Perkembangan
kehidupan tiap individu dimulai sejak dalam kandungan. Dalam satu masa
kehidupan, agar bisa menjalankan
tugas-tugas perkembangan selanjutnya individu
tersebut harus menyelesaikan tugas perkembangan sesuai dengan periode umurnya. Ketika
satu tugas perkembangan terselesaikan dengan baik maka rasa perasaan bahagia
karena keberhasilan tersebut akan menjadi dasar untuk menjalankan tugas
perkembangan selanjutnya. Akan tetapi ketika individu tersebut mengalami
kegagalan, maka perasaan tidak bahagia akan menjadikannya sulit untuk
menjalankan tugas-tugas selanjutnya. Sebagai contohnya, ketika seorang anak mengalami
kegagalan pada fase awal , maka nantinya kelak pada masa dewasa ia akan tumbuh
menjadi pribadi yang tidak matang.
Seorang ahli psikoanalisis, Sigmund Freud mengatakan bahwa sebagian
kepribadian manusia terbentuk di usia 5 tahun. Jika tugas-tugas perkembangan
psikoseksualnya dapat terlewati dengan baik, maka akan menghasilkan anak dengan
kepribadian yang sehat. Pada fase awal individu yaitu fase oral, sumber
interaksi bayi dalam mencari kesenangan id-nya terfokus pada area mulut. Melalui
stimulasi oral ini bayi mengembangkan rasa kenyamanan dan rasa kepercayaan.
Pada saat penyapihan, anak secara
tidak langsung akan mengalami konfliknya yang pertama, karena anak akan mulai
mengurangi ketergantungannya pada sang ibu. Perasaan tidak bahagia karena
proses penyapihan ini akan mengakibatkan rasa ketidakpuasan anak pada masa
oral. Sehingga anak akan mengalami kemunduran
pada perkembangan kepribadian anak, dimana sang anak akan merasa kurang
aman, selalu meminta perhatian lebih dari orang lain dan bergantung kepada
orang lain. Akan tetapi, kepuasan yang berlebihan pada anak juga akan berakibat
yang tidak baik untuk perkembangan kepribadiannya. Karena anak akan cenderung
berkepribadian kurang bertanggung jawab serta bersikap rakus.
Penulis
menyimpulkan bahwa fase oral adalah saat titik puncak awal dalam pembentukan
kepribadian seseorang, maka dari itu penulis sangat memberikan anjuran guna
melakukan sosialisasi terhadap para orang tua mengenai pengetahuan ini, para
orang tua yang mempunyai anak dalam fase-fase ini diwajibkan melakukan
perhatian secara penuh terhadap hal ini guna perkembangan kepribadian yang
matang untuk si anak sendiri.
Daftar pustaka:
- Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press
- Dr. Sumanto, M.A. 2014. Psikologi Perkembangan. Yoyakarta. CAPS
- http://nad.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?ID=1495&ContentTypeId=0x01003DCABABC04B7084595DA364423DE7897
Oleh: Widuri Mayangsari
NIM: 1731.0410.1167
Psikologi Umum 2
Psikologi Umum 2
0 komentar:
Posting Komentar