Berkati Gaho 17.310.410.1162 Mata kuliah :
Psikologi Abnormal
Gangguan identitas gender
merupakan gangguan yang penderitanya merasa jika dirinya adalah pria atau
wanita, terjadi konflik antara identitas gender nya dengan anatomi gendernya.
Identitas jenis kelamin disini adalah kondisi psikologi yang mencerminkan
perasaan dari dalam diri seseorang entah itu sebagai laki-laki ataupun wanita.
Identitas gender ini adalah refleksi dari dalam diri seseorang yang berkaitan
dengan keberadaan dirinya, entah itu sebagai pria ataupun wanita. Sehingga
identitas jenis kelamin atau gender identity adalah berkaitan dengan
sikap, perilaku, serta atribut lainnya yang penentuannya dilakukan secara
kultural baik itu maskulinitas ataupun feminitas. Konsep
tentang normal dan abnormal ini biasanya berkaitan dengan pengaruh sosial
budaya. Perilaku seksual yang dianggap normal bila memang sesuai dengan norma
yang ada di masyarakat dan dianggap menyimpang jika di luar dari kebiasaan
masyarakat.
Nevid (2002), menjelaskan bahwa gangguan identitas gender yaitu identifikasi yang kuat dan
persisten terhadap gender lainnya. Adanya
ekspresi yang berulang dari hasrat untuk menjadi anggota dari gender lain,
preferensi untuk menggunakan pakaian gender lain, adanya fantasi yang terus
menerus mengenai menjadi lawan jenis, bermain dengan lawan jenis,
Perasaan tidak nyaman yang kuat
dan terus menerus, biasa muncul pada anak-anak. Anak laki-laki mengutarakan bahwa alat
genitalnya menjijikkan, menolak permainan laki-laki, sedangkan pada perempuan
adanya keinginan untuk tidak menumbuhkan buah dada, memaksa buang air kecil
sambil berdiri.
Penyebab gangguan identitas gender ini berawal ketika
masa kanak-kanak, biasanya akan teramati pada rentang usia 2-4 tahun. Gangguan
identitas gender ini sering dikaitkan dengan perilaku lintas gender semisal
sering berpakaian layaknya lawan jenisnya, lebih senang bermain dengan lawan
jenis, serta melalukan permainan yang biasanya dinggap sebagai permainan yang
dilakukan lawan jenisnya.
Belum ada teori ataupun
penelitian yang pasti apakah hal yang menjadi penyebab gangguan identitas
gender ini. Meskipun beberapa hal diantaranya dikaitkan faktor biologis,
terkait dengan hormon seseorang hanya saja belum ada data yang tersedia
mengenai hal tersebut. Faktor biologis lainnya merupakan kelainan yang terjadi
pada struktur otak ataupun kromosom, namun ini pun juga tidak ada penjelasan
yang lebih konklusif.
Selain itu hal lainnya yang
menjadi penyebab dari munculnya gangguan ini juga bisa berasal dari faktor
sosial serta psikologis. Psikodinamika
menjelaskan jika orang yang mengalami gangguan identitas gender tidak akan
berkaitan dengan tipikal dari sejarah keluarganya. Faktor keluarga mungkin akan
berperan serta dalam mengkombinasikannya dengan kencederungan dari faktor
biologisnya. Penderita gangguan identitas gender seringkali memperlihatkan
gender yang berlawanan dengan alat bermain serta pakaiannya ketika masih
anak-anak. Hormon penatal di dalam dirinya juga tidak seimbang.
Ada beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam mengatasi gangguan identitas gender ini, antara lain adalah:
1. Body Alternations
Dalam terapi ini, usaha yang
dilakukan bertujuan untuk mengubah bentuk tubuh seseorang agar memang sesuai
dengan identitas gendernya. Untuk melakukan terapi ini, setidaknya penderita
gangguan ini harus mengikut psikoterapi 6-12 bulan dan menjalani hidup sesuai
dengan yang memang diinginkannya. Perubahan yang dapat dilakukan mulai dari
bedah kosmetik, elektrolisis untuk pembuangan rembut wajah, pengisian hormon
dan lainnya.
2. Mengganti Kelamin
Meskipun cara ini cukup
kontroversial dan bertentangan dengan aturan yang ada, namun banyak penderita
identitas gender yang memilih hal tersebut untuk mengatasi gangguan yang dideritanya.
Tentu sebelum memutuskan untuk melakukan operasi penggantian kelamin, benar
benar dipikirkan terlebih dahulu dengan matang. Jika penderita mengalami delusi
paranoid, maka ahli bedah bisa menolak permintaannya. Pria yang ingin mengubah
dirinya menjadi wanita biasanya akan ditingkatkan hormon estrogennya. Sedangkan
wanita, ditingkatkan hormon androgennya. Sebelum operasi dilakukan, wajib bagi
pasien untuk hidup sebagai lawan jenisnya kurang lebih satu tahun.
Jadi dari ulasan diatas mengenai
gangguan identitas gender. Tentu saja cara mengatasi yang paling tepat adalah
mengembalikan penderita sesuai dengan gender yang dimilikinya. tentu dukungan
dari keluarga adalah hal terpenting.
Refrensi:
Nevid, Jeffrey S., Rathus,
Spencer A., Greene, Beverly. (2002). Psikologi abnormal jilid dua edisi
kelima. Jakarta : Erlangga. Davison, Gerald C dkk, Psikologi Abnormal Edisi ke
– 9
Gangguan Identitas Gender (Gender Identity
Disorder) dalam https://dosenpsikologi.com/gangguan-identitas-gender Diakses pada tanggal 16 Agustus 2017.
Nevid 2002. Gangguan jenis
identintas jenis kelamin dalam https://www.slideshare.net/widyawira3/gangguan-identitas-jenis-kelamin.
Diakses pada tanggal 20 Desember 2014.
|
0 komentar:
Posting Komentar