13.10.17

REVIEW: TERAPI PERILAKU (BEHAVIOUR THERAPY): Desensitisasi Sistematis

TERAPI PERILAKU (BEHAVIOUR THERAPY):
Desensitisasi Sistematis

WAHYU RELISA NINGRUM
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



Terapi perilaku merupakan aplikasi dari prinsip-prinsip belajar dalam menanggulangi perilaku maladaftif. Fokus terapis dalam terapi ini terletak pada penanganan secara tepat terhadap keluhan yang ditampilkan klien dan melatih klien untuk mendapatkan keterampilan baru yang berguna dalam mengendalikan kehidupan agar lebih efektif. Beberapa jenis terapi perilaku yang banyak digunakan orang, yaitu relaksasi, desensitisasi sistematis, pembiasaan operant, modeling, pelatihan asersi, pelatihan aversif dan biofeedback.
Desensitisasi sistematis merupakan salah satu jenis terapi yang didasarkan untuk membuat seseorang lebih tidak sensitif terhadap suatu hal, keadaan, atau pendapat dengan tahapan yang memiliki urutan tertentu. Teknik desensitisasi sistematis perlu memperhatikan dua hal. Pertama, pembuatan program terapi antara klien dan terapis secara tepat. Kedua, menentukan objek yang menakutkan itu. Teknik terapi ini akan lebih baik digunakan kalau objek yang menyebabkan ketakutan relatif jelas, misalnya menangani ketakutan pada suatu benda (fobia) atau ketakutan pada saat harus berpidato di hadapan banyak orang dengan alasan yang irasional.
Ukuran fobia atau tidak seseorang, akan tergantung pada pendapat ilmu pengetahuan dan pemahaman umum. Takut pada binatang tertentu belum tentu disebut fobia. Apabila takutnya berlebihan bisa jadi disebut fobia. Misalnya kaum wanita takut pada kecoa, karena pada umumnya kaum wanita takut pada kecoa bisa jadi normal, sehingga belum bisa disebut fobia.
Jadi, seseorang yang mempunyai fobia atau kecemasan terhadap benda atau sesuatu alangkah baiknya segera ditangani. Mendatangi terapis adalah salah satu langkah awal yang dapat diambil. Terapi perilaku desensitisasi sistematis merupakan pilihan terapi yang dapat menangani fobia tersebut.

Sumber:

Wiramihardja, S.A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. PT Refika Aditama. Bandung. (174-180).

0 komentar:

Posting Komentar