31.10.17

KLIPING, METOPEN # 6

PEMERINTAH GAGAL ATASI PENGEMIS

Oleh : Ningnurani ( 16.310.410.1146 )


Mata kuliah : Metopen


Dosen : Dr. Arundati Shinta ,MA


Fak : psikologi, universitas proklamasi '45 Yogyakarta



 Permasalahan gelandangan dan pengemis masih menjadi beban pembangunan nasional. Maka peran pemerintah dan masyarakat untuk menanggulangi permasalahan ini harus dilakukan secara bersama – sama , sehingga mampu mengurangi kesenjangan sosial yang ada. Gelandangan dan pengemis merupakan kantong kemisikinan yang hidup diperkotaan. Hal ini disebabkan oleh faktor ekonomi, dan kebutuhan hidup yang makin mendesak.Menurut BPS ( Badan Pusat Statistik ), pada maret  2017 jumlah penduduk miskin yakni ada 27,77 juta orang atau 10,64 % dari jumlah total penduduk. Sedangkan menurut data BPS sampai tahun 2015, presentasi penduduk miskin di D.I.Y ada 14,91 %. Sedangkan menurut sekertaris komisi D DPRD DIY Muhammad Yaziz mengatakan “fenomena pengemis ada yang digerakkan oleh mafia “  ( sindonews.com ) 




           Kelebihan :

1.       Masih adanya rasa empati terhadap orang lain.

2.       Dengan dimuat berita seperti  ini , mengigatkan kepada pemda D.I.Y untuk kembali men-segerakan melakukan realisasi untuk mengatasi permasalahan pengemis.
3.   Pemerintah juga punya tanggung jawab membina, merehabilitasi sekaligus memberikan ketrampilan kepada pengemis dan gelandangan.





Kekurangan :

1.      Pemanfaat orang – orang yang berhati dermawan dan baik oleh para pengemis.

2.       Kegagalan seperti apa, di sini belum dijelaskan secara detail.
3.       Mandegnya pembinaan terhadap pengemis dan gelandangan.
 
Kesimpulan:

1.    Masalah pengemis dan gelandangan adalah tanggung jawab bersama, dan yang terpenting adalah pembinaan masyarakat oleh pemerintah daerah setempat dari mana para pengemis itu berasal.

2.  Faktor kemiskinan, dan pendidikan serta kebutuhan yang sangat mendesak adalah pemicu timbulnya pengemis.
  

Daftar pustaka : 
Tribun Jogja, 16 oktober 2017, hal : 4

 

0 komentar:

Posting Komentar