RESENSI ARTIKEL: MEMPEROLEH KEPUASAN
KERJA
Arundati
Shinta
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Orang sering
mengeluh bahwa pekerjaannya begitu membosankan, namun ia tidak berani keluar
dari organisasi. Alasannya klasik yaitu mencari pekerjaan baru adalah sangat
sulit. Jadi meskipun merasa tidak puas dengan pekerjaan sekarang, namun tetap
lumayan bisa mendapatkan gaji daripada tidak sama sekali. Karyawan itu juga
mengakui bahwa rasa bosan akan turun dan rasa puas terhadap pekerjaan akan
naik, bila gajinya ditambah. Benarkah pendapat karyawan tersebut? Apakah ia
begitu dikendalikan oleh uang? Apakah kepuasan kerja itu?
Persoalan yang
berhubungan dengan kepuasan kerja adalah banyaknya anak muda lulusan perguruan
tinggi yang sering berpindah kerja. Berpindah kerja itu tentu saja akan
menganggu proses pengembangan karier. Anak muda masa kini berpindah pekerjaan
sekitar lima kali atau lebih sepanjang hidupnya. Hal ini sangat berbeda dengan
generasi senior yang mana mereka cenderung setia pada organisasi sampai usia
pensiun. Perpindahan kerja terjadi karena adanya rasa tidak puas terhadap
orgnisasi yang dihadapinya sekarang. Kalau kita sering merasa tidak puas dalam
bekerja, apa sebenarnya makna bekerja itu?
Makna bekerja ada
beberapa antara lain:
Ø Pada tingkat paling dasar, orang bekerja untuk bertahan
hidup. Uang yang diperoleh dari bekerja itu digunakan untuk memperoleh makanan,
pakaian, dan tempat tinggal. Prinsip dasar bekerja adalah kita mengganti
sejumlah jam dari usia kita untuk uang, dan kita menggunakan uang itu untuk
hidup.
Ø Bekerja menjadi sumber utama dari makna dan tujuan hidup.
Ø Bekerja merupakan cara untuk memperoleh harga diri dan
prestasi
Ø Bekerja adalah sebagai sarana untuk membina hubungan dengan
orang lain.
Ø Bekerja merupakan bagian inti dari identitas kita: orang akan
mempertimbangkan diri kita berdasarkan pekerjaan kita.
Apa saja tips untuk
mendapatkan pekerjaan yang memuaskan dan mencapai karier yang memuaskan?
Berikut adalah 5 tips dari Pillemer (2011).
Ø Pilihlah karier yang memberi imbalan intrinsik (sesuatu dari
dalam diri), bukan karena alasan besarnya gaji yang diperoleh. Kesalahan
terbesar orang-orang dalam memutuskan untuk mengambil suatu pekerjaan adalah
karena penghasilannya besar. Padahal rasa memiliki suatu tujuan dan semangat
untuk menyelesaikan suatu tugas pekerjaan akan mengalahkan perolehan gaji
seseorang.
Ø Jangan menyerah untuk mencari pekerjaan yang membuat kita
bahagia. Mungkin saja pekerjaan pertama atau kedua tidak memberikan rasa puas
seperti yang kita harapkan. Banyak karyawan yang merasa ’salah jalan’, namun
kita tetap harus berusaha mencari pekerjaan yang membahagiakan secara
intrinsik. Ketekunan adalah kunci untuk menemukan pekerjaan yang kita cintai.
Proses ini mungkin berlangsung selama bertahun-tahun, tetapi janganlah
menyerah.
Ø Lakukanlah yang terbaik dari suatu pekerjaan yang ’buruk’. Kita
sering kali berada dalam pekerjaan yang tidak ideal seperti: terlalu banyak
tugas, lokasi kerja telalu jauh, lingkungan kerja pengap, promosi kerja tidak
jelas, rekan kerja menyebalkan, dan sebagainya. Berada dalam situasi kerja
buruk seperti itu merupakan kesempatan untuk mendapatkan pengalaman menaklukkan
pekerjaan buruk. Pengalaman ini adalah bekal untuk meniti karir yang lebih
tinggi.
Ø Milikilah ketrampilan interpersonal. Ketrampilan ini adalah
penentu kesuksesan seseronag, bukan kepandaian atau bakatnya. Ketrampilan
interpersonal itu terdiri dari kemampuan untuk berempati, mampu mempertimbangkan,
mendengarkan, dan menyelesaikan konflik. Prinsip dasar untuk mendapatkan
ketrampilan interpersonal ini adalah kerendahan hati. Kita harus menghormati /
berempati pada pengalaman kerja dari bawahan kita. Pengalaman mereka akan
memperkaya sikap kerja kita.
Ø Milikilah otonomi kerja. Otonomi berarti kemampuan untuk
bertindak mandiri atas keinginan sendiri dan kebebasan untuk mengarahkan diri. Otonomi
dan fleksibilitas adalah kunci untuk mendapatkan pekerjaan yang menyenangkan
dan lebih banyak memberi kebabasan. Kepuasan kerja sangat erat hubungannya
dengan otonomi kita dalam bekerja.
Kemenarikan artikel
adalah pada pembahasannya yang rinci. Pembahasan ini sesuai untuk para lulusan
perguruan tinggi yang kini semakin lama semakin banyak. Berdasarkan artikel ini
generasi muda diingatkan supaya tidak mudah untuk memutuskan pindah pekerjaan
karena alasan sepele atau pun karena adalan gaji yang diperoleh.
Kelemahan artikel
ini adalah kurangnya pembahasan tentang situasi buruk yang dihadapi individu
pada saat ini dalam pekerjaannya. Penulis kurang membahas bahwa individu berada
dalam situasi kerja yang buruk adalah bukan kebetulan. Tidak ada kebetulan
dalam hidup ini. Kebetulan yang dialami tersebut sebenarnya kesempatan bagi
individu untuk menggali potensinya.
Berikut adalah
artikel lengkapnya.
Sumber resensi:
Dwiputri, A.
(2013). Memeroleh kepuasan kerja. Kompas.
25 Agustus, halaman 18.
0 komentar:
Posting Komentar