24.11.17

PSIKOLOGI BERBAGI: DALAM PENDAMPINGAN KEPADA SISWA, DENGAN TEMA HIDUP UNTUK BELAJAR Di SMK PERINDUSTRI YOGYAKARTA



PSIKOLOGI BERBAGI: DALAM PENDAMPINGAN KEPADA SISWA, DENGAN TEMA HIDUP UNTUK BELAJAR
Di SMK PERINDUSTRI YOGYAKARTA

I R W A N T O
NIM. 163104101125

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

   Pelaksanaan psikologi berbagi di SMK Perindustrian, dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 November 2017, dimulai pada pukul 12,30 sampai dengan 14.15 WIB, yang dihadiri oleh 19 siswa murid kelas XII-A pada program studi Kimia. Alamat sekolah ini adalah Jl. Kalisahak, No. 26 Yogyakarta. Acara ini kami laksanakan sebagai bentuk kerjasama anatara fakultas psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta dengan SMK Perindustrian, serta untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi kepribadian 2 yang di ampu oleh dosen Bapak Fx. Wahyu Widiantoro, S.Psi, MA. Ada pun tema yang diambil dalam acara psikologi berbagi yaitu HIDUP UNTUK BELAJAR. Ada pun TIM KELOMPOK yaitu Ningnurani, Irwanto, Fatkhul Aziz dan Nurul Widiastoni.      

PEMAPARAN ISI PSIKOLOGI BERBAGI

Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan. Motivasi sangat diperlukan dalam pelaksanaan aktivitas manusia karena motivasi merupakan hal yang dapat menyebabkan, menyalurkan dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerja giat dan antusias untuk mencapai hasil yang optimal (Hurlock, 1978). Motivasi merupakan salah satu aspek psikis yang memiliki pengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar. Dalam psikologi, istilah motif sering dibedakan dengan istilah motivasi. Untuk lebih jelasnya apa yang dimaksud dengan motif dan motivasi, berikut ini penulis akan memberikan pengertian dari kedua istilah tersebut. Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan dari dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu. Motif dapat juga diartikan tingkah laku atau perbuatan suatu tujuan atau perangsang. Dalam arti lain motif adalah segala daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motif adalah dorongan atau kekuatan diri dalam diri seseorang yang dapat menggerakkan dirinya untuk melakukan sesuatu.
Motivasi merupakan suatu proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan seseorang individu untuk mencapai tujuan. Motivasi dapat juaga diartikan sebuah dorongan emosional baik dari dalam maupun dari luar, yang diberikan kepada seseorang agar termotivasi untuk melakukan usaha atau kegiatan. Motivasi dapat menumbuhkan kreativitas seorang anak. Seseorang yang termotivasi akan memiliki semangat juang yang tinggi untuk memecahkan segala persoalan yang membelit kehidupnya. Dengan berpikir kreatif maka manusia akan mampu menciptakan karya yang orisinal dan tidak akan pernah kehabisan ide bilamana sedang mengalami himpitan maupun permasalahan-permasalahan yang menyelimuti dirinya dan orang lain. Maka dari itu mengingat pentingnya motivasi dalam mengembangkan kreativitas anak. Keterlibatan orang tua dan guru dalam mendidik dan melatih kerativitas anak sangat dibutuhkan.
Menurut McClelland (Surya, 2003: 104) “Pada dasarnya dalam diri setiap orang terdapat kebutuhan untiuk melakukan perbuatan dalam memperoleh hasil sebaik-baiknya. Kebutuhan ini disebut sebagai kebutuhan untuk berprestasi (need for achievment) dan mendorong individu untuk melakukan perbuatan sebaik mungkin”. Menurut Syakira (2015) motivasi berprestasi didefinisikan sebagai aksi dan perasaan yang berkaitan dengan pencapaian standar keunggulan penyatuan sikap. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang kuat cenderung bertanggung jawab, memperhitungkan resiko, membuat perencanaan dengan bijaksana dan menghemat waktu. Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah motivasi atau dorongan untuk melakukan usaha semaksimal mungkin untuk hasil yang terbaik.
Individu yang memiliki motivasi berprestasi adalah individu yang siap menerima berbagai tantangan dalam mencapai prestasi tersebut dan senantiasa mengevaluasi tugas-tugasnya dengan berbagai cara misalnya dengan membandingkan  dengan hasil kerja orang lain atau dengan standar tetentu (Mundar, Utami, 1985). Dengan kata lain motivasi berprestasi adalah kecenderungan untuk meraih prestasi dalam hubungan dengan nilai standar keunggulan. Individu cenderung memiliki dorongan yang lebih kuat untuk melakukan yang terbaik. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kerja keras dan  motivasi besar dalam dirinya untuk senantiasa melakukan yang terbaik sesuai dengan potensi yang dimilikinya (Lisa Ariesti, Chandra Ertikanto, 2010). Banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang, faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: Kemampuan intelektual mempengaruhi motivasi berprestasi seseorang. Kemampuan intelektual yang tinggi akan lebih menonjol memiliki motivasi berprestasi dibandingkan dengan individu yang memiliki kemapuan intelektual rendah (Pamilu, Anik, 2007).
Kemampuan intelektual akan memperkuat motivasi peserta didik melaksanakan tugas-tugas perkembangannya. Tingkat pendidikan orangtua, Cara orang tua mengasuh anak dapat menimbulkan motivasi berprestasi yang tinggi dan juga dipengaruhi oleh tingkat pendididkan orang tua karena orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan mempunyai aspirasi dan motivasi untuk mendorong anak agar berprestasi setinggitingginya. Jenis kelamin, Terdapat perbedaan motivasi berprestasi antara pria dan wanita, pria mempunyai motivasi berprestasi lebih tinggi dibanding wanita (Hakam, 2008).  Pola asuh, motivasi berprestasi dibentuk sejak masa kanak-kanak dan dipengaruhi oleh cara ibu mengasuh anaknya. Lingkungan, tantangan yang ada dalam suatu lingkungan akan menentukan tinggi rendahnya dorongan berprestasi individu.
Ciri-ciri individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah sebagai berikut (Nasution, 1995): a. Melakukan usaha belajar semaksimal mungkin, b. Kecenderungan untuk unggul dalam berprestasi, c. Tekun dan gigih terhadap tugas-tugas yang berkaitan dengan kemajuannya. d. Usaha yang dilakukannya sangat menonjol. e. Rasa peraya diri yang besar dan f. Memanfaatkan waktu untuk belajar dengan sungguh-sungguh.


REFERENSI
Hurlock, E. B,1978. Perkembangan Anak, Alih Bahasa: Meitasari Tejandra & Muslichah Zarkasih, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hakam. 2008. Hasil Pendidikan dan Dimensi Kecerdasan, Majalah Fasilitator Edisi II.

Lisa Ariesti, Chandra Ertikanto. 2010. Hubungan Berpikir Kreatif dan Motivasi dengan Hasil Belajar Melalui Model PBL. Jurnal Pendidikan Fisika FKIP Unila, Vol. 3. No.1.

Mundar, Utami, 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta: PT Gramedia.

Nasution.1995. Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Pamilu, Anik, 2007. Mengembangkan Kreativitas dan Kecerdasan Anak, Yogyakarta: Citra Media.

DOKUMENTASI










0 komentar:

Posting Komentar