14.1.18

Pembelaan bagi Populisme Ekonomi


Nama : Yona Sahputri L
NIM : 16.310.410.1136
Judul  : Pembelaan bagi Populisme Ekonomi
Sumber : Kompas
Tanggal Terbit : 13 januari 2018
     Kaum populis tidak menyukai pengekangan yang dilakukan terhadap politisi lembaga eksekutif.  Kaum populis menganggap mereka mewakili mayoritas warga sehingga peraturan yang diberlakukan kepada mereka dianggap sebagai bentuk pengekangan terhadap kehendak publik.  Pengekangan ini hanya akan menguntungkan"musuh masyarakat", seperti kaum minoritas dab asing (dalam sudut pandabg kaum populis sayap kiri) .
   Solusi terhadap kondisi seperti ini adalah pentingnya keberadaan bank sentral yang independen,yang steril dari politik, dan bekerja semata untuk menjalankan mandatnya menjaga stabilitas harga. Dampak populisme makroekonomi itu bisa kita lihat dengan mudah di Amerika Latin. Sebagaimana argumen Jeffrey D Sachs, Sebastian Edwars, Dan Rudiger Dornbusch beberapa tahun lalu, kebijakan moneter dan fisikal yang tidak berkelanjutan adalah kecaman bagi wilayah tersebut sebelum akhirnya ortodoksi ekonomi mulai muncul pada awal 1990-an.
Bagian dari narasi kaum populis saat ini bersumber dari anggapan yang tak sepenuhnya salah bahwa sebagian besar pengambulan keputusan oleh pemerintah beberapa dekade terakhir memang hanya menguntungkan kelompok elite.  Perusahaan multinasional dan investor semakin besar pengaruhnya dalam menentukan agenda negoisasi perdagangan internasional sehingga rezim global secara tidaj propirsional menguntungkan pemodal dan merugikan pekerja.  Populisme politik adalah ancaman yang harus dihindari sesulit apapun. Sebaliknya,populisne ekonomi kadang dibutuhkan karena pada kasus tertentu populisme ekonomi adalah satu-satunya cara menghambat munculnya populisme politik.

(project Syndicat, 2018.www.project-syndicate. org)

0 komentar:

Posting Komentar