24.1.18

RESENSI ARTIKEL: NODA YANG MENGINSPIRASI

NODA YANG MENGINSPIRASI

WAHYU RELISA NINGRUM
15.310.410.1087
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



“Teyeng” berarti “karatan”. Batik teyeng adalah kain batik yang bercorak isian dari karat besi. Filosofi teyeng atau karatan besi dalam batik yaitu melambangkan dosa-dosa yang sengaja maupun tidak disengaja dilakukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Seiring waktu berjalan, dosa-dosa tersebut harus diubah menjadi sebuah keindahan. Oleh karena itu, sejak tahun 2013, Firman (pencipta produk batik teyeng di Surabaya, Jawa Timur) melakukan eksperimen dengan sejumlah cara untuk menemukan metode yang tepat untuk menghasilkan batik teyeng. 
Eksperimen tersebut dilakukan juga agar masyarakat mau membeli produknya dan menghilangkan tanggapan negatif tentang noda karat tersebut. Menjadi tantangan tersendiri untuk bisa menjual produk dan menyadarkan masyarakat tentang nilai seni dari suatu produk yang berawal dari noda karat yang umumnya tidak disukai oleh masyarakat.

Sisi positifnya, ialah Firman adalah sosok yang sangat menginspirasi masyarakat untuk terus berjuang, pantang menyerah, selalu berusaha dan berinovasi terhadap suatu hal yang memiliki cap negatif sebelumnya di lingkungan masyarakat. Sehingga melahirkan produk yag memberi wara baru bagi batik di Taah Air. Perbedaan akan indah pada waktuya, jadi tetaplah semangat dan selalu berkreativitas untuk selalu menciptakan produk baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan tentunya mempunyai nilai jual dan seni yang tinggi.
Sisi negatifnya, tidak mencatumkan tanggapan masyarakat, khususnya konsumen setelah membeli dan menggunakan batik teyeng. Hal itu bertujuan agar masyarakat mengetahui kualitas batik teyeng tersebut, sehingga masyarakatkanpun semakin tertarik untuk membeli. 

Sumber:
Kompas, 30 Desember 2017. Hal 19.

0 komentar:

Posting Komentar