17.3.18

DISLEKSIA

Oleh : Riyanti
NIM : 17.310.410.1163
Psikologi Umum 2


Taare Zameen Par. Ini adalah sebuah film India. Dan tulisan saya ini bukan mau review film tersebut . Namun memang ada hubungannya dengan apa yang mau saya tulis. Kali ini saya mau membahas tentang disleksia. Sedikit informasi, film tersebut memang menceritakan seorang anak bernama Ishan yang mengidap disleksia. Pesan saya,siapkan tissue sebelum menonton film tersebut. Ada pesan penting dalam setiap adegan dan dialog dalam film tersebut. Amat sangat berguna bagi orangtua maupun guru yang mendampingi anak pengidap disleksia.
Saya sendiri pernah mendampingi anak yang mengalami disleksia, yang awalnya saya belum paham betul anak ini kenapa,namun setelah saya bertanya kepada beberapa ahli hasilnya condong ke arah bahwa anak tersebut mengalami gangguan,disleksia. Yang tersulit kala itu adalah bagaimana saya menyampaikan kepada orangtuanya tentang kondisi anaknya,meyakinkan orangtuanya agar mau membawa periksa lebih dalam ke ahlinya.
Secara garis besar disleksia adalah sebuah bentuk kesulitan belajar yang dialami seseorang dalam melakukan kegiatan membaca yang diakibatkan sebagian saraf otak tidak bekerja secara optimal. Anak-anak yang mengidap disleksia mengalami ketidakmampuan dalam membedakan dan memisahkan bunyi dari kata-kata yang diucapkan. Selain itu anak yang mengidap disleksia memiliki kesulitan dalam permainan yang mengucapkan bunyi-bunyi yang mirip.
Ciri-ciri anak yang mengidap disleksia adalah:
1. Membaca dengan amat lamban dan terkesan tidak yakin apa yang diucapkan
2. Menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya yang beranjak dari satu teks ke teks berikutnya
3. Melewatkan beberapa suku kata ataupun huruf dalam kata,misal masak menjadi masa 
4. Membolak-balikkan susunan huruf atau suku kata,misal dadu menjadi babu
5. Salah melafalkan kata dengan kata lain
6. Membuat kata sendiri yang tidak punya arti
7. Mengabaikan tanda baca.
8. Mengganti huruf atau angka,misal lupa menjadi luga, 3 menjadi 8.
Hingga saat ini para ahli neurologis belum dapat mengetahui fungsi otak manusia secara keseluruhan,baru beberapa bagian saja. yang sudah dapat dikenali fungsinya secara pasti dan memiliki keterkaitan satu sama lain. Pada saat manusia melakukan kegiatan pemprosesan bahasa,aktivitas pada hemisfera bagian kiri akan tampak lebih besar dari yang kanan,sedang pada orang yang menngalami disleksia aktivitas hemisvera kedua bagian menjadi sama besar. Hemisfira adalah dua sisi simetris yang membagi otak besar. Salah satu penyebab terhambatnya anak disleksia dalam melakukan pemprosesan bahasa adalah dikarenakan terjdinya pemusatan pada perjalanan saraf penghubung menjadikan proses penginformasian anatar saraf semakin lama.
Jika dikaitkan kembali dengan film di atas maka bisa diambil sebuah pelajaran  bahwa,sebagai orangtua maupun pendidik sebaiknya terus mengobservasi anak-anaknya dengan baik,sehingga gejala awal adanya gangguan yang dialami anak dapat segera diatasi.

Daftar Pustaka
Fanu,James le 2007. Deteksi Dini Masalah-Masalah Psikologi Anak. Yogyakarta : Think


0 komentar:

Posting Komentar