Bullying
pada peserta didik
Rr.Sekarlangit Ayuningtyas Rahawarin
18.310.410.1179
psikologi umum 2
Pembahasan
masalah bullying tidak pernah habis dari masa kemasa. Setiap tahun selalu ada
kasus-kasus baru tentang perilaku peserta didik yang diketegorikan sebagai
perilaku menyimpang, dilakukan secara sengaja dengan niat untuk melemahkan
korban, mempermalukan, dan dilakukan berulang-ulang.
Tentunya
kita pernah mendengar kata "Bullying", bukan? Bullying tergolong
kepada perilaku yang tidak baik atau perilaku menyimpang, hal ini dikarenakan
bahwa perilaku tersebut memiliki dampak yang cukup serius. Bullying dalam
jangka pendek dapat menimbulkan perasaan tidak aman, terisolasi, perasaan harga
diri yang rendah, depresi, atau menderita stress yang dapat berakhir dengan
bunuh diri. Dalam jangka panjang, korban bullying dapat menderita masalah
emosional dan perilaku.
Apakah perilaku bullying itu dipengaruhi oleh
teman-temanya yang juga melakukan perilaku bullying? Sehingga peserta didik
mencoba mencontoh perilaku tersebut untuk mendapatkan rasa aman dari
lingkungannya? Atau sebagai bentuk penyeragaman perilaku dengan lingkungannya?
Apakah kebutuhan akan rasa aman menyebabkan seseorang melakukan perilaku
bullying? Atau karena peserta didik melakukan perilaku bullying menyebabkan
seseorang merasa aman?
Menurut
Bandura dalam teori belajar sosialnya, perilaku tersebut dapat terjadi karena
dua metode yaitu pembelajaran instrumental yaitu terjadi jika sesuatu perilaku
di beri penguat atau diberi reward (hadiah), maka perilaku tersebut cenderung
akan diulang pada waktu yang lain. Dan pembelajaran observasional yaitu terjadi
jika seseorang belajar perilaku yang baru melalui observasi atau pengamatan
kepada orang lain yang disebut ―model‖. Lebih lanjut Bandura mengatakan bahwa,
perilaku agresif merupakan sesuatu yang dipelajari dan bukannya perilaku yang
dibawa individu sejak lahir perilaku agresif ini dipelajari dari lingkungan
sosial seperti interaksi dengan keluarga, interaksi, dengan rekan sebaya dan
media massa melalui modelling. Selain karena akibat dari mencontoh (model )
melalui mengamatan serta adanya penguatan dari lingkungan terhadap perilaku
tersebut, bullying ini terjadi juga kerena bully juga tidak mendapatkan
konsekuensi dari pihak guru atau sekolah, maka dari sudut terori belajar, bully
mendapatkan reward atau penguatan dari prilakunya. Si bully akan mempresepsikan
bahwa perilakunya justru mendapatkan pembenaran bahkan memberinya identitas
sosial yang membanggakan pihak-pihak outsider
Pemberian
efek yang jera kepada para pelaku akan memberikan antisipasi untuk mencegah
timbulnya perilaku bullying yang baru.
Sikap dari sekolah yang tidak memberikan terguran terhadap pelaku bullying
verbal serta sikap apatis dari ligkungan
menjadi penguat oleh peserta didik melakukan perilaku bullying
Referensi
Djuwita, Ratna, 2008.Bullying
:Kekerasan Terselubung Di Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008
0 komentar:
Posting Komentar