ARTIKEL KE-5: KUALITAS UDARA
(ATLET-ATLET ASIAN GAMES BERISIKO TERPAPAR POLUSI)
NAMA:
I R W A N T O
NIM. 16.310.410.1125)
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
MATA
KULIAH: PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Penyelenggaraan Asian Games 2018 pada
18 Agustus sampai 2 september 2018 membutuhkan udara bersih di Jakarta dan
Palembang, Sumatera Selatan. Di Jakarta diperlukan terobosan khusus karena data
indeks mutu udara dua tahun terakhir menunjukkan, saat itu udara Jakarta
terpolusi debu atau PM 2,5 pada rentang menengah hingga tak sehat. Di
Palembang, mutu udara periode itu aman karena di bawah standar Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO). Mutu ini agar dijaga dengan memastikan tak ada kebakaran
hutan dan lahan. Di Jakarta, jika memakai standar WHO, hampir semua hari pada
periode itu melewati standar WHO 25 mikrogram per milimeter kubik. Debu halus
ini berbahaya karena bisa mencapai paru-paru sampai pembuluh darah sehingga
memicu berbagai penyakit berbahaya.
Menurut standar nasional, baku mutu
ambien PM 2,5 yang hanya 65 mikrogram per milimeter kubik, mutu udara Jakarta
masih baik. Namun, standar ini tak bisa jadi acuan karena kegiatan berskala
internasional. Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut
Teknologi Bandung Puji Lestari, polusi udara di kota-kota besar di Indonesia
pada tingkat membahayakan, jika tak ada upaya pengendalian, polusi udara terus
meningkat. Saat Olimpiade 2008, China menghentikan operasi pabrik-pabriknya
selama sebulan sebelumnya. Demi mengurangi kabut polutan di udara. Dasrul
Chaniago, Direktur pengendalian pencemaran udara kementerian lingkungan hidup
dan kehutanan, mengatakan, pemerintah berupaya meningkatkan mutu udara.
Sumber: Kompas. Kamis. Tanggal 15
Februari 2018. Kualitas Udara:
Atlet-atlet Asian games berisiko terpapar polusi. Halaman 14.
0 komentar:
Posting Komentar