11.6.17

RESENSI PUASA DAN IBADAH SOSIAL



PUASA DAN IBADAH SOSIAL






NURUL WIDIASTONI
163104101152
PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
FAKULTAS PSIKOLOGI UP 45


                Sebuah alkisah  suatu ketika Nabi Musa Berjalan menuju Bukit Sinai  tempat dimana ia menerima perintah-perintah Tuhan. Di dalam perjalan ia bertemu seorang ahli ibadah yang sedang uzlah atau menjauh dari keramaian. Sang ahli ibadah tau kalau nabi musa akan menghadap alloh swt ia memohon supaya di tanyakan di surga tingkat berapakah ia akan di tempatkan di akhirat. Sang abid yakin akan masuk surga karena ia sudah beribadah selama 40 tahun dan mengasingkan diri dari hiruk-pikuk dunia. Ia tidak pernah berbuat dosa dan maksiat ia hanya berdzikir dan beribadah kepada Alloh.



                Setelah di tanyakan kepada alloh abid akan di tempatkan di neraka. Nabi Musa pulang  dan di tanya oleh abid bahwa ia hsrus sabar bahwa alloh akan menempatkan di neraka. Mendengar jawaban itu si abid tak yakin dengan hasil ibadahnya selama ini. Singkat cerita nabi musa bertanya lagi kepada alloh bahwa ia akan di tempatkan di surga, karena alloh menciptakan manusia bukan untuk bersikap egoistik. Bahwa alloh menciptakan manusia untuk membantu manusia lain.



Ibadah sosial



                Dari kisah di atas dapat di simpulkan bahwa manusia hidup ini adalah untuk berhubungan dengan manusia lain. Artinya ia tidak hidup sendiri sebagai mahluk sosial yang selalu membutuhkan dan memberi bantuan kepada orang lain. Di dalam mencapai kebahagiaan hidup puncak tertinggi adalah bisa menolong dan membantu orang lain. Di situ letak kepuasan pribadi untuk aktualisasi diri. Hidup tidak hanya untuk dirinya pribadi tapi untuk kebaikan dan kesejahtraan orang sekitar.



                Puasa Ramadhan di harapkan mampu merasakan penderitaan lapar yang dirasakan oleh orang yang tidak mempunyai cukup uang untuk makan. Dan memberi dampak ibadah sosial di bulan yang penuh berkah ini. Dengan dampak positif puasa yang berbentuk kepedulian sosial terhadap orang yang sulit mendapatkan makan.



Kelebihan artikel :



1.       Menjelaskan secara rinci akan makna keperdulian terhadap orang lain terutama fakir miskin.



2.       Di dalam uraianya penulis juga menyertainya cerita teladan dari para nabi yang mana bisa membantu pembaca dalam memahami dan mengamalkanya.



3.       Penulis juga menyebutkan fakta-fakta berupa data dari hasil penelitian yang bisa meningkatkan rasa kepercayaan pembaca terhadap problem-problem sosial terkini yang bisa memotivasi pembaca dalam memberi bantuan.



Kekurangan artikel :



1.       Penulis di dalam penjabaranya masih kurang panjang karena perlu di sertai dalil berupa ayat atau hadits.



2.       Penulis tidak menyebutkan akibat orang yang tidak mau menolong dan membantu orang lain.



Sumber :



Kompas,9 Juni 2017 halaman 6 , oleh Salahuddin Wahid Pengasuh Pesantren Tebu Ireng.




0 komentar:

Posting Komentar