Histeria dalam psikologi
Nama : Yona Sahputri L
Nim : 163104101136
Psikologi Abnormal
b. Jenis-jenis histeria Histeria digolongkan menjadi 2, yaitu reaksi konversi atau histeria minor dan reaksi disosiasi atau histeria mayor.
1) Histeria minor atau reaksi konversi Pada histeria minor kecemasan diubah atau dikonversikan (sehingga disebut reaksi konversi) menjadi gangguanfungsional susunan saraf somatomotorik atau somatosensorik,dengan gejala : lumpuh, kejang-kejang, mati raba, buta, tuli, dst.
2) Histeria mayor atau reaksi disosiasi
Histeria jenis ini dapat terjadi bila kecemasan yang yang alami penderita demikian hebat, sehingga dapat memisahkanbeberapa fungsi kepribadian satu dengan lainnya sehingga bagian yang terpisah tersebut berfungsi secara otonom, sehingga timbul gejala-gejala : amnesia, somnabulisme, fugue, dan kepribadian ganda.
c. Faktor penyebab histeria
Menurut Sigmund Freud, histeria terjadi karena pengalaman traumatis (pengalaman menyakitkan) yang kemudian direpresi atau ditekan ke dalam alam tidak sadar. Maksudnya adalah untuk melupakan atau menghilangkan pengalaman tersebut. Namun pengalaman traumatis tersebut tidak dapat dihilangkan begitu saja, melainkan ada dalam alam tidak sadar (uncociousness) dan suatu saat muncul kedalam sadar tetapi dalam bentuk gannguan jiwa.
d. Terapi terhadap penderita histeria
Ada beberapa teknik terapi yang dapat dilakukan untuk menyembuhkan hysteria yaitu :
Teknik hipnosis (pernah diterapkan oleh dr. Joseph Breuer);
Teknik asosiasi bebas (dikembangkan oleh Sigmund Freud);
Psikoterapi suportif.
Farmakoterapi.
Daftar Pustaka :
Dirgagunarsa, Singgih. (1988) Pengantar Psikologi . Jakarta :BPK Gunung Mulia.
0 komentar:
Posting Komentar