24.3.18

Peran Orangtua Dalam Pembentukan Karakter Anak


Hari ini, Sabtu 24 Maret 2018 saya menghadiri sebuah seminar tentang parenting dengan tema “Peran Orangtua Dalam Pembentukan Karakter Anak” yang diadakan di kantor saya,
Kinderstation Daycare & Preschool. Seminar yang dihadiri oleh sejumlah orangtua murid dan tentu saja para pengajar di Kinderstation tersebut mengundang pembicara yang juga seorang psikolog dan pengajar di Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, ibu Dewi Handayani Harahap. M.Psi. Ada poin penting yang disampaikan oleh ibu Dewi berkaitan dengan tema tersebut, yaitu bahwa selain faktor genetika, ternyata faktor lingkungan juga berpengaruh dalam hal perkembangan karakter anak.

Disampaikan pula oleh ibu Dewi, bahwa anak usia 0-4 tahun, sel jaringan otak anak berkembang hingga 50%nya, sehingga jika pada otak anak usia tersebut tidak mendapatkan rangsangan secara maksimal, maka tumbuh kembangnya tidak optimal baik secara fisik maupun mentalnya. Berikutnya, otak anak akan berkembang 80% pada usia 8 tahun dan akan mencapai 100% di usia 18 tahun.

Keluarga adalah pendidikan pertama untuk anak, sebelum kemudian orang tua menyerahkan anaknya untuk dididik di sekolah. Menurut Albert Bandura, hubungan interaksi timbal balik dengan orang lain mempengaruhi seseorang. Anak pada usia dini mudah sekali menyerap apapun yang yang dia rasakan, dengar ataupun dilihat. Oleh karena itu penting untuk orangtua selain memberikan nasehat atau arahan, juga memberikan contoh yang baik kepada anak. Peran serta orang tua dalam pendidikan anak juga berperan dalam prestasi anak. Sehingga dibutuhkan juga kerjasama antar orangtua dan sekolah.

Kemudian diakhir seminar tesebut diadakan sesi tanya jawab diantaranya tentang seberapa besar pengaruh peran ayah dalam perkembangan kepribadian anak, jika anak hanya menghabiskan sebagian besar waktunya dengan ibu yang dikarenakan oleh berbagai macam hal, yang kemudian ditanggapi oleh ibu Dewi bahwa setidaknya didalam sebuah keluarga idealnya perlu ada seseorang yang dapat menjadi pengganti figur sosok ayah dengan intensitas interaksi yang rutin. Karena bagaimanapun juga seorang ibu tidak bisa sekaligus berperan sebagai ayah.



Daftar Pustaka:
  1. Dewi Handayani Harahap. M.Psi, dalam seminar parenting di kinderstation, Sabtu, 24 Maret 2018
  2.       Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
     

0 komentar:

Posting Komentar