14.3.19

Dibalik Perceraian Orangtua


Meysella Al Firdha Hanim
(18.310.410.1196)


                Setiap orang pasti menginginkan sebuah keluarga yang harmonis, tapi tidak semua anggota keluarga menjalankan perannya dengan maksimal. Orangtua berperan penting dalam membentuk karakter anak karena lingkungan pertama yang akan dilalui anak adalah lingkungan keluarga, sehingga harmonisnya hubungan anggota keluarga akan ikut mempengaruhi mental dan pembentukan karakter anak. Harmonisnya hubungan orangtua, membuat mental dan karakter anak tumbuh berkembang dengan baik karena anak tidak menyaksikan pertengkaran orangtuanya dan komunikasi orangtua dengan anak tidak dipengaruhi emosi kemarahan setelah adanya pertengkaran bapak dan ibu.
                Gunarsa (2004), mendefinisikan kenakalan remaja itu terjadi pada remaja yang mempunyai konsep diri lebih negatif dibandingkan dengan remaja yang tidak bermasalah. Remaja yang dibesarkan dalam keluarga kurang harmonis dan memiliki kecenderungan yang lebih besar menjadi remaja yang nakal dibandingkan remaja yang dibesarkan dalam keluarga harmonis dan memiliki konsep diri yang positif. Kenakalan remaja ini ada yang berkaitan dengan kriminal misalnya perkelahian, pencurian, dan penyalahgunaan obat. Kenakalan remaja non kriminal, misalnya membolos di jam sekolah, kasar dan tidak sopan kepada orangtua. Oleh karena itu lingkungan keluarga yang kurang harmonis dan broken home harus diperbaiki sedini mungkin agar tidak mengganggu tumbuh kembang anak, apalagi masa remaja adalah proses mencari jati diri.
                Erikson (dalam Yusuf, 2004) menyatakan masa remaja adalah masa pencarian identitas diri, karena identitas diri merupakan titik penting dari pengalaman hidup remaja pada keadaan yang diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa depan. Walaupun telah bercerai, orangtua harus tetap mendampingi tumbuh kembang anak remajanya walaupun pendampingannya tidak dilakukan bersamaan antara bapak, ibu dan anak remaja. Komunikasi yang baik serta keterbukaan dan pemberian pemahaman yang baik kepada remaja mengenai kondisi keluarganya akan mempermudah remaja agar dapat lebih menerima keadaan keluarganya dan lebih mudah dalam memaafkan. Kepada remaja yang orangtuanya bercerai agar dapat lebih terbuka kepada orang terdekatnya dalam mencurahkan perasaannya, serta mengembangkan pemikiran positif dan dapat mengambil hikmah dari perceraian orangtua.

Referensi
Gunarsa, Singgih D. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Jakarta: Gunung Mulia.
Syamsu Yusuf. (2004). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

0 komentar:

Posting Komentar