PARA
PEREMPUAN PENGELOLA SAMPAH UNTUK SELAMATKAN BUMI
Nur Roy Tri Rahayu
163104101129
Psikologi Lingkungan

Banyaknya sampah yang tidak bisa didaur ulang membuat ibu-ibu warga
Dusun Selang IV, Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, merasa prihatin. Dengan
inisiatif, warga ibu-ibu di dusun ini pun membuat berbagai kerajinan dari
sampah plastik yang dibuat menjadi bernilai ekonomis tinggi. Salah satu
penggagas pemanfaatan sampah ini yaitu Sulamini (45) mengatakan, awalnya dia
mendapatkan pelatihan daur ulang sampah untuk bank sampah yang dimulai dari
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) tahun 2012.
Saat itu bukan bank sampah, melainkan sodaqoh sampah. Setelah
berjalan beberapa waktu, banyak anak muda yang ikut, tetapi tak bertahan lama
karena sebagian memilih untuk merantau. Saat ini usaha itu terus
berkembang dan bersama 8 orang perempuan mengembangkan bank sampah Catur
Mandiri. Tak mudah mengajak warga untuk aktif menyetorkan sampahnya ke bank
tersebut. Saat ini dua kali sebulan warga menyetorkan sampah rumah tangganya.
Sulamini mengatakan, berbekal pengetahuan dari pelatihan, para
pengelola mengolah sampah, seperti botol plastik, plastik bungkus makanan,
hingga zak semen, dibuat menjadi kerajinan mulai dari vas bunga, tempat sampah,
dompet, hingga berbagai produk kerajinan. Untuk memasarkannya tidak begitu
sulit karena sudah ada pelanggan. Selain itu, juga ikut pameran. Dalam
seminggu, omzet yang dihasilkan maksimal Rp 1 juta, tetapi saat sepi hanya
ratusan ribu. Warga yang ikut membantu mengelola bank sampah, Rani Widyaningsih,
menambahkan, saat ini mereka cukup kewalahan untuk menerima pesanan dari luar
karena masih sedikit warga yang ikut.
Kesimpulan : Peran bank sampah didaerah tersebut selain untuk mengurangi
sampah juga untuk kesehatan lingkungan. Juga untuk menambah perekonomian
keluarga.
Sumber : Kompas 20 April 2018
0 komentar:
Posting Komentar