10.7.18

Psikologi Lingkungan 2


Lahan di Pinggir Waduk Rawabadak Dijadikan Area "Urban Farming"




Fahrunisa Yeni Astari
16.310.410.1156


Psikologi Lingkungan


Lahan di pinggir Waduk Rawabadak, Jakarta Utara, akan dimanfaatkan sebagai area pertanian warga yang menggunakan metode hidroponik dan akuaponik. Lurah Rawa Badak Selatan Sutarjo mengatakan, pemanfaatan lahan kosong sebagai area urban farming bertujuan untuk mengenalkan teknologi pertanian kepada warga. "Konsep asalnya adalah memperkenalkan teknologi pertanian ya. Saya ingin masyarakat yang punya kolam itu daripada sirkulasinya tidak menghasilkan apa-apa, lebih baik disirkulasikan ke tanaman yang bisa menghasilkan," kata Sutarjo, kepada Kompas.com, Selasa (10/7/2018). Baca juga: Kekeringan, Petani Tanami Lahan Waduk Dawuhan dengan Palawija Walau begitu, ia tak mempermasalahkan bila warga ingin berkebun atau bertani tanpa menggunakan konsep urban farming. Yang penting, kata dia, lahan tersebut bisa dimanfaatkan secara produktif. "Saya tetap konsepnya untuk menanam tanaman produktif, singkong boleh, tomat boleh. Jadi, kita sudah bosan lihat taman, di mana-mana kembang, tapi enggak bisa dimakan," ujar Sutarjo. Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah titik memang telah ditanami pohon buah-buahan seperti pohon pepaya, mangga, hingga singkong.

Walau begitu, ia tak mempermasalahkan bila warga ingin berkebun atau bertani tanpa menggunakan konsep urban farming. Yang penting, kata dia, lahan tersebut bisa dimanfaatkan secara produktif. "Saya tetap konsepnya untuk menanam tanaman produktif, singkong boleh, tomat boleh. Jadi, kita sudah bosan lihat taman, di mana-mana kembang, tapi enggak bisa dimakan," ujar Sutarjo. Pantauan Kompas.com di lokasi, sejumlah titik memang telah ditanami pohon buah-buahan seperti pohon pepaya, mangga, hingga singkong.

Adapun area urban farming yang dimaksud Sutarjo sudah mulai terlihat bentuknya. Kerangka pipa-pipa dan tiga buah kolam sedang dikerjakan oleh petugas. Sutarjo menuturkan, area urban farming tersebut nantinya akan dikelola oleh warga dengan dukungan pemerintah. "Kita sambil jalan saja namanya juga swadaya. Kita bareng-bareng gotong royong saja, jadi enggak hanya pemerintah saja, enggak cuma warga saja," kata Sutarjo.

Artikel Kompas.com /2018/07/10/

0 komentar:

Posting Komentar