Nama
|
:
|
Ana Istiqomah
|
NIM
|
:
|
163104101126
|
Judul artikel
|
:
|
Limbah Popok
Bayi Picu Ikan Sungai Brantas Punah dan Jadi Banci
|
Nama penulis
|
:
|
Yuswantoro
|
Nama penerbit
|
:
|
Sindonews.com
|
Tanggal terbit
|
:
|
29 Agustus
2017
|
Tingkat pencemaran air Sungai Brantas sudah
sangat mengkhawatirkan. Bahkan, pencemaran air di sungai ini membuat ikan mulai
mengalami kepunahan dan kelainan interseksual atau menjadi ikan banci. Salah
satu pemicu kepuanahan dan kelainan interseksual ini ialah tingginya kandungan
bahan organik dalam air sungai akibat pencemaran popok bayi.
Direktur coton, Prigi Arisandi
mengatakan bahwa pencemaran air Sungai Brantas berkaibat fatal. Tercatat, ada
belasan jenis ikan air tawar di sungai tersebut tidak ditemukan lagi.
Selain berakibat pada kepunahan,
pencemaran juga mengakibatkan ketidakseimbangan ekosistem. Hasil penelitian
membuktikan adanya senyawa pengganggu hormon yang memicu kondisi ikan menjadi
interseksual. Akibatnya perilaku ikan lebih mengarah pada betina. Munculnya
senyawa pengganggu hormon juga dipicu oleh penggunaan pestisida dan pupuk kimia
secara berlebihan. Penggunaan suntik hormon pada ternak juga menghasilkan
senyawa ini karena kotoran dari ternak tersebut akan membawa kelebihan hormon.
Selain itu juga penambangan yang tidak terkendali membawa damapak rusaknya
habitat ikan yang ideal.
Dari artikel ini kita dapat mengetahui
dampak jangka panjang dari pencemaran sungai yang semula kita anggap merupakan
hal yang dapat dimaklumi ketika kita melakukan ‘hal kecil’ seperti membuang
‘sedikit’ saja sampah ke sungai yang memiliki banyak air. Akan tetapi ternyata
bila banyak orang yang melakukan ‘hal kecil’ itu ternyata dapat membawa
pengaruh besar terhadap ekosistem sungai tersebut. Setidaknya, jika kita tidak
mau melakukan ‘hal besar’ seperti misalnya kampanye mengenai lingkungan sehat,
menggerakkan warga untuk memelihara kebiasaan bersih dan sehat, kita lakukan
‘hal kecil’ saja dulu seperti membuang sampah pada tempatnya.
0 komentar:
Posting Komentar