. Kebahagian yang datang karena kebahagiaan saudaranya. Demikian sedikit gambaran suasana hati yang saya rasakan dalam kegiatan tersebut.


Daftar Pustaka :
--    - Kedaulatan Rakyat (2019). Bansos harus digunakan kegiatan mandiri. 10 Februari, Halaman 8
-          -  Asyim, H. A. (2002). Perusak- perusak ukhuwah. Jakarta Timur : Darul Falah.

0 komentar:

Posting Komentar